Senin, 08 September 2014

BilChell LOVE STORY
BAB 12

“Michelle Z..” Baca Billy dan ada Senyum tersungging dibibirnya. Terlintas sebuah rencana dikepalanya. Billy membayar susu dikasir dan billy berkata kepada kasir swalayan “Mbak kalau ada yang mencari dompet ini suruh dia menelepon saya yah... Billy mau megambil kartu nama didompetnya, tapi ternyata sudah habis kemudian dia menulis di truk pembelian dan menitipkanya pada sang kasir, lalu dia keluar swalayan

Sementara itu Michelle belum menyadar dompetnya hilang dan dia berjalan dengan santai menuju Stasiun kereta. Dan didalam mobil Billy sedang menimbang-nimbang dompet Michelle. “Ini dompet lusuh banget.. mana gak ada uangnya lagi... isinya kartu semua..KTP, kartu rumah sakit kartu langganan, kartu diskon, struk pembelian, barang-barang gak penting semua... tapi dia pasti nyariin, kan ada KTPnya.. “Billy bergumam dalam hati sambil senyum-senyum sendiri, pak sopir sampai binggung melihat majikannya.

Disebuah restoran, Eza dan Sheilla tengah menikmati makan malam. Sesekali Sheilla melihat Eza, dia begitu bahagia Eza ada dihadapannya sudah lama Eza tidak mengajaknya makan malam seperti ini. Selesai makan malam, pelayan mengantarkkan kopi, Eza tersenyum “Wahh,, kamu masih ingat yah.. klw aku itu suka minum kopi tiap habis makan malam..”  Eza meminum kopinya

“Pas banget, ..” Eza begitu menikmati kopinya, Sheilla hanya melihat “Gimana gue gak tau coba...  10 tahun lebih gue mengikuti langkah kakak, jadi gue udah hapal kebiasan-kebiasan kakak...”batin Sheilla

Sambil minum kopi mereka bicara tentang banyak hal dah akhirnya topik pembicaraannya adalah kisah masa kecil mereka.
“ingat gak, dulu Billy pernah pulang kerumah belepotan Lumpur..” Kata Eza

“iya... iya Ingat, setelah itu dia sakit dan sekarang malah terobsesi dengan kebersihan..” Kata Shella tertawa

“Tapi dia belepotan lumpur  karena dia berkelahi dengan orang yang ngata-ngatain kamu waktu itu loh..” Kata Eza tersenyum menggingatnya

“Iyaa... Billy waktu kecil mamang manis, tapi sekarang sering nyebelin..” Shiella manyun

“hahaha.... kamu itu kan memang adik kesayangannya.. Cuma Billy memang kurang pandai memngungkapkan rasa sayangnya..” Kata Eza, Sheilla Cuma tersenyum

“Oooh iya...Kamu ingat gak ..?? waktu dulu kamu pernah marah sama aku.. ampe kamu gak mau bicara dan kamu marah aku deket-deket kamu lagi,??? Waktu itu kenapa sih???” Eza bertanyaa dengan heran waktu itu dia binggung sampei sekarang dia belum tau alasannya, sheilla hanya tersenyum, dia ingat dengan jelas kenapa dia marah “ karena kakak pacaran dengan cewek lain.” Batinnya.

 “itu lumayan lama loh, hampir dua minggu, dan setelah aku menggendong kamu pulang karena kamu sakit.. baru kamu mau bicara padaku..” Eza seperti menerawang ke masa lalu. Sheiila tau eza saat itu tidak hanya mengingatnya tapi dia juga sedang mengingat cinta pertamanya itu. Saat itu karena keegoisannya, sheilla  selalu menganggu hubungan mereka, sheilla tau air matanya adalah kelemahan Eza, dia selalu menangis minta ditemanin kesana kemari, mungkin karena Eza terlalu mamperhatikan Sheilla makanya mereka putus. Sheilla senang mereka putus, tapi saat melihat akibatnya pada Eza sheilla sedih. Demi melupakan wanita itu Eza memilih sekolah keluar negeri.

“Aku mau berterima kasih ama kakak...” Sheilla berbicara dan membuyarkan lamunan Eza

“aku hanya ingat waktu kecil dulu kakak selalu ngebelain aku, ngejagain aku.. dan aku bersyukur Kakak selalu ada disamping aku ..” Kata Shiella serius. Tapi Eza hanya tersenyum

“aku kan udah janji kalau aku akan jagain kamu... “Kata Eza tersenyum sambil mengusap-usap kepela Sheill. Janji yang dulu sewaktu kecil Eza ucapkan setelah Ayahnya pergi.

“Kakak tau kenapa waktu itu aku marah.. ???“ kata Shella “mungkin ini saatnya aku mengungkapkan perasaan ini..”Batinnya , eza mendengar Sheilla dan saat Sheilla akan bicara lagi Tiba-tiba Telpon Eza berdering, saat melihat nama yang tertulis disana

 “Aku angkat telpon dulu yah..” Kata Eza pada Sheilla.

Shiella hanya memandang kepergian Eza “Aku gak ngerti, kakak memang gak tau, atau pura-pura tidak tau, Kakak Memang akan sesalu ada buat aku, Tapi Aku menginginkan lebih, bukan hanya sekedar kewajiban, berapa lama lagi aku harus menunjukan rasa cintaku padamu baru kamu mengerti..”Batin Shella sedih.

Michelle telah sampai diPanti, dia belum menyadari dompetnye yang hilang. Sesampainya dipanti dia langsung melihat keadaan Rendy... rendy kelihatan lemah sekali, “sepertinya aku harus membawanya kerumah sakit besok..” batin Michelle.

Dikediaman billy, dikamar billy sedang melihat lihat dompet lusuh Michelle sambil tidur tiduran “Itu cewek kayaknya bukan Cuma Aneh,,, tapi lemot juga deh... masa iya dia gak nyadar nyadar dompenya hilang... “ Billy bergumam sendiri sambil melihat Dompet itu tapi beberapa menit kemudian dia sadar,” ngapain gue urusin ini dompet..” dan dia pun melempar dompet itu kesatas meja dan Billy pun memejamkan matanya kemuadian tidur.

Kesesaokan paginya, Rendy makin parah.. demamnya gak kunjung turun, Michelle cemas. Dia sudah memutuskan akan membawa Rendy kerumah sakit. Saat dia mencari dompet yang berisi kartu-kartu itu, barulah dia menyadari dompet itu tidak ada, seluruh isi tas dia keluarkan tapi tidak ada. Michelle berpikir keras, dan dia ingat, terakhir dia melihat dompet itu di swalayan tadi malam.

Hari masih begitu pagi, Michelle berjalan tergesa-gesa, sambil menggendong Rendy Menuju ke swalayan semalam, berharap dompet itu ada disana, karena walaupun tak ada uangnya, tapi didompet itu ada KTP dan Kartu berobat Rendy. Sesampainya disana pelayan swalayan yang tadi malam sudah pulang, Michelle menanyakannya pada kasir, dan untungnya Pelayan tadi malam menitipkan pesan itu kepada temannya.

“Dompet Mbak ditemukan oleh seseorang.... dan Orang itu menitipkan Nomor Hpnya..”kata gadis kasir itu sambil menyodorkan Secarik kertas.
“Terima kasih..”Michelle mengambil kertas itu.

Sambil berjalan keluar, Michelle mengambil Hpnya didalam tas, dan menekan nomor yang tertulis dikertas. “Tuuut... Tuutt...” terdengar suara sambungan, tapi tidak ada yang mengangkat, Michelle men-dial nomor itu lagi, tp lag-lagi tidak diangkat, Michelle melakukannya terus. Sedangkan dikamar Billy, Hpnya terus berdering tapi Billy sedang ada dikamar mandi. Setelah lelah menelepon tidak ada jawaban, Michelle berhenti “Mungkin orangnya masih tidur..ini kan masih terlalu pagi” bathinnya, dia berjalan menuju Halte. Karena hari masih terlalu pagi, jadi udara masih dinggin, Michelle memeluk Randy yang ada di gendongannya. Dia membawa rendy bersamanya karena setelah dompetnya ketemu dia ingin membawa Rendy langsung kerumah sakit.

Billy sudah selesai mandi dan dia memakai bajunya saat dia akan memakai dasi dia melihat HP nya ada 6 panggilan tak terjawab. Billy pun menelepon nomer tersebut, “ Haloo....” terdengar suara cewek di seberang sana, Billy tersenyum penuh Arti..
“Haloo... kamu siapa,,” Tanya billy
“Saya yang kehilangan dompet mas..” kata Michelle lega, akhirnya.
“Michelle ....” Billy pura-pura bertanya
“Iya mas.. Saya Michelle.. dimana saya bisa mengambil dompet saya mas..”
“Kamu lagi ada dimana.. ??” tanya Billy
“Saya ada di Halte dekat swalayan mas..” Michelle terlihat sabar.

“Kalau begitu kamu tunggu aku disana saja... kebetulan kantor aku searah denga Halte itu,,” Billy tersenyum lagi

“Ahh.. terima kasih mas.. saya tunggu...” Suara Michelle terlihat Lega, HP dimatikan

“karena kejadian semalam, Loe harus gue kasih pelajaran sedikit...” Billy tersenyum puas. Setelah siap sebelum turun ke meja makan Billy melihat agenda nya, hari ini lumayan kosong”batinya. Kemudian dia turun ke Ruang makan, Billy sarapan dengan santainya, trus dia masih sempat bermain dengan paris, membaca koran, Sheilla heran melihat billy.

“Tumben loe pagi-pagi sesantai ini... Biasanya loe kayak orang dikejar-kejar..” Billy Cuma senyum, “Loe harus nungguin Gue..” Batin Billy, Sheilla heran melihat senyuman Billy.

Sementara itu Michelle masih menunggu di halte, waku telah menunjukan pukul 08.30 langit terlihat mendung. Michelle masih memeluk Randy dengan Kuat, di telponnya lagi Nomor tadi, Billy melihat, tapi sengaja tidak mengangkatnya. Michelle kemudian teringat Rangga, dia harus menelepon rangga mungkin hari ini dia tidak bisa bekerja. Dicarinya Nomor Rangga setelah ketemu Michelle menelepon “Hallo Mas... “

“Iya Michelle.. “ Rangga.. sedang merapikan berkas-berkasnya dia hendak kekantor..

“Maaf Mas... Mungkin saya gak bisa pergi bekerja hari ini...”kata Michelle
“kenapa..” rangga bertanya
“adik saya sakit mas..” Jawab Michelle singkat
“oohh,, Ya sudah kalau begitu.. gak papa kok.. semoga adik kamu cepat sembuh yah....”
“terima kasih Mas... “ Michelle lega.

Waktu telah menunjukkan Pukul 09.00 pagi Michelle sudah terlihat cemas, hujan pun sudah turun. Sementara itu Billy bukannya pergi menemui Michelle dia malah pergi menemui Kleinnya dulu. Michelle  masih menunggu tapi dia sudah mulai cemas, hujan sudah mulai deras, Michelle memeluk randi, “Maafin kakak.. harusnya kakak gak bawa kamu..” dia makin memeluk randy kencang, Randy terlihat pucat. 1 jam berlalu, Billy tak kuncung tiba, 2 jam sudah. Billy masih belum kelihatan, Michelle cemas. Dan tepat pukul 11.00 siang Billy pun keluar dari kantornya “Kayaknya udah cukup lama deh gue buat dia menunggu.. gue rasa udah saatnya gue kasih dompetnya..” Billy menyetir mobilnya menuju Halte.

Michelle melihat Randy, Randy begitu lemah dan makin pucat, panasnya begitu tinggi, “Rendy.. Rendy...” Michelle  memanggil panggil Rendy , sepertinya kesadaran rendy menurun. Michelle takut dan karena panik dia sudah tidak memikirkan lagi dompetnya, sekarang tujuan michelle adalah membawa Rendy kerumah sakit secepatnya, dia menunggu taksi, tak ada taksi yang kosong, Michelle mulai kalut.

Dikejauhan Rangga sedang menyetir mobilnya, dia sedang akan mencari makan siang. Tiba-tiba Rangga melihat Michelle dihalte, rangga pun berhenti. Dia keluar dengan Payungnya. Melihat Rangga Michelle lega, “kamu kenapa Cella..”  Kata Rangga melihat Michelle cemas dan kalut.

“Tolong saya Mas.. Saya mau bawa adik saya kerumah sakit, tapi tidak ada taksi... Adik saya sakit mas... “Michelle kalut, Rangga belum pernah melihat ekspresi Michelle begini.

“Ya udah.. bawa masuk ke mobil.. Biar Gue antar”  rengga membuka pintu mobil dan memayungi Michelle. Setelah michelle masuk rangga menutup mobilnya dan berlalu masuk. Mobil rangga pun melaju menuju kerumah sakit.

Sementara itu Billy hampir sampai di halte, “Wahh hujan nya lebat juga.. untung janjiannya di Halte... kalau ditaman udah basah kuyup tuh..” Billy berbicara sendiri. Dan saat tiba di halte billy melihat banyak orang berteduh, dan karena Michelle gak kelihatan Billy pun keluar dari mobil dan berlalu menuju Halte, tidak kelihatan Michelle. Billy pun mengambil HP nya dan menelepon Michelle tapi tidak ada jawaban “mana sih cewek aneh itu.. Apa dia belum datang atau pergi sebentar..”Pikir Billy, ntah kenapa bukannya pergi Billy malah memilih duduk diHalte yang sudah sepi, karena orang-orang tadi sudah menaiki bus-bus mereka. Billy menunggu.

Michelle sudah sampai kerumah sakit, Randy sudah tak sadarkan diri, dia berlari ke UGD, Rangga mengejarnya dari belakang. “Dok.. Tolong adik saya dok.. “ Michelle kalut.
“Kenapa ini..” tanya Dokter.

“ dia mungkin pingsan dok.. sudah seminggu dia demam..” Michelle menjelaskan pada dokter, Dokter memeriksa Rendy.

“Udah seminggu dia demam?? Dan tidak ada kejala lain???..” tanya dokter.

“Seminggu ini dia demam dok.. tapi sebenarnya dari 3  minggu yang lalu, demamnya datang dan pergi dok.. sesekali badannya menggigil, dan terakhir saat disuruh bediri dia jatuh dok” Michelle khawatir sementara Rangga hanya melihat dari belakang Michelle

“sepertinya harus diperiksa lebih lanjut.. tolong kamu daftarkan dulu ke adminitrasi.   “ Michelle pu  ke Adminirasi,
“Kartu berobat dan KTP nya mana Mbak...” Kata petugas RS

“Haahh.. “ Michelle memukul kepalanya, “Tadi kan aku mau ngambil dompet itu” Batin michelle.

“Gak bisa apa Mbak langsung ditangani nanti Kartu dan KTP saya nyusul..” kata michelle memohon kepada petugas itu.

“Gak bisa Mbak, kalau kartu dan ktp mbak gak ada. kita hanya  bisa melakukan tindakan ringgan, tp kita idak bisa melakukan tindakan berat..” Petugas menjelaskan, Michelle tau itu, tapi gimana caranya, si penemu dompet pun tak tau dimana rimbanya, dia juga tidak yakin apakah orang itu bener-bener mau mengembalikan dompenya. Michelle binggung.

“Gimana kalau pake KTP saya..” Kata Rangga

“Untuk sementara Bisa sih Mas.. tapi kalau Mas bukan Walinya tetap ajah untuk tindakan-tindakan berat kita gak bisa memalukannya..” Jelas Petugas itu lagi. Rangga melihat Michelle, dia kelihatan Binggung.
“Ya udah gak papa.. yang penting bisa untuk tindakan pemeriksaan Lab, dll bisa kan???” tanya Rangga
“bisa mas... “  kata petugas mengambil KTP rangga.
“makasih Mas... “ kata Michelle
“sama sama Cella..” kata rangga dan mereka berjalan ke kursi ruang tunggu, menunggu hasil test darah Rendy. Wajah Michelle tegang, dan rangga pun hanya diam duduk disamping Michelle
Di halte, Billy sudah mulai tidak sabaran, 2 jam sudah dia menunggu “apa Tu cewek tau kalau tadi  gue kerjain dia..?? dan sekarang dia balas ngerjain gue.” Batin Billy, tapi lagi lagi bukannya beranjak pergi, dia malah memilih menunggu  “Oke.. Gue tunggu 30 menit lagi..kalau loe gak datang.. Gue pergi..”pikir billy masih menunggu.


BERSAMBUNG........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar