Senin, 08 September 2014

BilChell LOVE STORY
BAB 31

“Aaagggghhhh..” Michelle terpekik dalam hati, wajahnya kaget, tanggannya terlipat diatas dadanya, sangking kagetnya Michelle mundur dan tersandung batu, michelle pun jatuh terduduk. Sosok didepannya berusaha menangkapnya tapi terlambat yang sempat dia tangkap hanya tangan kirinya.

“loe kenapa sih..” kata Billy heran, ternyata sosok tinggi yang menghampirinya itu Billy, Michelle cemberut..

“loe ini datang diam-diam gak bersuara, bikin gue kaget ajah..” kata Michelle manyun

“loe juga ngapain jalan sambil ngendap-ngendap gitu...” kata billy heran dan menarik michelle untuk berdiri. Michelle pun berdiri, dia membalikkan badannya dan mencari sosok wanita yang dia lihat. Tidak ada. Billy heran melihatnya.

“loe cari apa??” kata Billy makin binggung melihat michelle celingak celinguk gak jelas.

“aahh.. gak ada apa apa..” kata michelle berbohong, dia tidak akan memberitahukan billy, nanti billy malah meledekinya dan mengatainya pengecut. Dan mungkin juga bayangan itu Cuma perasaannya saja. Billy hanya mengangkat bahu.

“Ngapain Loe manggil gue kemari..” kata Billy heran, tadi Michelle memang mengirim pesan untuk Billy menyuruhnya datang ke taman.

“Malam besok gue juga ada undangan ketempat teman gue, dia juga mau buka cafenya..” kata Michelle, billy mengernyitkan dahi, sangat kebetulan, pikirnya. “mungkin yang michelle maksud adalah cowok di Mall tadi “ batin Billy

“truss..?? “ tanya billy

“Perintah Om Surya gak mungkin Gue langgar, jadi gue mau Gue buat kesepakatan sama Loe..” kata Michelle tegas.

“kesepakatan,,???”tanya Billy heran

“iyaaa.. aku mau kita berangkat bareng dari rumah, trus kamu boleh ngedrop aku dimana ajah.. nanti temen ku bakalan jemput aku..” Kata Michelle

“kalau aku nolak..??” Billy menatap michelle dengan tatapan aneh buat michelle

“kenapa loe nolak?? Loe pasti mau pergi ke acara pembukaan cafe loe dengan pacar Loe kan??.. bukannya gue malah ngebantuin loe yah??” tanya Michelle heran. Michelle benar, tapi ada ketidak relaan dalam hati kecil billy

“Yang buat acara siapa dan dimana?? Dan yang jemput Loe siapa??” Tanya billy, Michelle heran dengan ke kepoan billy hari ini,

“kenapa Loe mau tau??” tanya Michelle, seperti biasa, ditanya balik nanya, batin billy

“ya udah kalau loe gak mau jawab.. gue gak akan setuju dengan kesepakatan ini.. dan soal Ariel, tinggal gue suruh jemput teman gue.. gak susah kok..” kata billy ringan, Michelle menyun,

“oke.. oke... Yang buat acara temen cowok gue, gue lupa dimana tempatnya keran undangannya sama Sahabat gue Shilla dan yang bakal jemput gue itu Shilla,..” kata Michelle, Billy tersenyum “ udah puass kan..” tambah michelle sambil memasang muka sebel melihat billy tersenyum

“yah tergantung Sikap loe besok.. “ katanya sambil menyeringai,

“maksod loe??’ kata Michelle

“tergantung semanis apa sikap loe..” kata billy tersenyum dengan penuh  arti, dia pun meninggalkan michelle ditaman, Michelle sebel setengah mati dan dengan wajah cemberut dia mengikuti billy dari belakang. Mereka berjalan masuk kedalam rumah.

Billy berjalan menuju kamarnya, michelle juga jalan menuju kamarnya dan saat billy memegang hadle pintu, billy menurungkan niatnya dan berbalik arah menatap michelle, Michlle mengerutkan keningnya dan mundur satu langkah,

“besok gue mau dadar gulung buatan Loe dan.. itu penilaian pertama dari gue..  atas sikap manis loe..!!!” kata Billy tersenyum, dan bagi michelle itu sangat menyebalkan.

“uuhhh..” michelle mengepalkan tangannya seperti akan memukul billy, billy berbalik lagi, “ingat loe harus bersikap manis sama gue seharian...” kata Billy lagi dan dia pun masuk kedalam kamarnya terseyum dengan puasnya, Billy membaringkan tuhuhnya  ke ranjang  dan tertidur dengan pulasnya. . Michelle malah memandang sebel, dia masuk dan menutup keras pintu kamarnya, berbaring dengan pikiran kesal dan tampa sadar Michelle pun tertidur.

Keesokan paginya, Michelle sibuk di dapur menyiapkan telur dadar gulung pesanan billy, ingin rasanya michlle mencampurkan garam yang banyak karena sangking kesalnya, tapi dia urung niatnya karena michelle membutuhkan billy untuk rencana nanti malam.

Semua orang telah duduk dimeja makan pagi ini, semuanya lengkap, Cuma michelle yang belum duduk.

“Michelle mana??” tanya Om Surya, dan sebelum yang lainnya menjawab, michelle sudah berjalan ke arah meja makan, tangannya memegang piring berisi telur dadar gulung. Om surya marah melihatnya

“kenapa kamu masuk dapur lagi???” tanya Om surya

“enggak Om.. semalam billy bilang dia ingin makan dadar gulung, jadi aku bangun pagi, untuk membuatnya. ..” kata Michelle, billy tersenyum penuh arti,  Michelle meletakkan dadar gulung tepat dihadapan billy. Semua mata memandang mereka dengan pandangan yang berbeda, ada yang senang, sebel dan heran. Termasuk Sheilla yang heran pada mereka berdua, “ Kenapa mereka berdua tiba-tina akur??” tanya Sheilla dalam hati

Hari sudah menunjukkan pukul 10 pagi, Rumah keluarga billy sepi, Oma dan Tante Natasya pergi ke tempat kerebat yang sedang sakit, Sheilla juga pergi, tinggal Michelle dan Paris yang sedang libur sekolah. Selain mereka juga ada Bik Surti, inah dan pembantu yang lain. Michelle menemani Paris menonton Kartun.  Sesekali mereka tertawa bersama, paris terlihat begitu senang. Tapi saat Sedang enak-enaknya nonton tiba tiba terdengar suara gaduh dari ruang tamu, Michelle kaget ternyata Kak Marsha dan Mas Vino sedang bertengkar,

“kenapa kamu pulang ?? kenapa gak nginap ajah sekalian sama First Love kamu, kamu pasti kangen berat kan..??” Kata Kak Marsya sinis,

“Aku itu nginap dikantor... jangan pikir yang macam-macam dong..” kata Mas Vino, sedikit memohon

“aku gak percaya.. buktinya tadi kamu direstoran dengan wanita itu..” kata Kak Marsya sengit “kamu masih cinta kan sama dia, kamu terpaksa kan saat kita menikah??” tambah Marsya gak kalah sengit.

“.Kenapa itu itu melulu yang kamu ungkit.... kamu gak penah ngertiin aku selalu minta dimengerti, kalau ada yang tidak sesuai dengan keinginan kamu, kamu langsung menutup pntu kamar dan tidak memperbolehkan aku masuk ..” kata kak Vino sengit. Pertengkaran itu jadi begitu sengit dan hebat , mereka berdua bertengkar seperti melupakan sekeliling mereka terutama paris,padahal Paris ada disini,  dan untunglah ada Aerphone disamping michelle, jadi dengan cepat Michelle menutup kupingnya paris dengan Aerphone supaya dia tidak mendengar pertengkaran orang tuanya, Michelle berusaha keras mengalihkan perhatiiannya ke Angrie bird yang ada di Ipad paris. Dan pertengkaran itu masih terus berlanjut.

“oohh.. jadi karena aku gak ngebolehin kamu masuk kamar  terus kamu berhak menginap ditempat lain..” kak marsya marah dan kesal, air matanya hampir jatuh

“berapa kali aku bilang aku gak Menginap dirumah siapapu, .. aku nginap dikantor..” kata Kak Vino dengan nada tinggi, dia seperti putus asa menjelaskan segalanya pada istrinya.

“tapi aku liat dengan mata kepala ku sendiri kamu tengah makan berdua direstoran bersama dia..” kata kak marsya dengan suara bergetar. Dia benar-benar menahan tangisnya.

“Itu hanya kebetulan.. aku sedang ingin makan, ternyata ada dia disana, dia menyapaku.. masa iya aku mengabaikannya.. Toh dia Cuma masa lalu..” Kak Vino berusaha menjelaskan walaupun dia tau Marsya tidak akan percaya

“Lalu tadi kamu mau makan dengan seorang laki-laki, siapa dia??” tanya kak Vino

“dia rekan kerja aku..” kata Kak Marsya

“Bukankah dia kakak kelas yang pernah kamu taksi waktu Kuliah... jangan-jangan kamu sengaja memperbesar masalah ini padahal kamu memang mau jalan sama kakak kelas kamu..??” tuduh kak Vino dan Kak Marsya berang

“kamu itu yang mengalihkan pembicaraan.. dia Cuma rekan bisnis...” kata kak marsya ngotot, dan masuk ke kamar kak Vino menyusul kak Marsya dikamar, mereka masih bertengkar. Ada keanehan saat mendengar pertengkaran kak Marsya dan Kak Vino, Pertengkaran mereka seperti pertengkaran anak ABG yang saling cemburu satu sama lain. Michelle mengajak paris ke kamarnya, ini lah yang selalu Michelle katakan, Rumah ini seperti Istana pasir, Indah diluar tapi rapuh, terlihat harmonis tapi menyimpan api dalam sekam, Anggota keluarga disini terlalu sibuk dengan urusan mereka sendiri sendiri, sehingga mereka lupa memberi perhatian pada anggota lain, Contohnya Paris. Tapi dia disini Cuma orang asing jadi dia tidak berhak mencampuri masalah dirumah ini, dan Michelle pun adalah gadis masih  bau kencur yang tidak tau apa apa, yang bisa dia lakukan adalah melindungi paris yang masih belia ini dari pertengkaran orang tuanya. Michelle memeluk paris dan mengelus kepalanya. Paris masih sibuk dengan Angrie Birdnya.

“Tokk.tokk..” bik surti membuka pintu dan masuk dengan sebotol susu untuk paris

“ahh.. makasih Bik...” kata Michelle sambil tersenyum, paris menyambut gembira susu yang diberikan padanya.

“ udah sepi kayaknya... Kak Marsya dan Mas Vino kemana Bik..??”  tanya Michelle

“tadi mereka pergi dengan mobilnya masing-masing..” kata Bik surti

“ Hmmm...” kata Michelle, sambil melepaskan Aerphone dari kuping Paris, Paris menurut saja apa yang dilakukan Michelle padanya.

“Non pasti kaget yah.?? Ini sudah sering terjadi Non...”  kata Bik Surti

“sering..??? dan tante Natasya ama Om surya gimana??” tanya Michelle heran

“yah..begitu deh Non... mungkin tuan dan nyonya mengira mereka sudah besar jadi mereka tidak ingin mencampurinya..” kata Bik Surti,. “ Mungkin karena mereka menikah karena dijodohkan Non... makanya pondasinya tidak kuat.. karena bukan berdasarkan cinta..” tambah bik Surti, Michelle hanya manggut-manggut. Dan saat bik surti keluar Telpon Michelle berdering, Michelle melihat ke layar, Mr. Songgong .. Billy

“haloo.. “ kata Michelle

“ Loe tolong antarin berkas gue yang ketingglan di kamar...”kata Billy tampa basa basi

“Berkas apa.. ??’ kata Michelle

“loe kekamar gue sekarang..” perintah Billy, Michelle pun melangkah ke kamar Billy dan masuk,

“udah..” katanya singkat

“Nah diatas ranjang ada amplop besar kan???” Tanya Billy

“iyaa, ..”jawab Michelle

“nah amplop itu yang mesti Loe antar..” kata Billy

“kenapa Loe gak nyuruh Sopir loe aja yang ambil sih???” kata Michelle malas, “nanti gue ada janji dengan temen gue..” kata Michelle lagi

“loe lupa dengan janji semalam, Loe harus bersikap manis sama gue hari ini.. tidak ada bantah-bantahan..” kata Billy tegas dan menutup telponya. Michelle sebel berat. Tapi janji tetaplan janji. Michelle kembali kekamarnya, Paris masih tiduran disana, baby sisternya sedang ijin, rasanya sayang kalau ninggalin dia sendirian, “ya udah deh.. biar aku bawa ajah paris...” Pikir michelle, setelah dia selesai berpakaian dia pun menyiapkan paris dan mendadaninya. Setelah mereka berdua sudah rapi mereka turun kebawah

“bik surti... “ panggil michelle “ nanti kalau oma nanya.. bilang aku sama paris kekantor billy dulu yah.. antarin berkas Billy yang ketinggalan..” Michelle mengajungkan Amplop pada bik surti yang sedang membersihkan ruang keluarga.

“iyaa Non... “ kata bik surti mengangguk,

“Ayoo sayang... “kata Michelle mengandeng tangan Paris, paris begitu senang. “Untung ada Non Michelle, Kalau tidak Non Paris pasti akan murung seharian..” batin bik surti.

Pak tarno yang mengantar mereka, didalam mobil paris begitu antusias. Dia tidak henti-hentinya berceloteh, mengomentari dan bertanya tentang apa yang dia liat. Sepertinya Paris jarang diajak keluar selain ke sekolah, mungkin karena orang tuanya, omnya , tantenya adalah orang sibuk. Michelle tersenyum saat paris bercelotah.

Dikafe bean, Sheilla tengah sibuk mempersiapkan acara, mengatur ini dan itu,,

“adduuhhh .. itu bunga jangan taro disitu.. jelek..” kata Sheilla pada pekerjanya “taroo disana..” kata dia lagi.  “aduuh ini kenapa disini sih... Kalian bisa kerja gak sih..” kepala Shilla tiba-tiba mumet, ternyata memang gak mudah jadi EO. Pikirnya.

“Nihh..” seseorang memberikannya minuman dingin, Sheilla begitu senang, dan segera membalikkan badannya tapi seketika wajah senangnya berubah menjadi bete, “ternyata bukan kak Eza, tapi si Rangga tengil ini..” batinnya

“kenapa?? Loe kira si Eza yah??” kata rangga menertawakan Sheilla, Sheilla kesal dan cemberut

“ngapain loe kemari ???” tanya Sheillla

“Mengawasi Loe..!!!  loe gak bisa dilepas sendiri..” kata Rangga cuek

“Maksud loe gue gak becus gitu..??” Sheilla geram

“Loe nilai ajah diri Loe sendiri..” Rangga masih cuek dan memperhatikan sekeliling, Sheilla kesal melihatnya.

“loe ini sebenarnya anak kantoran apa bukan sih??? Kok loe bisa bebas seenaknya keluar masuk kantor???” kata Sheilla sinis “jangan-jangan Loe udah dipecat..” Sheilla menuduh, tapi rangga memilih tidak meanggapi, dia cuek mendengar perkataan Sheilla, ini yang paling dia benci dari rangga, dia selalu mengabaikan dirinya, Sheilla benci diabaikan oleh siapapun.

“yang jelas bos gue memberi kebebasan buat gue.. kapan gue mau masuk, kapan gue keluar.. terserah gue.. dan itu karena kecerdasan gue..” kata Rangga seseumbar, Sheilla menciibr tidak percaraya.

“Kayangnya Potnya bukan disitu deh,,, Mas tolong taro disana Pot itu..” kata rangga

“Eehhh gak bisa, itu bagusnya disana..” kata Sheilla ngotot, Rangga mengernyit  dahi,

“sini deh Loe!!..” rangga menarik tangan Sheilla dan menyuruhnya berdiri ditengah, “coba loe liat Nona...Seimbang enggak???” tanya rangga, Sheilla melihat dan benar kata rangga memang tidak seimbang.

“berdasarkan estetika, jika kamu meletakkan dua barang yang sama dengan posisi berseberangan, kamu harus memperhatikan keseimbangan letak kedua benta tersebut... Jadi pengaturan ruang loe itu tidak memenuhi Estetika “ kata Rangga menjelaskan, Tapi Sheille hanya cemberut.


“itukan menurut loe, menurut gue enggak..” kata Sheilla ngeles. Rangga memegang bahu Sheilla dan menegakkan kepala Sheilla, dia memegang kepala Sheilla dengan kedua tangannya, dia menggiring Sheilla untuk melihat apa yang dia liat. Saat Itu Sheilla kaget, selain Billy dan Eza belum pernah ada Cowok yang menyentuhnya sedekat ini.

“Liat Gaakk??” tanya Rangga, Sheilla sadar dari perasaan gak karuannya

“oke ,,, gue liat.. “ katanya menepis  tangan rangga dari dirinya “mas.. tolong digeser dikit dong..” kata Sheilla kemudian. Sheilla dan Rangga sibuk mempersiapkan acara nanti malam, Rangga mengurus bagian luar dan Sheilla bagian belakang. Sheilla melirik Rangga, sebenarnya dia merasa sangat tertolong atas kehadiran Rangga, kalau tidak dia mungkin akan kewalahan. Eza dan Billy tak bisa dia harapkan dan ternyata malah Rangga  si , cowok cuek dan nyebelin yang hadir membantu gue.

Michelle menggandeng tangan Paris, mereka telah tiba di kantor billy. Paris dan Michelle berjalan menyusuri Lobby, orang-orang melihatnya, tapi Michelle cuek, dia sudah terbiasa dengan tatapan mereka, Dia hanya menggangguk pada Resepsionis dan kemudian menggendong Paris masuk ke dalam Lift. Didalam Lift paris minta turun, dan dia begitu senang saat berada didalam lift. Lantai 17 pintu lift terbuka, michelle menggandeng Paris,

“pak Billynya ada Mita..??? ” tanya Michelle, Mitha yang sedang mengetik mengangkat wajahnya dan Melihat Michelle sedang tersenyum

‘Ehh Mbak.. ada Mbak, masuk saja..” kata Mitha

“Ayoo paris..” kata Michelle, mengajak paris masuk keruangan Billy, kalau dia sendiri dia pasti ogah masuk, tapi sekarang dia bersama dengan paris,  jadi rasanya gak mungkin harus nunggu diluar. Pintu ruangan Billy terbuka, dia melihat kearah pintu dan betapa kagetnya dia saat melihat Paris, paris berhamburan berlari kearahnya.

“Oommmm Biiillyyy..” teriaknya dan memeluk Billy, billy balas memeluk Paris.

“inii.. berkas Loe..” kata Michelle

“kenapa Loe bawa paris kemari??..” tanya Billy

“Baby Sisternya sedang ijin ada sodaranya nikahan.. jadi aku gak mungkin ninggalin Paris sendirian dirumah, makanya aku bawa..” kata Michelle datar.

“Om Billy aku boleh liat yang ini gak..??” paris sudah duduk manis di Sofa, dia mengambil majalah yang ada dimeja.

“Boleeh..” kata Billy sambil tersenyum

“coba loe liat dulu berkasnya...kalau  udah oke  aku dan paris mau pergi lagi.. “kata Michelle, Michelle mau kerumah Shilla, soalnya dari semalam hapenya gak aktif-aktif.

“Mau kemana Loe..??” tanya Billy

“kerumah Teman Gue..” kata Michelle datar

“teman loe yang mana??” kata Billy dengan selidik

“ Apa perlu gue jawab??” tanya Michelle tajam, kalau bukan  karena adanya  Paris, mungkin sekarang Billy ini udah ditinggalnya, tak ingin menjawab michelle hanya diam.

“loe lupa harus apa hari ini??’ tanya Billy, Michelle kesal banget, “kenapa gue  buat kesepakatan dengan cowok songong ini sih??’” michelle frutasi.

“Gue mau kerumah Shilla, karena Hpnya gak aktif dari pagi dan aku perlu alamat undangannya, jadi aku harus bertemu dia...” kata Michelle

“gak perlu.. Loe duduk manis ajah disitu dengan paris karena sebentar lagi jam makan siang..” kata Billy, dia menatap Michelle tajam. Dan ini menunjukkan kalau kalimat ini adalah kalimat perintah. Demi supaya bisa ketempat rangga michelle pun menuruti billy, dia duduk disofa sebelah Paris, dan menemaninya melihat majalah. Lucu melihat paris seperti membaca majalah padahal yang dia tidak mengerti. Sesekali Michelle menggoda paris, menggelitiknya dan Paris tertawa dengan riang dan Michelle juga tidak kalah riangnya. Billy sesekali memandang kegembiraan mereka, ingin ikut bergabung tapi dia masih harus menyelesaikan pekerjaannya.  Saat billy sudah selesai dengan pekerjaannya, Suara telpon berdering, billy mangangkatnya.

“Pak.. ada Pak tarno disini... katanya dia mau ketemu bapak..” kata Mia

“Suruh masuk..” kata Billy, dan pintu ruangan di ketuk dan pak tarno masuk

“maaf den.. saya harus menjemput Nyonya besar... saya mau nanya apa non michelle mau pulang sekarang.. kalau iyaa biar saya antar dulu non Michelle baru saya pergi..” kata Pak tarno..

“kita mau makan siang dulu pak.... pak tarno antarin kita makan siang saja dulu...mobil saya sedang dibawa ke Bangkel untuk diservice..” kata Billy, dan pak tarno mengangguk.

“saya tunggu dibawah Den... “ kata pak tarno, billy pun mengangguk

“Memangnya Loe mau makan dimana??” tanya Michelle “ la Maison ??” tanya lagi

“gimana kalau ke Mall xxx ajah..??? “ kata billy, Michelle mengangguk

“ boleh... karena Paris akan bosan kalau di La Maison..” jawab michelle, billy bangkit dari tempat duduknya kali ini dia tidak membawa tas.

“loe gak bawa kerjaan loe, hari ini.. ??” tanya michelle heran

“Kerjaan gue udah selesai..” kata billy singkat. “ayoo .. paris..”  paris bangkit dan berlari kearah billy.

“ayoo tante Michelle..” ajak Paris, Michelle pun bangkit dan berjalan disebalah paris, paris memegang tangannya.

“Mita.. saya makan siang dulu... kalau ada yang penting hubungi HP saya...” kata Billy mita menangguk, Michelle tersenyum pada Mita. Mita memandang takjub pada mereka bertiga. “udah kayak keluarga bahagia.. “ batin Mita.

Mereka bertiga berjalan dengan santai, Paris begitu riang, wajahnya tak berhenti tersenyum,  sangking senangnya dia terus berceloteh, bertanya banyak hal yang dia liat dikantor billy, Michelle dan Billy bergantian menjawab pertanyaan paris. Ada raut kebahagiaan diwajah billy, paris biasanya jarang sekali bicara. Tapi melihat dia yang begitu antusias dan gembira, hati billy juga ikut gembira. Karyawan kantor melihat mereka bertiga berjalan, mereka takjub dan heran dengan pemandangan yang mereka liat. Sebagian dari mereka berbisik-bisik.

“siapa sih cewek yang selalu ketemu dengan pak billy pas makan siang??” tanya seorang karyawati

“gak tau.. tapi apa itu istri pak billy.. dan itu anaknya??” timpal seorang karyawan

“mungkin juga,, kali ajah pas di LN pak billy sudah menikah..” kata yang lainnya

“Bukan .. itu yang cewek itu cucunya pak surya dari anak perempuannya... aku pernah liat di butiknya..” kata karyawati berbibir tebal.

“ooyaa..?? trus cewek itu siapa??..” tanya karyawan berambut kriting

“aahh.. gak tau..” kata si bibir seksi.

“oooooo.....kirain kamu tau...” kata yang lain serempak dan mereka pun bubar.

Satu jam kemudian, billy, michelle dan paris sudah ada di salah satu cafe keluarga di Mall xxx. Paris sedang asik makan Spaghetti saus creamnya, Billy  memesan Salmon Steak, sementara Michelle hanya memesan pancake dengan es cream vanilla dan campuran buah stowberry dan blueberry, dlll diatasnya.  Mereka menikmati makanannya masing-masing. Sesekali Michelle sibuk mengelap mulut paris yang belepotan saus cream, bily hanya memperhatikan sambil mengiris dan menikmati salmonnya. Saat bersama Paris michelle tidak lagi terlihat sebagai cewek galak, tapi dia bisa berubah jadi cewek super lembut, kejutekan dan kegalakannya seolah hilang tak berbekas.

Michelle menyuapi paris dengan es kream vanillanya, Paris tersenyum menikmati suapan es kream dari Michelle, billy memandangi mereka sambil tersenyum. Michelle melihat  billy yang sedang menatapnya, dia mengerutkan keningnya dan memandang Billly heran denga tatapan mata yang tajam. Seolah berkata pada billy “apa Loe liat..liat..” .. Billy yang tadinya tersenyum langsung memalingkan wajahnya dan mencibir,” baru gue puji lembut eeh, sekarang malah melotot galak ke Gue,,” batin Billy.

Waktu telah menunjukan pukul 2 siang, Billy sedang menunggu Michelle dan paris dari Toilet, dia berdiri didepan Toilet wanita sambil memegang tas Michelle. Semua mata memandang padanya, apalagi cewek-cewek yang  lewat didepannya, mereka memandanginya sambil berbisik bisik,  billy yang putih, ganteng, dan masculine berdiri didepan Toilet wanita dengan menenteng tas wanita tentu ini adalah pemandangan yang ganjil. tapi billy tidak ingin ambil pusing meskipun dia risih dipandangi seperti itu. Tidak berapa lama Michelle pun keluar dari Toilet.

“lama banget sih loe..” kata Billy manyun

“namanya juga perempuan... yah lama dunk..” kata Michelle

“nihh.” Billy menyerahkan tas Michelle, Michelle pun mengambil tasnya, billy mengendong paris dan mereka pun berjalan menyusuri Mall.

“Omm... aku mau main itu..” tunjuk paris pada area permainan. Billy menatap Michelle

“gue sih gak masalah, yang harus balik kekantor kan Loe..” kata Michelle mengerti maksud dari pandangan billy.

“Boleh deh...” kata billy tak tega melihat tatapan penuh harap Paris, mereka pun masuk ke arena permainan. Didepan arena mereka harus membeli Tiket, billy menyerahkan Paris ke Michelle, dan mengambil dompet.

“berapa Mas untuk tiga orang..” kata billy

“Untuk pasangan muda kayak mas dan mbak ini diskon 20% mas..” kata si mas yang ada diloket, Michelle dan billy saling pandang, lalu michelle mengeleng-gelengkan kepalanya

“bukan mas... kamu bukan suami istri...” kata Michelle meralat pernyataan si mas itu

“Ehhh.. iya kok mas kami suami istri, biasa istri saya lagi ngambek tadi minta dibeliin berlian saya gak kasih..” kata Billy ngaco sambil merangkul bahu Michelle, Michelle melotot kearah billy, billy hanya memasang senyum manis,

“serasi banget Mas... ini anak yang keberapa mas..??” kata si Mas loket malah ngajak ngobrol

“ini yang pertama, rencana mau nambah 3 lagi, ya kan sayang..!!” Billy benar-benar ngaco, Michelle cemberut.

“ini mas tiketnya.. “ kata Si Mas loket

“Ahh iyaa.. terima kasih..” kata Billy masih merangkul bahu michelle. Setelah jauh, Michelle pun menepis tangan Billy

“apa-apaan sih Loe..” kata Michelle kesal.

“jangan GR loe..gue lakuin itu biar kita bisa dapat diskon 20 %...” kata billy

“pengusaha kaya kayak loe masih ngarepin diskon di arena permaianan gini, ???” kata Michelle tak percaya

“justru karena gue pengusaha... makanya segalanya gue perhitungkan..kalau menuntungkan kenapa enggak??” kata billy santai

“sarap loe kayaknya..” kata Michelle sambil menutup kuping Paris, supaya paris tidak dengar dan menirunya. Billy hanya tertawa lepas, melihat wajah Michelle  saat ini. Didalam Arena mereka bermain dengan gembira hampir semua permainan mereka mainkan, Paris paling suka main mandi bola. Dia begitu senang dan bahagia, billy dan michelle hanya memperhatikannya dari jauh.

Sebelum pulang paris merengek minta diambilkan boneka di dalam kotak permaian, billy pun mengambil boneka itu, tapi sudah koin yang kesepuluh billy tidak berhasil mengambilnya. Paris sudah kelihatan putus Asa, Billy belum mau menyerah, dia terus mencoba

“ iyaaa dikit lagi... kiri.. kiriii... iyaa ... ambil... cepat .. ambill..” teriak Michelle dan paris, dan yah ternyata Cuma dapat ngantungan HP  Panda, paris terlihat sedih. Billy memasukkan lagi koinnya dan mencoba lagi tetapi tidak berhasil juga.

“sini deh biar gue coba..” kata michelle

“sok jago loe... gue ajah gak bisa mana mungkin loe bisa..” kata billy, michelle tidak peduli dengan celotehannya  billy, dia memasukkan koinnya, dia memutar putar kemudi di permainan itu, kekiri, kekanan..dan menekan tombil.. berhasil.. michelle berhasil mengambil boneka yang diingin kan paris,

“tante Michelle jagooo...” teriak Paris.. paris memeluk dan menciuminya. Michelle pun senang mereka berpelukan bersama. Michelle menjulurkan lidahnya ke billy, Billy cemberut menatap gantungan HP panda yang diaperoleh.

Waktu telah menunjukan pukul 4 sore,  Billy memutuskan tidak kembali ke kantor lagi, dia menyuruh supirnya menganbil tasnya dikantor, dan menjemput mereka ke Mall xxx. Di dalam mobil, billy, michelle dan paris duduk dibelakang, Paris tengah tertidur pangkuan Michelle,  Billy melihat paris

“tidurr dia??” tanya billy pada michelle, Michelle mengangguk sambil membelai rambut paris.

“mungkin kecapean..” kata michelle  “oyaa.. Gue minta alamat tempat cafe loe ajah deh, biar nanti temen gue yang kesana ajah..” kata michelle, billy mengirim alamat ke Hp michelle, dan michelle pun mengirimnya ke Shilla.

“loe gak balik ke kantor???” tanya Michelle

“udah selesai kerjaan gue,,” kata Billy “ini buat Loe..” kata Billy sambil menyerahkan gantungan kunci panda.

“buat gue?? Untuk apa?? “ kata Michelle heran

“yah kalau loe gak suka buang ajah..” kata billy

“eeh jangan.. sayang mumazir??” kata Michelle dan dia mengambil gantungan Hp itu dari tangan Billy,  Billy tersenyum.

Tidak berapa lama mereka telah tiba dirumah, Billy mengendong Paris dan Michelle membawa tas Billy turun, Oma dan Tante natasya heran melihat kejadian itu.

“dari mana kalian...??” tante natasya bertanya

“abis makan siang ma...” kata billy

“kenapa kamu bawa-bawa Paris sesuka hati kamu,...” kata  tante natasya menunjuk Paris dan Michelle merusaha menenangkan pasir yang terganggu dengan suara keras tante natasya tadi.

“tadi dirumah Cuma ada saya dengan Paris... jadi dari pada meningglkan paris sendiri saya putuskan untuk membawaya..” kata Michelle

“tadi aku yang suruh Michelle ke kantor buat ngantarin berkas yang tertinggal” kata Billy, tante natasya hanya diam

Michelle membuka pintu kamar Paris, dan billy masuk tapi saat ingin menudurkannya di ranjang paris bangun. “Aku mau sama Tante Michelle..” rengek Paris, Billy menatap Michelle.

“bawa ke kamar gue ajah deh, kayaknya tidurnya kurang nyenyak, biar dia tidur ama gue aja.. “ kata Michelle dan billy pun menggendong paris lagi dan membawanya ke kamar michelle dan menidurkannya diranjang. sebelum keluar Billy mengedarkan pandangan kesekeliling kamar, tak ada yang berubah dari kamar ini, tetap seperti sebelum michelle masuk, tampaknya michelle tidak meletakkan apapun sebagai identitasnya disini. Sebelum keluar Billy sempat menatap michelle yang tengah membelai Paris dengan sayang dan kemudian Billy pun keluar meninggalkan michelle dan paris.

Michelle terbangun dari tidurnya, dilihatnya Paris masih tidur disampingnya. Tadi saat michelle menidurkan Paris, Michelle ikut tertidur.  Jam menunjukkan waktu pukul 6 lewat, sudah sore. Michelle bangkit dari ranjang dan melihat Hpnya, ada Misscall dari Shilla. Michelle pun men-deal nomor Shilla.

“Loe kemana ajah sih, dari tadi gue Telpon dan sms gak loe balas..??” kata Michelle menyerbu Shilla dengan pertanyaan

“ Soryy.. HP gue mati, dan gue taunya baru tadi siang... “ balas Shilla seberang Telpon “eehh.. Chelle ini bener alamat tempat pembukaan Cafe Billy???” tanya Shilla heran

“iyaa... bener, Billy sendiri kok yang ngasih.. Kenapa??” tanya michelle heran

“Enggak papa sih... ya udah kita ketemu disana ajah..” kata Shilla

“Kita gak ketemu diajalan ajah??? Gue males pergi sama Billy..” kata Michelle, Michelle malas karena disana pasti ada Ariel, dia males ribut.

“Gak usah.. ketemu disana ajah.. loe Cuma perlu dandan yang cantik ajah..” kata Shilla terkekeh, Michelle hanya merengut, sebenarnya Shilla sedikit binggung kenapa alamat diundangan Rangga dan alamat acara Billy sama?? Apa Rangga mengenal Billy?? Atau mereka buka cafe sebelahan??” pikir Shilla pusing, binggung.

“ haloo Shill... loe kenapa?? Kok Diam??” tanya Michelle

“ahh.. gak papa.. sampai ketemu disana.. Bye..” kata Shilla menutup Telpon Michelle pun menutup telponya, tampa dia sadari ternyata Kak Marsya sudah ada didepan pintu kamarnya. Kak Marsya berdiri diam menatap Michelle yang sedang menelepon, Michelle tampa kaca mata, rambutnya digerai, Marsya tertegun menatapnya. Ada senyum kecil yang tersungging dibibirnya, akhirnya dia tahu kenapa michelle selalu suka mengikat rambutnya dan terlalu enggan melepaskan kaca mata ajaibnya, Ada yang ingin dia sembunyikan.

“Loh kak Marsya..” kata Michelle kaget saat melihat Marsya didepan Pintu “ngapain didepan pintu..??  masuk ajah kak..” kata michelle lagi

“enggak... aku mau liat paris.. kata Bik Surti dia tidur dikamar kamu..” kata kak Marsya

“iyaa.. dia tidur.. tadi kecapean kali abis main-main di Mall..” kata Michelle tersenyum memandang paris. Marsya memandang paris ada guratan kesedihan dimatanya. Michelle diam melihatnya.

“mungkin aku memang bukan ibu yang baik buat paris, ..” kata Marsya lirih “kamu tadi pasti mendengar pertengkaran kami tadi..” kata Marsya menatap michelle, michelle hanya mengangguk

“aku tidak bermaksud mengurui tapi akan lebih baik jika kakak dan Mas Vino bertengkar jangan lakukan di depan paris, dia masih terlalu kecil kalau dipaksa harus mengerti. “ kata Michelle akhirnya.

“terima kasih kamu sudah menjauhkan paris dari pertengkaran kami..” kata Marsya sedih

“mas vino selalu seperti itu, dia terlalu menurut.. “kata Marsya, Michelle mengerutkan kening tidak mengerti, “ dia selalu menuruti keinginan ku,” kata Marsya kesal, nah loh?? Bukanya bagusnya?? Pikir michelle

“Aku tu maunya dia kasih reaksi, jangan datar-datar ajah kayak gini, aku kunciin diluar, bukan malah dibujuk aku nya eh malah molor diluar, padahal aku kuncinya Cuma sebentar..” kata Marsya Curhat, Michelle melongo mendengarnya.

“Kamu tau sejak kita nikah dia gak pernah bilang cinta, kami dinikah kan karena perjodohan mungkin dia memang gak cinta sama aku, makanya reaksinya dara-datar gitu..” marsya masih curhat dengan Michelle, Michelle yang tadinya Melongo sekarang tersenyum. “Cinta itu memang gak memandang usia yah, Yang ABG yang udah nikah sama ajah masalahnya” batin Michelle

“kalau aku liat sih kak, itu karena Mas Vino sifatnya memang gitu, perlu dipancing dulu kali.. dan itu saat Kakak konciin dia, kayaknya karena dia terlalu nyenyak tidurnya, kena Sofa langsung tidur, ada barang jatuh didekatnya ajah dia gak bangun..” kata Michelle

“eehh... kamu sering liat Mas Vino tidur di sofa???” tanya Marsya, Michelle tersenyum

“hmm .. iya kak.. aku punya kebiasann bangun tengah malam dan haus, jadi aku suka turun kebawah ambil minum..” kata Michelle

“adduuhh malu deh aku..” kata Marsya.

“menurut aku.. mas Vino itu cinta kok ama kakak.. Cuma karena sifanya yang begitu lugu dan penurut, jadi kadang dia suka binggung sendiri harus bereaksi gimana..” Michelle tersenyum

“iyaaa sih.. kamu benar, Mas vino orangnya memang sedikit kaku..” kata kak marsya “ tapi kan kadang aku butuh pembuktian cinta..” kata Marsya cemberut.

“iya sih,,  tapi kak saran aku neh, jangan suka sering dikunciin deh.. kasian,,,” kata Michelle tersenyum. Kak marsya tersenyum mendengar Michelle

“maaf nih kak kalau aku lancang, sebenarnya aku gak pantas nasehatin kakak.. aku ini kan masih bocah ingusan kalau urusan cinta...” kata Michelle nyengir

“aahh.. enggak.. aku juga gak tau kenapa bisa curhat gini ama kamu.. biasanya gak pernah curhat sama orang.. tapi sekarang malah laga rasanya..” kata Marsya, dia heran juga, kenapa bisa curhat dengan Michelle, Michelle memang punya kemampuan membuat orang didekannya nyaman, bahkan Cuma hanya berada didekatnya, Batin Marsya.

“tapi kamu bener gak punya pengalaman soal cinta??’ tanya Marsya menyelidiki

“enggak kak.. aku belom pernah pacaran...” kata Michelle

“masa sihh... gak pernah jatuh cinta??”.. Goda Marsya, Michelle hanya tersenyum. Dulu pernah ada seseorang cowok yang selalu menemaninya, menjaganya dan melindunginya, dia selalu ada untuk michelle kapan pun dan dimana pun, begitu nyaman didekatnya, walaupun Michelle tidak tau apa kah perasaan itu cinta atau bukan. Tapi sekarang dia tidak ada lagi didunia ini, dan karena dirinya lah penyebab kepergian cowok itu.

“nanti kamu mau pake baju apa Michelle???’ tanya kak Marsya membuyarkan lamuanannya

“ aku belum tau kak..” kata Michelle, Marsya berjalan ke lemari baju Michelle, dibukanya dan dipilihnya satu baju..

“yang ini..”  kata Marsya mengambil baju itu.

“ yang itu..??” marsya menganggung mantap, dia meletakkan baju itu diranjang, Marsya mengendong paris yang tertidur

“Kamu siap-siap terus, aku mau bawa paris kekamarnya.. nanti aku kemari lagi...” kata kak Marsya pergi, jam memang sudah menunjukkan pukul 7 tujuh, sepertinya michelle harus segera mandi. Dia pun masuk kekamar mandi.

Billy sedang duduk diruang tamu menunggu michelle,  sudah satu jam dia menunggu tapi michelle tak kunjung turun,

“lama amat sih??? Ngapain ajah si michelle??” batinnya, dia bangkin dan berjalan mondar mandir, dia paling sebal kalau harus menunggu.

Dan suara langkah kaki terdengar dari belakang,

“ayoo.. pergi...”kata Michelle dan billy menoleh kebelakang. Billy berdiri mematung, diam seribu bahasa, Tampa sadar mulutnya terbuka. Menatap michelle yang ada didepannya.


BERSAMBUNG.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar