Senin, 08 September 2014

BilChell LOVE STORY
BAB 34

“MMIIIICCHEEEELLLLLEEEEEE” teriak Billy memecahkan keheningan, dia berlari menuruni tangga

Michelle ada didepan pintu gerbang, “kayak nya tuh cowok udah sadar... aku harus cepat-cepat kabur..” batinnya, Michelle pun mennggendong Paris berlari menjauhi rumah.

“Michelle mana ma??” tanya billy pada Mamanya, Tante natasya menganggkat bahu

“mama gak tau... lagian kenapa sih kamu pagi-pagi nyariin Michelle..???” tanya tante Natsya

“ada apa sih Bill.. pagi-pagi udah ribut..” kata kak Marsya keluar dari kamarnya

“ini neh,,, si Michelle masa dasi aku disimpulin kebalik gini... gimana aku mau pake coba?? “ kata Billy bete menunjukkan dasinya, sebenarnya itu hal yang sepele tapi untuk billy yang perfeksionis itu sangat membuatnya frustasi.

“gampang.. loe tinggal ambil yang lain,,” jawab Sheilla acuh

“Masalahnya aku harus pake dasi ini hari ini, nanti ada acara pertemuan Pengusaha muda, ini dasi seragamnya..” Billy manyun

“Udah sini biar mama simpulin...” kata tante natasya

“enggak ah Ma.. kalau mama simpulin bisanya terlalu pendek... aku gak mau..” kata billy menolak

“ya elahh Loe... bisanya sebelum Michelle datang mama juga yang simpulin dasi loe.. kok loe sekarang manja banget ama michelle” goda Marsya..

“sekarang Michelle mana, ??? aku udah telat ini... “ kata Billy setengah merengek.

“Michelle pergi ke taman dengan Paris..” kata Oma

“apa?? Jadi dasi aku gimana??” kata Billy memelas

“ kalau loe gak mau mama simpulin dasi loe.. jalan satu-satunya yah susulin michelle ke teman..” kata Marsya santai. Mendengar marsya, billy pun berlali ke atas mengambil tas dan kemuadian pergi

“kamu gak sarapan dulu..” kata Tante natasya

“aku pergi dulu Ma.. udah telat” kata billy berlalu pergi,

Ditaman michelle sedang Asik duduk dan sarapan dengan Paris, setelah sarapan Paris bermain pasir dengan peralatan yang dia bawa. Dia begitu asik, michelle duduk dibangku taman dan memperhatikan Paris.

“eehhh...” seseorang memegang pundaknya. Michelle menoleh, ternyata Billy

“ngapain loe ke sini??” tanya Michelle

“ nyariin loe, buat minta pertanggung jawaban perbuatan loe yang ini “ kata billy sebel dan memperlihatkan dasinya.

“trus kenapa memang dasi loe.??.” kata Michelle pura-pura tidak mengerti

“Loe jangan pura-pura gak bersalah... sekarang pakaikan dasi ini dengan benar... Gue udah telat neh..” kata Billy kesal menatap Michelle serius, Michelle gak peduli.. “benerin gak dasinya??? “  Kata billy kesal dan frustasi

“Sini.. “ kata michelle menyambar dasi billy, orang-orang yang lewat sudah memperhatikan mereka, demi kedamain taman, Michelle pun mengalah dan dia membuka simpulannya. “lagian ngapain coba loe cape –cape kemari, dirumahkan ada banyak orang dan gue yakin sebagian besar bisa menyimpulkan dasi.” Michelle memasang wajah kesal, tapi heran dan binggung juga dengan Billy

“masalah ini  Loe yang buat,, masa loe mau orang lain membereskan nya,” kata billy tegas, michelle hanya menurut saja tapi wajahnya cemberut, dia masih sibuk dengan simpul dasi, setelah dasinya  terlepas, michelle akan menyimpulkan lagi tapi billy mencegahnya.

“udah loe pakein ajah, langsung disini..” kata Billy cuek menunjukkan lehernya. Michelle melotot

” Gue sudah telat.. ayooo “ kata  billy berjalan kedepan Michelle dan menarik tangan Michelle supaya dia berdiri.

Mau gak mau Michelle pun meuruti Billy, dia menyimpulkan dasi Billy langsung dileher Billy. Dengan Serius dan cekatan Michelle memasangnya, jarak mereka begitu dekat sampai-sampai billy bisa mencium wangi sampo Michelle. Ada rasa nyaman saat mencium wangi sampo Michelle, tampa dia sadari dia begitu menikmati keadaan ini, memandang tiap lekuk wajah Michelle, hidung michelle, bibirnya, bahkan walaupun tertutup kaca mata billy masih bisa melihat kelentikan bulu mata michelle. Michelle masih begitu serius menyimpulkan dasi billy dia tak menyadari billy melihatnya. Kerana terlalu asik Mereka berdua pun tidak menyadari kalau mereka menjadi pusat perhatian.

“liat deh pasangan itu.. mesra banget yah??” kata sepasang kekasih yang habis joging

“anak muda sekarang udah gak malu-malu lagi mesra-mesraan didepan umum..” kata seorang kakak yang sedang jalan-jalan pagi bersama istrinya.

“ gak pa-pa dong pak.. biar tambah romantis.. lagian cocok itu,, serasi mereka...” kata si nenek tersenyum senang. Michelle dan Billy belum sadar kalau mereka jadi tontonan  ditaman.

“Gue mau nanya ama Loe..!!! “ kata Michelle, masih menyimpulkan dasi Billy

“Tanya apa..” balas billy

“loe sama keluarga loe gak pernah ngajak Paris jalan-jalan yah??” tanya Michelle

“pernah..” jawab billy

“kapan terakhir..???” tanya michelle sambil masihmenyimpulkan dasi dan melierik sekilas ke arah Paris

“ 6 bulan yang lalu kalau gak salah..” jawab Billy Ringgan

“apa 6 bulan?? Jadi selama ini kegiatan Paris hanya rumah dan sekolah??”  Michelle kaget, billy heran dengan kekagetan michelle

“sesekali sih dibawa kak Marsya ke butik.,,” jawab billy dengan cuek.

“trus loe tau soal kak Marysa ama Mas Vino???” tanya Michelle

“Soal mereka sering bertengkar???” kata Billy datar dan Cuek, Michelle kesal mendengar kecuekan Billy, Dasi yang sudah selesai dia simpul dia terik sekuatnya hingga Billy terceking..

“aww.. hukkk..hukkk.. Loe mau bunuh gue...” kata Billy dengan wajah memarah

“Rasainn... kalau loe tau kenapa Loe diam ajah.. lakuin sesuatu dong... kasian kan Paris..” kata Michelle kesal

“memangnya paris kenapa.. dia baik-baik ajah tuh..” kata Billy, michelle malah tambah kesal

“Ooohh Tuhan... kalian gimana sih??? Paris itu bukan boneka dia anak manusia.. dia butuh cinta dan perhatian..” kata Michelle kesal.

“kenapa loe jadi kesal sih.. paris ajah gak pernah ngeluh..” kata Billy heran

“dia bukan gak pernah ngeluh, dia hanya gadis kecil yang gak tau gimana caranya ngeluh..” bentak michelle, dia kesal dengan sifat santai Billy terhadap paris. “Loe liat itu baik baik...” michelle menunjuk kearah paris. Paris sedang asik main, tapi saat beberapa orang anak-anak seusianya datang Paris malah diam, dia mundur dan berdiri dipojokan. Billy heran dengan sikap paris.

“loe udah liat??... di sekolah ibu gurunya juga bilang kalau paris lebih suka sendiri.. saat teman-temannya bermain bersama paris lebih suka duduk dipojokan dan mengambar..”  kata Michelle dengan mata yang berkaca-kaca, billy diam tak mengerti

“loe mau bilang kenapa???... itu karena dirumah loe yang besar itu dan dengan anggota keluarga yang banyak itu, dia hanya sendirian dan kesepian, kalian terlalu sibuk dengan urusan masing-masing sehingga memaksa paris mencari kesibukannya sendiri, paris terbiasa sendiri, dia jadi tidak mengerti bagaimana jika berhadapan dengan orang lain...” Michelle mengeluarkan uneng-unengnya yang sudah lama dia pendam. Dia menatap billy tajam.

“sekang loe udah ngerti??” tanya Michelle dengan tatapan tajam, billy diam. Dia tak menyangka, kalau Paris keponakannya yang paling dia sayang ternyata punya masalah dengan perkembangannya. Billy Cuma diam mematung. Michelle menghampiri Paris dan memeluknya , ntah apa yang dikatakan michelle kemudian paris tersenyum dengan anak didepannya, dia mengulurkan tangan walau ragu dan mereka saling menjabat tangan lalu main bersama.

Michelle duduk dibangku taman, Paris masih bermain, michelle sengaja duduk didekat paris bermain supaya dia merasa nyaman. Billy dateng menghampirinya.

“ngapain Loe masih disini..??? katanya Loe udah telat..” kata Michelle datar.

“apa yang harus Gue lakukan.???” Kata Billy, sambil duduk disamping Michelle, ada kesedihan dimatanya. Dia menatap paris lekat, Paris bermain dengan teman-temannya tapi terkadang dia hanya berdiri, ragu, dan seperti binggung menghadapinya. Michelle melihat kesedihan di mata billy. Dia menurunkan nada suaranya

“Gue gak tau.. karena gue juga gak tau kenapa Paris seperti ini dan karena apa???” kata Michelle lirih,

“karena itu loe ngajak dia nonton Kartun, ngajak dia piknik..??” Tanya billy

“iyaaa...” jawab Michelle

“dulu sebelum gue ke LN buat ngurusin Proyek disana selama 6 bulan, Paris masih ceria, banyak bicara, tapi saat gue kembali dia berubah.. gue kira karena usianya bertambah jadi sifatnya juga berubah..” kata Billy lemas.

“sementara ini kita Cuma bisa kasih dia perhatian ajah, sering bawa dia dikeramaian. .. supaya dia terbiasa...“ kata Michelle

“kak Marsya ama mas Vino tau??” tanya Billy

“Gue belum kasih tau, Gue rasa mereka harus menyelesaikan masalah mereka dulu, karena masalah mereka lah yang buat mereka gak fokus dengan Paris..” Kata Michelle sedih.

“ayoo.. Gue antar Loe ama Paris pulang..” kata Billy. Karena matahari sudah mulai terik, Michelle pun setuju dengan usulan billy. Di dalam perjalanan ke mobil, disudut taman ada sepasang kekasih sedang bertengkar, pertengkarang mereka begitu hebat, Paris berhenti memperhatikan mereka.Michelle binggung kenapa Paris berhenti.

“kenapa Sayang..??” tanya Michelle, Paris memandang Michelle

“mereka berebut Es kream coklat juga yah tante.. sama kayak papa mama..??” tanya Paris polos. Michelle dan Billy saling pandang.

“kok kamu bisa bilang begitu..??” tanya Michelle

“kata tante Sheilla, mama papa beranteng karena ngerebutin Es kream coklat ke sukaan paris... “kata paris polos. Billy tertegun, pantesan Paris gak mau makan es kream coklat lagi, padahal itu sd kream kesukaannya. Batin billy.

“Sheilla geblek.. atau apa sih??... masa dia ngomong gitu dengan anak kecil...” kata Michelle gemes.

“sayang..  sama kayak papa mama mereka bukan ngerebutin es kream kok,, mereka itu karena saling sayang banget makanya gomongnya keras-keras biar masing-masing bisa saling dengar..” kata Michelle, Paris sedikit binggung.

“papa mama juga??’ tanya paris polos

“iyaaa.. mereka sayang banget sama paris..” kata Michelle tersenyum dan memeluk paris. Billy menatap sedih. Dan akhirnya Billy mengantar paris dan Michelle pulang sebelum dia kekantor.

Di mobil Billy masih berpikir akan rencana Michelle. Tadi sebelum mereka ke mobil Michelle membisikkan rencana untuk menyatukan kak Marsya dan Mas vino. Tidak ada jalan lain, untuk membantu paris kak Marsya dan mas Vino haruus disatukan dulu, pikir Billy.

Michelle sedang berada di butik kak Marsya, rencananya siang ini dia ingin mengajak kak Marsya makan siang, bersama Billy, dan Mas Vino. Tapi kak Marsya dan Mas Vino tidak tahu kaalau mereka akan dipertemukan.

Billy sedang ada dikantor Ma Vino, mas Vino sedang menandatangani berkas – berkas

“tumben kamu ajak mas makan siang???” kata Vino sedikit heran “Michelle kemana?? Kamu gak makan siang sama Michelle???’

“enggak mas.. katanya dia mau makan siang bareng temen..” kata Billy berbohong.

Michelle sedang melihat-lihat pakaian, kak marsya sedang sibuk dengan Pegawainya.

“tunggu yah Michelle..” kata kak Marsya, Michelle mengangguk “ kamu kenapa gak makan siang dengan Billy??” tanya kak Marsya

“dia mau makan siang dengan Klien katanya..” Michelle berbohong. Dia menghampiri kak Marsya. Kak Marsya kelihatan pucat,

“kakak kenapa?? Kok pucat gitu??? Sakit yah??” tanya michelle khawatir

“iyaa neh.. kepalaku pusing, mungkin kurang tidur...” kata kak Marsya lagi dan dia merebahkan badanya di sofa, Marsya kelihatan lemas.

“kayaknya kakak juga kurang cairan.. ke rumah sakit ajah yuk kak.. biar bisa di infus dan dikasih Vitamin..”  kata Michelle, Marsya hanya mengangguk, karena dia memang lemas, michelle memapahnya ke luar, dan Michelle pun memanggil taksi. Didalam taksi michelle mengirim pesan untuk billy. “rencana gagal.. nanti gue nelpon loe lagi..” Billy menerima pesan michelle dengan binggung.

“kenapa Bill..??” tanya Mas Vino saat melihat billy kebinggungan

“ahh ..gak papa mas..” kata billy tersenyum, Michelle gimana sih?? Kok tiba-tiba batalin rencana??mana gak boleh nelpon lagi.. pikir billy binggung. Dan 10 menit kemudian telponya berdering.

“dengerin gue baik-baik, kak Marsya ada dirumah sakit, dia pingsan.. “ kata Michelle

“apa.. kaka Marsya dirumah sakit?? Pingsan..??” kata billy kaget. Mas vino yang tengah menyetir mobil jadi kaget, dia shok dan mengerem dadakan mobilnya, hampir billy kejedot.

“marsya Pingsan...??? dirumah sakit mana?” tanya Mas Vino dengan wajah cemas

“Harapan bunda Mas..” kata Billy, tampa pikir panjang lagi Vino menge-gas mobilnya dengan kecepatan tingg, billy hanya duduk disamping sambil pegangan. Michelle menutup telponya.

5 menit kemudian  Mas vino sudah berlari di susul billy dari belakang, dia ke pusat informasi,

“UGD dimana Mbak..??” tanyanya panik

“disebelah sana pak..” kata suster menunjukkan arah kanan. Mas Vino berlari kesana, dia mengitari UGD  mencari  marsya. Setelah memeriksa semua tempat tidur akhirnya Vino menemukan Marsya yang terbaring lemah ditempat tidur, disampingnya Michelle duduk memegang tangan Marysa.

“marsya kenapa Michelle..” tanya Vino Panik

“Gak tau Mas... tadi tiba2 kak Marsya pingsan di butik, dari tadi kak marsya belum bangun-bangun, dokter belum tau penyebabnya..” Michelle terlihat sedih, melihat Michelle Billy Reflek langsung merangkul pundak michelle, mengelus-elus pundaknya untuk menenangkannya. Vino langsung memegang tangan Marsya.

“maafin aku, aku terlalu emosi, sampai-sampai kamu sakit aku gak tau... “ mas Vino kelihatan gusar, dia mengenggam tangan Marsya erat. “ Kamu harus sadar, Jangan tinggalin aku, Aku cinta sama kamu, bahkan sejak dari pertama kali aku melihat kamu, aku terlalu bodoh saja makanya tidak tau bagaimana mengungkapkannya..” air mata Mas Vino jatuh.

“aku janji, aku gak akan ketemu dia lagi walaupun kebetulan ... kalau disapa pun aku gak akan mau menoleh, bahkan aku bakalan kabur.. tapi kamu harus bangun yah sayang..” mas Vino mengusap rambut kak Marsya. ada senyuman di wajah Michelle, Billy melihat senyuman itu, “kenapa Michelle malah senyum-seyum” batinya heran.

Billy menarik Michelle menjauh, “kenapa Loe senyum-senyum haahh???” tanya Billy curiga

“diam... dan lihat aja dulu... nanti gue jelasin..” kata Michelle, Billy binggung, tapi dia menuruti michelle juga

“benar mas..” suara Kak Marsya.. Mas Vino senang dia makin kuat mengenggam tangan Marsya “ kamu janji,,??” kata Kak Marsya. Akting kaka Marsya bener-bener bagus, hehehe, michelle tersenyum puas. Iya sebenarnya tadi saat mereka tiba Di rumah sakit kak Marsya hanya diinfus, dia berbaring di UGD rumah sakit karena dia tidak dirawat jadi berbaring hanya untuk menghabiskan 1 botol infus.,

“untung enggak papa kak.. Cuma kecapean ajah” kata Michelle

“ Iyaaa..” kata marsya tersenyum

“hmmmm.. kak marsya mau liat bukti kalau mas Vino itu sayang banget sama kakak??’” tanya Michelle semula ragu, tapi dia bulatkan tekatnya.

“ mau ..gimana caranya??” tanya kak Marsya serius juga.

“kakak tiduran ajah disini.. oke..” kata Michelle tersenyum, michelle mengambil telponya, dia menelepon Billy. Dan terjadilah adegan romantis ini.

“iyaa aku janji..”kata Mas Vino. Tak tega melihat mas vino yang masih khawatir, Michelle pun angkat bicara.

“Kak Marsya gak papa kok Mas... Cuma perlu istirahat, dan setelah habis satu botol infus itu dia udah boleh pulang kok..” kata Michelle menjelaskan.

“beneran,, ??” tanya Vino lega, michelle mengangguk.

“jangan-jangan ini rencana Loe??” kata billy berbisik, michelle terseyum

“begini lebih efektif dan cepat.. tapi soal sakitnya, kak Marsya beneran sakit loh..” kata Michelle, Billy mencibir. Michelle tersenyum bahagia, “setidaknya satu masalah terselesaikan..” batinya senang. Billy ikut memandang mereka dengan bahagia.

Didalam mobil billy menyetir, Michelle duduk disampingnya, kak Marsya dan mas Vino duduk dibelakang. Mereka begitu Mesra, saling berpelukan dan berpegangan tangan. Billy melihat dari kaca spion.

“udah deh gak usah lebay.. palingan besok bertengkar lagi..” kata Billy mencibir

“sirik aja sih Loe.. suka banget ngedoain kakaknya yang jelek-jelek..” kata Marsya sewot, “loe kalau mau tuh pegang tangan Michelle sana..” kata Marsya tersenyum

“iyaa.. pegang ajah Billy jangan malu-malu..” Goda Mas Vino. Billy menatap Michelle, Michelle melotot

“jangan coba-coba..” katanya sambil mengepal tangannya, Marsya dan Vino tertawa, Billy sebel.

“tapi Marsya kok kamu bisa sampai sakit gini sih?? “ tanya Mas Vino

“sebenarnya kemarin aku ketemu guru Paris .. dia bilang masalah paris disekolah..” Marsya terlihat sedih

“paris kenapa??” tanya mas Vino

“dia menunjukkan gejala anti sosial..”  kak marsya menangis, Mas Vino terkejut. Dia memeluk kak marsya erat.

“enggak papa kok gak, belum terlambat buat menyembuhkan paris.. Paris hanya perlu lebih sering dibawa ketempat ramai saja..” kata Michelle menenangkan.

“Kamu udah tau..??” tanya Marsya, Michelle mengangguk

“karena itu kamu ngajak Michelle ke taman dan ke Mall  kemarin..??” tanya Marsya, Michelle tersenyum dan mengangguk. “Terima kasih Michelle, aku memang bukan ibu yang baik..” kata Marsya sedih

‘enggak .. kamu ibu yang baik kok.. aku ayah yang bodoh..” kata Mas Vino

“udah .. gak perlu nyalahin diri sendiri... mulai sekarang tahan diri, jangan bertengkar didepan paris dan sekarang Fokus saja terhadap perkembangan paris..” kata Billy. Michelle mengangguk, Vino dan Marsya diam tapi mereka setuju dengan Billy.

Setelah mengantar kak Marsya dan mas vino kekantor mas Vino, billy kembali kekantor, tadi mita menelepon billy, katanya ayah billy meminta dia membawa Michelle ke kantor ada sesuatu yang akan dibicarakan. Didalam mobil mereka sedikit tegang memikirkan dan menebak-nebak apa yang dikatakan Pak Surya.

Sesampainya diruangan Billy michelle duduk disofa, billy menelepon Mita menyuruhnya menanyakan ayahnya ada ditempat, 3 menit kemudian mita menelepon kembali dan mengabarkan bahwa pak surya belum kembali dari menjamu Kliennya.

“loe gak lapar?? Tanya Billy pada Michelle

“lapar sih..” jawab Michelle singkat.

“loe mau Spaghetti..??” tanya Billy, Michelle mengangguk, Billy mengangkat telpon dan menyuruh Mita memesan Spaghetti .  Billy melanjutkan kerjaannya yang tadi tertunda, Michelle membaca buku yang dibawanya.  10 menit kemudian seorang Office Boy mengantarkan makanan mereka, Billy menghentikan pekerjaannya, dan duduk disofa untuk ikut menikmati spaghetti. Saat mereka sedang menikmati Spaghetti mereka, HP Michelle berdering, Michelle mengangkatnya

“hallo mas rangga... “ sapa Michelle, Rangga yang meneleponya, Billy menghentikan makannya dan menatap michelle tajam

“Michelle, kamu lagi ngapain..?? sibuk gak??” tanya Rangga

“Gak Sibuk mas.. Cuma lagi makan ajah..” kata Michelle, Billy  masih menatap tajam “ada apa memangnya Mas..??” tanya Michelle

“ oohh enggak,,, aku kirain mau ngajak kamu sama Shilla makan siang..” kata rangga “ternyata kamu malah udah makan..” kata rangga kemudian. “oyah.. kamu liat Raket tenis aku gak??” tanya Rangga, sebenarnya dia hanya sedang mencari-cari alasan untuk bisa mengobrol dengan Michelle.

“Raket tenis??” michelle berpikir keras, untuk mengingat. “sepertinya ada dikamar belakang mas.. diatas lemari..” kata Michelle, dia mengerutkan kening karena dia melihat billy sedang menatapnya tajam.

“ooo.. iyaaa.. nanti aku liat deh.. udah lama gak oleh raga,,, jadi pengen olah raga..” kata rangga..” ya udah deh.. lanjutkan ajah lagi makan kamu... makasih yah.. maaf menggangu makan kamu..” kata Rangga

“enggak papa kok mas.. bye..’ kata Michelle menutup telponnya.

“ngapain Loe liatin gue??” tanya Michelle

“loe kenal ama rangga dimana??” tanya Billy akhirnya.

“perlu yah loe tau??” kata Michelle balik bertanya

“loe ini bisa gak sih tinggal jawab ajah,jangan malah balik nanya..” kata Billy kesal.

“ Gue kanal mas Rangga di apartemennya.. waktu itu gue jadi pembantu part time di apartemen mas rangga..” kata michelle “ Puas ..Loe..” tambah michelle. Billy menatap tak percaya

“pembantu..???” tanya Billy lagi

“iyaa.. Pembantu.. Kenapa Loe Hillfeel tau kalau tunangan loe seorang pembantu??” tanya Michelle menatap Billy. Billy masih terlihat tak percaya

“kenapa??” tanya Billy

“kenapa??? Karena gue ini Cuma gadis miskin, saat gue butuh uang gue harus kerja..” Kata Michelle tegas. Billy  sadar dia memang tak tahu apa-apa tentang Michelle, dia tau michelle gadis miskin, tapi dia juga tak mengira kalau michelle akan bekerja sebagai pembantu, bukan masalah pekerjaannya tapi Billy jadi bertanya-tanya bagaimana kerasnya hidup michelle sampai dia harus jadi pembantu..??? . dan Saat ini akhirnya dia sadar kalau dia tak tau apapun tentang Michelle. Billy terdiam dan termenung. Michelle tak ingin mengambil pusing apa yang dipikirkan Billy tentangnya. Dia melanjutkan memabaca bukunya. Billy menatap Michelle dengan rasa yang tak menentu.

Treeettt.. treee.. suara Telpon memecah keheningan dan sekaligus menyadarkan billy dari lamunannya.

“ada apa Mita??” tanya Billy

“pak Surya sudah kembali pak... beliau meminta bapak dan Mbak Michelle ke rruangannya..” kata Mita,

“iyaa kami segera kesana..” kata Billy menutup telponnya.

“papa sudah kembali, dia meminta kita keruangannya..” kata Billy bangkit, Michelle pun bangkit dan berdiri mengikuti langkah billy. Mereka berjalan ke kantor Om surya.


“papa tau tentang loe jadi pembantu..” tanya Billy

“ kayaknya Tau..” jawab Michelle singkat. Billy tak lagi bertanya, mereka jalan dalam diam.

Tokk.. tookk..Billy mengetuk pintu ruangan ayahnya. Dia membuka pintunya, Billy dan Michelle masuk, Om surya sedang menandatangani berkas. Didalam ada seorang laki-laki paruh baya. Dia tersenyum pada Billy dan Michelle, setelah Om surya selesai tanda tangan, laki-laki itu mengambil berkasnya,

“om duluan Billy??” kata laki-laki itu pamitan, dia tersenyum pada Michelle, billy mengangguk hormat pada laki-laki itu.

“ayahnya Eza.. “ kata billy tampa Michelle tanya, “dia pengecara perusahan kami..” kata Billy menambahkan tampa di tanya. Om surya duduk di sofa tengah, Michelle dan Billy duduk mengapitnya dikiri dan kanan. Mereka tegang menanti-nanti apa yang akan disampaikan om surya.

“Michelle... kamu selama ini tidak ada kegiatan kan??” tanya om surya

“iyaaa Om..” kata Michelle

“billy masukkan Michelle ke dalam tim marger kamu.. Michelle bisa jadi assisten kamu..” kata Om surya. Michelle dan Billy kaget.

“tapi Om.. saya tau apa soal perusahaan, saya gak bisa apa-apa soal perusahaan..” kata Michelle binggung

“kamu bisa komputer kan??” tanya Om surya, Michelle mengangguk “ itu cukup, selebihnya biar billy yang bimbing kamu..” kata Om surya  “kamu mengerti kan Billy..” tanya Om surya

“Iyaaa Pa..” kata billy

“mulai besok kamu sudah bisa melakukan proyek Margetnya.. papa sudah menyiapkan ruangan khusus untuk itu..  dan ada kantor khusus di dekat lahan, sekali-kali kamu bisa bekerja disana.. “ kata Om surya tegas.

“iyaaa Pa.. “ kata billy takzim

“Ada satu lagi yang ingin papa bilang dengan kalian..”.......

Billy dan Michelle sedang duduk termenung diruangan Billy. Mereka sedang bepikir keras.

“kita harus mencari Solusi dari permasalahan itu..” kata Michelle

“Solusi apa??” tanya Billy

“kita tak mungkin bisa menghindar.. tapi kita juga tidak mungkin melakukannya.. kita harus mencari jalan tengahnya,,” kata Michelle .. billy pun berpikir keras.


BERSAMBUNG.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar