BilChell LOVE STORY
BAB 34
“MMIIIICCHEEEELLLLLEEEEEE” teriak Billy memecahkan keheningan, dia berlari menuruni tangga
Michelle
ada didepan pintu gerbang, “kayak nya tuh cowok udah sadar... aku harus
cepat-cepat kabur..” batinnya, Michelle pun mennggendong Paris berlari
menjauhi rumah.
“Michelle mana ma??” tanya billy pada Mamanya, Tante natasya menganggkat bahu
“mama gak tau... lagian kenapa sih kamu pagi-pagi nyariin Michelle..???” tanya tante Natsya
“ada apa sih Bill.. pagi-pagi udah ribut..” kata kak Marsya keluar dari kamarnya
“ini
neh,,, si Michelle masa dasi aku disimpulin kebalik gini... gimana aku
mau pake coba?? “ kata Billy bete menunjukkan dasinya, sebenarnya itu
hal yang sepele tapi untuk billy yang perfeksionis itu sangat membuatnya
frustasi.
“gampang.. loe tinggal ambil yang lain,,” jawab Sheilla acuh
“Masalahnya aku harus pake dasi ini hari ini, nanti ada acara pertemuan Pengusaha muda, ini dasi seragamnya..” Billy manyun
“Udah sini biar mama simpulin...” kata tante natasya
“enggak ah Ma.. kalau mama simpulin bisanya terlalu pendek... aku gak mau..” kata billy menolak
“ya
elahh Loe... bisanya sebelum Michelle datang mama juga yang simpulin
dasi loe.. kok loe sekarang manja banget ama michelle” goda Marsya..
“sekarang Michelle mana, ??? aku udah telat ini... “ kata Billy setengah merengek.
“Michelle pergi ke taman dengan Paris..” kata Oma
“apa?? Jadi dasi aku gimana??” kata Billy memelas
“
kalau loe gak mau mama simpulin dasi loe.. jalan satu-satunya yah
susulin michelle ke teman..” kata Marsya santai. Mendengar marsya, billy
pun berlali ke atas mengambil tas dan kemuadian pergi
“kamu gak sarapan dulu..” kata Tante natasya
“aku pergi dulu Ma.. udah telat” kata billy berlalu pergi,
Ditaman
michelle sedang Asik duduk dan sarapan dengan Paris, setelah sarapan
Paris bermain pasir dengan peralatan yang dia bawa. Dia begitu asik,
michelle duduk dibangku taman dan memperhatikan Paris.
“eehhh...” seseorang memegang pundaknya. Michelle menoleh, ternyata Billy
“ngapain loe ke sini??” tanya Michelle
“ nyariin loe, buat minta pertanggung jawaban perbuatan loe yang ini “ kata billy sebel dan memperlihatkan dasinya.
“trus kenapa memang dasi loe.??.” kata Michelle pura-pura tidak mengerti
“Loe
jangan pura-pura gak bersalah... sekarang pakaikan dasi ini dengan
benar... Gue udah telat neh..” kata Billy kesal menatap Michelle serius,
Michelle gak peduli.. “benerin gak dasinya??? “ Kata billy kesal dan
frustasi
“Sini.. “ kata michelle menyambar dasi billy,
orang-orang yang lewat sudah memperhatikan mereka, demi kedamain taman,
Michelle pun mengalah dan dia membuka simpulannya. “lagian ngapain coba
loe cape –cape kemari, dirumahkan ada banyak orang dan gue yakin
sebagian besar bisa menyimpulkan dasi.” Michelle memasang wajah kesal,
tapi heran dan binggung juga dengan Billy
“masalah ini
Loe yang buat,, masa loe mau orang lain membereskan nya,” kata billy
tegas, michelle hanya menurut saja tapi wajahnya cemberut, dia masih
sibuk dengan simpul dasi, setelah dasinya terlepas, michelle akan
menyimpulkan lagi tapi billy mencegahnya.
“udah loe pakein ajah, langsung disini..” kata Billy cuek menunjukkan lehernya. Michelle melotot
” Gue sudah telat.. ayooo “ kata billy berjalan kedepan Michelle dan menarik tangan Michelle supaya dia berdiri.
Mau
gak mau Michelle pun meuruti Billy, dia menyimpulkan dasi Billy
langsung dileher Billy. Dengan Serius dan cekatan Michelle memasangnya,
jarak mereka begitu dekat sampai-sampai billy bisa mencium wangi sampo
Michelle. Ada rasa nyaman saat mencium wangi sampo Michelle, tampa dia
sadari dia begitu menikmati keadaan ini, memandang tiap lekuk wajah
Michelle, hidung michelle, bibirnya, bahkan walaupun tertutup kaca mata
billy masih bisa melihat kelentikan bulu mata michelle. Michelle masih
begitu serius menyimpulkan dasi billy dia tak menyadari billy
melihatnya. Kerana terlalu asik Mereka berdua pun tidak menyadari kalau
mereka menjadi pusat perhatian.
“liat deh pasangan itu.. mesra banget yah??” kata sepasang kekasih yang habis joging
“anak
muda sekarang udah gak malu-malu lagi mesra-mesraan didepan umum..”
kata seorang kakak yang sedang jalan-jalan pagi bersama istrinya.
“
gak pa-pa dong pak.. biar tambah romantis.. lagian cocok itu,, serasi
mereka...” kata si nenek tersenyum senang. Michelle dan Billy belum
sadar kalau mereka jadi tontonan ditaman.
“Gue mau nanya ama Loe..!!! “ kata Michelle, masih menyimpulkan dasi Billy
“Tanya apa..” balas billy
“loe sama keluarga loe gak pernah ngajak Paris jalan-jalan yah??” tanya Michelle
“pernah..” jawab billy
“kapan terakhir..???” tanya michelle sambil masihmenyimpulkan dasi dan melierik sekilas ke arah Paris
“ 6 bulan yang lalu kalau gak salah..” jawab Billy Ringgan
“apa 6 bulan?? Jadi selama ini kegiatan Paris hanya rumah dan sekolah??” Michelle kaget, billy heran dengan kekagetan michelle
“sesekali sih dibawa kak Marsya ke butik.,,” jawab billy dengan cuek.
“trus loe tau soal kak Marysa ama Mas Vino???” tanya Michelle
“Soal
mereka sering bertengkar???” kata Billy datar dan Cuek, Michelle kesal
mendengar kecuekan Billy, Dasi yang sudah selesai dia simpul dia terik
sekuatnya hingga Billy terceking..
“aww.. hukkk..hukkk.. Loe mau bunuh gue...” kata Billy dengan wajah memarah
“Rasainn... kalau loe tau kenapa Loe diam ajah.. lakuin sesuatu dong... kasian kan Paris..” kata Michelle kesal
“memangnya paris kenapa.. dia baik-baik ajah tuh..” kata Billy, michelle malah tambah kesal
“Ooohh
Tuhan... kalian gimana sih??? Paris itu bukan boneka dia anak manusia..
dia butuh cinta dan perhatian..” kata Michelle kesal.
“kenapa loe jadi kesal sih.. paris ajah gak pernah ngeluh..” kata Billy heran
“dia
bukan gak pernah ngeluh, dia hanya gadis kecil yang gak tau gimana
caranya ngeluh..” bentak michelle, dia kesal dengan sifat santai Billy
terhadap paris. “Loe liat itu baik baik...” michelle menunjuk kearah
paris. Paris sedang asik main, tapi saat beberapa orang anak-anak
seusianya datang Paris malah diam, dia mundur dan berdiri dipojokan.
Billy heran dengan sikap paris.
“loe udah liat??... di
sekolah ibu gurunya juga bilang kalau paris lebih suka sendiri.. saat
teman-temannya bermain bersama paris lebih suka duduk dipojokan dan
mengambar..” kata Michelle dengan mata yang berkaca-kaca, billy diam
tak mengerti
“loe mau bilang kenapa???... itu karena
dirumah loe yang besar itu dan dengan anggota keluarga yang banyak itu,
dia hanya sendirian dan kesepian, kalian terlalu sibuk dengan urusan
masing-masing sehingga memaksa paris mencari kesibukannya sendiri, paris
terbiasa sendiri, dia jadi tidak mengerti bagaimana jika berhadapan
dengan orang lain...” Michelle mengeluarkan uneng-unengnya yang sudah
lama dia pendam. Dia menatap billy tajam.
“sekang loe udah
ngerti??” tanya Michelle dengan tatapan tajam, billy diam. Dia tak
menyangka, kalau Paris keponakannya yang paling dia sayang ternyata
punya masalah dengan perkembangannya. Billy Cuma diam mematung. Michelle
menghampiri Paris dan memeluknya , ntah apa yang dikatakan michelle
kemudian paris tersenyum dengan anak didepannya, dia mengulurkan tangan
walau ragu dan mereka saling menjabat tangan lalu main bersama.
Michelle
duduk dibangku taman, Paris masih bermain, michelle sengaja duduk
didekat paris bermain supaya dia merasa nyaman. Billy dateng
menghampirinya.
“ngapain Loe masih disini..??? katanya Loe udah telat..” kata Michelle datar.
“apa
yang harus Gue lakukan.???” Kata Billy, sambil duduk disamping
Michelle, ada kesedihan dimatanya. Dia menatap paris lekat, Paris
bermain dengan teman-temannya tapi terkadang dia hanya berdiri, ragu,
dan seperti binggung menghadapinya. Michelle melihat kesedihan di mata
billy. Dia menurunkan nada suaranya
“Gue gak tau.. karena gue juga gak tau kenapa Paris seperti ini dan karena apa???” kata Michelle lirih,
“karena itu loe ngajak dia nonton Kartun, ngajak dia piknik..??” Tanya billy
“iyaaa...” jawab Michelle
“dulu
sebelum gue ke LN buat ngurusin Proyek disana selama 6 bulan, Paris
masih ceria, banyak bicara, tapi saat gue kembali dia berubah.. gue kira
karena usianya bertambah jadi sifatnya juga berubah..” kata Billy
lemas.
“sementara ini kita Cuma bisa kasih dia perhatian ajah, sering bawa dia dikeramaian. .. supaya dia terbiasa...“ kata Michelle
“kak Marsya ama mas Vino tau??” tanya Billy
“Gue
belum kasih tau, Gue rasa mereka harus menyelesaikan masalah mereka
dulu, karena masalah mereka lah yang buat mereka gak fokus dengan
Paris..” Kata Michelle sedih.
“ayoo.. Gue antar Loe ama
Paris pulang..” kata Billy. Karena matahari sudah mulai terik, Michelle
pun setuju dengan usulan billy. Di dalam perjalanan ke mobil, disudut
taman ada sepasang kekasih sedang bertengkar, pertengkarang mereka
begitu hebat, Paris berhenti memperhatikan mereka.Michelle binggung
kenapa Paris berhenti.
“kenapa Sayang..??” tanya Michelle, Paris memandang Michelle
“mereka berebut Es kream coklat juga yah tante.. sama kayak papa mama..??” tanya Paris polos. Michelle dan Billy saling pandang.
“kok kamu bisa bilang begitu..??” tanya Michelle
“kata
tante Sheilla, mama papa beranteng karena ngerebutin Es kream coklat ke
sukaan paris... “kata paris polos. Billy tertegun, pantesan Paris gak
mau makan es kream coklat lagi, padahal itu sd kream kesukaannya. Batin
billy.
“Sheilla geblek.. atau apa sih??... masa dia ngomong gitu dengan anak kecil...” kata Michelle gemes.
“sayang..
sama kayak papa mama mereka bukan ngerebutin es kream kok,, mereka itu
karena saling sayang banget makanya gomongnya keras-keras biar
masing-masing bisa saling dengar..” kata Michelle, Paris sedikit
binggung.
“papa mama juga??’ tanya paris polos
“iyaaa..
mereka sayang banget sama paris..” kata Michelle tersenyum dan memeluk
paris. Billy menatap sedih. Dan akhirnya Billy mengantar paris dan
Michelle pulang sebelum dia kekantor.
Di mobil Billy masih
berpikir akan rencana Michelle. Tadi sebelum mereka ke mobil Michelle
membisikkan rencana untuk menyatukan kak Marsya dan Mas vino. Tidak ada
jalan lain, untuk membantu paris kak Marsya dan mas Vino haruus
disatukan dulu, pikir Billy.
Michelle sedang berada di
butik kak Marsya, rencananya siang ini dia ingin mengajak kak Marsya
makan siang, bersama Billy, dan Mas Vino. Tapi kak Marsya dan Mas Vino
tidak tahu kaalau mereka akan dipertemukan.
Billy sedang ada dikantor Ma Vino, mas Vino sedang menandatangani berkas – berkas
“tumben kamu ajak mas makan siang???” kata Vino sedikit heran “Michelle kemana?? Kamu gak makan siang sama Michelle???’
“enggak mas.. katanya dia mau makan siang bareng temen..” kata Billy berbohong.
Michelle sedang melihat-lihat pakaian, kak marsya sedang sibuk dengan Pegawainya.
“tunggu yah Michelle..” kata kak Marsya, Michelle mengangguk “ kamu kenapa gak makan siang dengan Billy??” tanya kak Marsya
“dia mau makan siang dengan Klien katanya..” Michelle berbohong. Dia menghampiri kak Marsya. Kak Marsya kelihatan pucat,
“kakak kenapa?? Kok pucat gitu??? Sakit yah??” tanya michelle khawatir
“iyaa
neh.. kepalaku pusing, mungkin kurang tidur...” kata kak Marsya lagi
dan dia merebahkan badanya di sofa, Marsya kelihatan lemas.
“kayaknya
kakak juga kurang cairan.. ke rumah sakit ajah yuk kak.. biar bisa di
infus dan dikasih Vitamin..” kata Michelle, Marsya hanya mengangguk,
karena dia memang lemas, michelle memapahnya ke luar, dan Michelle pun
memanggil taksi. Didalam taksi michelle mengirim pesan untuk billy.
“rencana gagal.. nanti gue nelpon loe lagi..” Billy menerima pesan
michelle dengan binggung.
“kenapa Bill..??” tanya Mas Vino saat melihat billy kebinggungan
“ahh
..gak papa mas..” kata billy tersenyum, Michelle gimana sih?? Kok
tiba-tiba batalin rencana??mana gak boleh nelpon lagi.. pikir billy
binggung. Dan 10 menit kemudian telponya berdering.
“dengerin gue baik-baik, kak Marsya ada dirumah sakit, dia pingsan.. “ kata Michelle
“apa..
kaka Marsya dirumah sakit?? Pingsan..??” kata billy kaget. Mas vino
yang tengah menyetir mobil jadi kaget, dia shok dan mengerem dadakan
mobilnya, hampir billy kejedot.
“marsya Pingsan...??? dirumah sakit mana?” tanya Mas Vino dengan wajah cemas
“Harapan
bunda Mas..” kata Billy, tampa pikir panjang lagi Vino menge-gas
mobilnya dengan kecepatan tingg, billy hanya duduk disamping sambil
pegangan. Michelle menutup telponya.
5 menit kemudian Mas vino sudah berlari di susul billy dari belakang, dia ke pusat informasi,
“UGD dimana Mbak..??” tanyanya panik
“disebelah
sana pak..” kata suster menunjukkan arah kanan. Mas Vino berlari
kesana, dia mengitari UGD mencari marsya. Setelah memeriksa semua
tempat tidur akhirnya Vino menemukan Marsya yang terbaring lemah
ditempat tidur, disampingnya Michelle duduk memegang tangan Marysa.
“marsya kenapa Michelle..” tanya Vino Panik
“Gak
tau Mas... tadi tiba2 kak Marsya pingsan di butik, dari tadi kak marsya
belum bangun-bangun, dokter belum tau penyebabnya..” Michelle terlihat
sedih, melihat Michelle Billy Reflek langsung merangkul pundak michelle,
mengelus-elus pundaknya untuk menenangkannya. Vino langsung memegang
tangan Marsya.
“maafin aku, aku terlalu emosi,
sampai-sampai kamu sakit aku gak tau... “ mas Vino kelihatan gusar, dia
mengenggam tangan Marsya erat. “ Kamu harus sadar, Jangan tinggalin aku,
Aku cinta sama kamu, bahkan sejak dari pertama kali aku melihat kamu,
aku terlalu bodoh saja makanya tidak tau bagaimana mengungkapkannya..”
air mata Mas Vino jatuh.
“aku janji, aku gak akan ketemu
dia lagi walaupun kebetulan ... kalau disapa pun aku gak akan mau
menoleh, bahkan aku bakalan kabur.. tapi kamu harus bangun yah sayang..”
mas Vino mengusap rambut kak Marsya. ada senyuman di wajah Michelle,
Billy melihat senyuman itu, “kenapa Michelle malah senyum-seyum” batinya
heran.
Billy menarik Michelle menjauh, “kenapa Loe senyum-senyum haahh???” tanya Billy curiga
“diam... dan lihat aja dulu... nanti gue jelasin..” kata Michelle, Billy binggung, tapi dia menuruti michelle juga
“benar
mas..” suara Kak Marsya.. Mas Vino senang dia makin kuat mengenggam
tangan Marsya “ kamu janji,,??” kata Kak Marsya. Akting kaka Marsya
bener-bener bagus, hehehe, michelle tersenyum puas. Iya sebenarnya tadi
saat mereka tiba Di rumah sakit kak Marsya hanya diinfus, dia berbaring
di UGD rumah sakit karena dia tidak dirawat jadi berbaring hanya untuk
menghabiskan 1 botol infus.,
“untung enggak papa kak.. Cuma kecapean ajah” kata Michelle
“ Iyaaa..” kata marsya tersenyum
“hmmmm..
kak marsya mau liat bukti kalau mas Vino itu sayang banget sama
kakak??’” tanya Michelle semula ragu, tapi dia bulatkan tekatnya.
“ mau ..gimana caranya??” tanya kak Marsya serius juga.
“kakak
tiduran ajah disini.. oke..” kata Michelle tersenyum, michelle
mengambil telponya, dia menelepon Billy. Dan terjadilah adegan romantis
ini.
“iyaa aku janji..”kata Mas Vino. Tak tega melihat mas vino yang masih khawatir, Michelle pun angkat bicara.
“Kak
Marsya gak papa kok Mas... Cuma perlu istirahat, dan setelah habis satu
botol infus itu dia udah boleh pulang kok..” kata Michelle menjelaskan.
“beneran,, ??” tanya Vino lega, michelle mengangguk.
“jangan-jangan ini rencana Loe??” kata billy berbisik, michelle terseyum
“begini
lebih efektif dan cepat.. tapi soal sakitnya, kak Marsya beneran sakit
loh..” kata Michelle, Billy mencibir. Michelle tersenyum bahagia,
“setidaknya satu masalah terselesaikan..” batinya senang. Billy ikut
memandang mereka dengan bahagia.
Didalam mobil billy
menyetir, Michelle duduk disampingnya, kak Marsya dan mas Vino duduk
dibelakang. Mereka begitu Mesra, saling berpelukan dan berpegangan
tangan. Billy melihat dari kaca spion.
“udah deh gak usah lebay.. palingan besok bertengkar lagi..” kata Billy mencibir
“sirik
aja sih Loe.. suka banget ngedoain kakaknya yang jelek-jelek..” kata
Marsya sewot, “loe kalau mau tuh pegang tangan Michelle sana..” kata
Marsya tersenyum
“iyaa.. pegang ajah Billy jangan malu-malu..” Goda Mas Vino. Billy menatap Michelle, Michelle melotot
“jangan coba-coba..” katanya sambil mengepal tangannya, Marsya dan Vino tertawa, Billy sebel.
“tapi Marsya kok kamu bisa sampai sakit gini sih?? “ tanya Mas Vino
“sebenarnya kemarin aku ketemu guru Paris .. dia bilang masalah paris disekolah..” Marsya terlihat sedih
“paris kenapa??” tanya mas Vino
“dia menunjukkan gejala anti sosial..” kak marsya menangis, Mas Vino terkejut. Dia memeluk kak marsya erat.
“enggak
papa kok gak, belum terlambat buat menyembuhkan paris.. Paris hanya
perlu lebih sering dibawa ketempat ramai saja..” kata Michelle
menenangkan.
“Kamu udah tau..??” tanya Marsya, Michelle mengangguk
“karena
itu kamu ngajak Michelle ke taman dan ke Mall kemarin..??” tanya
Marsya, Michelle tersenyum dan mengangguk. “Terima kasih Michelle, aku
memang bukan ibu yang baik..” kata Marsya sedih
‘enggak .. kamu ibu yang baik kok.. aku ayah yang bodoh..” kata Mas Vino
“udah
.. gak perlu nyalahin diri sendiri... mulai sekarang tahan diri, jangan
bertengkar didepan paris dan sekarang Fokus saja terhadap perkembangan
paris..” kata Billy. Michelle mengangguk, Vino dan Marsya diam tapi
mereka setuju dengan Billy.
Setelah mengantar kak Marsya
dan mas vino kekantor mas Vino, billy kembali kekantor, tadi mita
menelepon billy, katanya ayah billy meminta dia membawa Michelle ke
kantor ada sesuatu yang akan dibicarakan. Didalam mobil mereka sedikit
tegang memikirkan dan menebak-nebak apa yang dikatakan Pak Surya.
Sesampainya
diruangan Billy michelle duduk disofa, billy menelepon Mita menyuruhnya
menanyakan ayahnya ada ditempat, 3 menit kemudian mita menelepon
kembali dan mengabarkan bahwa pak surya belum kembali dari menjamu
Kliennya.
“loe gak lapar?? Tanya Billy pada Michelle
“lapar sih..” jawab Michelle singkat.
“loe
mau Spaghetti..??” tanya Billy, Michelle mengangguk, Billy mengangkat
telpon dan menyuruh Mita memesan Spaghetti . Billy melanjutkan
kerjaannya yang tadi tertunda, Michelle membaca buku yang dibawanya. 10
menit kemudian seorang Office Boy mengantarkan makanan mereka, Billy
menghentikan pekerjaannya, dan duduk disofa untuk ikut menikmati
spaghetti. Saat mereka sedang menikmati Spaghetti mereka, HP Michelle
berdering, Michelle mengangkatnya
“hallo mas rangga... “ sapa Michelle, Rangga yang meneleponya, Billy menghentikan makannya dan menatap michelle tajam
“Michelle, kamu lagi ngapain..?? sibuk gak??” tanya Rangga
“Gak Sibuk mas.. Cuma lagi makan ajah..” kata Michelle, Billy masih menatap tajam “ada apa memangnya Mas..??” tanya Michelle
“
oohh enggak,,, aku kirain mau ngajak kamu sama Shilla makan siang..”
kata rangga “ternyata kamu malah udah makan..” kata rangga kemudian.
“oyah.. kamu liat Raket tenis aku gak??” tanya Rangga, sebenarnya dia
hanya sedang mencari-cari alasan untuk bisa mengobrol dengan Michelle.
“Raket
tenis??” michelle berpikir keras, untuk mengingat. “sepertinya ada
dikamar belakang mas.. diatas lemari..” kata Michelle, dia mengerutkan
kening karena dia melihat billy sedang menatapnya tajam.
“ooo..
iyaaa.. nanti aku liat deh.. udah lama gak oleh raga,,, jadi pengen
olah raga..” kata rangga..” ya udah deh.. lanjutkan ajah lagi makan
kamu... makasih yah.. maaf menggangu makan kamu..” kata Rangga
“enggak papa kok mas.. bye..’ kata Michelle menutup telponnya.
“ngapain Loe liatin gue??” tanya Michelle
“loe kenal ama rangga dimana??” tanya Billy akhirnya.
“perlu yah loe tau??” kata Michelle balik bertanya
“loe ini bisa gak sih tinggal jawab ajah,jangan malah balik nanya..” kata Billy kesal.
“
Gue kanal mas Rangga di apartemennya.. waktu itu gue jadi pembantu part
time di apartemen mas rangga..” kata michelle “ Puas ..Loe..” tambah
michelle. Billy menatap tak percaya
“pembantu..???” tanya Billy lagi
“iyaa..
Pembantu.. Kenapa Loe Hillfeel tau kalau tunangan loe seorang
pembantu??” tanya Michelle menatap Billy. Billy masih terlihat tak
percaya
“kenapa??” tanya Billy
“kenapa???
Karena gue ini Cuma gadis miskin, saat gue butuh uang gue harus kerja..”
Kata Michelle tegas. Billy sadar dia memang tak tahu apa-apa tentang
Michelle, dia tau michelle gadis miskin, tapi dia juga tak mengira kalau
michelle akan bekerja sebagai pembantu, bukan masalah pekerjaannya tapi
Billy jadi bertanya-tanya bagaimana kerasnya hidup michelle sampai dia
harus jadi pembantu..??? . dan Saat ini akhirnya dia sadar kalau dia tak
tau apapun tentang Michelle. Billy terdiam dan termenung. Michelle tak
ingin mengambil pusing apa yang dipikirkan Billy tentangnya. Dia
melanjutkan memabaca bukunya. Billy menatap Michelle dengan rasa yang
tak menentu.
Treeettt.. treee.. suara Telpon memecah keheningan dan sekaligus menyadarkan billy dari lamunannya.
“ada apa Mita??” tanya Billy
“pak Surya sudah kembali pak... beliau meminta bapak dan Mbak Michelle ke rruangannya..” kata Mita,
“iyaa kami segera kesana..” kata Billy menutup telponnya.
“papa
sudah kembali, dia meminta kita keruangannya..” kata Billy bangkit,
Michelle pun bangkit dan berdiri mengikuti langkah billy. Mereka
berjalan ke kantor Om surya.
“papa tau tentang loe jadi pembantu..” tanya Billy
“ kayaknya Tau..” jawab Michelle singkat. Billy tak lagi bertanya, mereka jalan dalam diam.
Tokk..
tookk..Billy mengetuk pintu ruangan ayahnya. Dia membuka pintunya,
Billy dan Michelle masuk, Om surya sedang menandatangani berkas. Didalam
ada seorang laki-laki paruh baya. Dia tersenyum pada Billy dan
Michelle, setelah Om surya selesai tanda tangan, laki-laki itu mengambil
berkasnya,
“om duluan Billy??” kata laki-laki itu pamitan, dia tersenyum pada Michelle, billy mengangguk hormat pada laki-laki itu.
“ayahnya
Eza.. “ kata billy tampa Michelle tanya, “dia pengecara perusahan
kami..” kata Billy menambahkan tampa di tanya. Om surya duduk di sofa
tengah, Michelle dan Billy duduk mengapitnya dikiri dan kanan. Mereka
tegang menanti-nanti apa yang akan disampaikan om surya.
“Michelle... kamu selama ini tidak ada kegiatan kan??” tanya om surya
“iyaaa Om..” kata Michelle
“billy masukkan Michelle ke dalam tim marger kamu.. Michelle bisa jadi assisten kamu..” kata Om surya. Michelle dan Billy kaget.
“tapi Om.. saya tau apa soal perusahaan, saya gak bisa apa-apa soal perusahaan..” kata Michelle binggung
“kamu
bisa komputer kan??” tanya Om surya, Michelle mengangguk “ itu cukup,
selebihnya biar billy yang bimbing kamu..” kata Om surya “kamu mengerti
kan Billy..” tanya Om surya
“Iyaaa Pa..” kata billy
“mulai
besok kamu sudah bisa melakukan proyek Margetnya.. papa sudah
menyiapkan ruangan khusus untuk itu.. dan ada kantor khusus di dekat
lahan, sekali-kali kamu bisa bekerja disana.. “ kata Om surya tegas.
“iyaaa Pa.. “ kata billy takzim
“Ada satu lagi yang ingin papa bilang dengan kalian..”.......
Billy dan Michelle sedang duduk termenung diruangan Billy. Mereka sedang bepikir keras.
“kita harus mencari Solusi dari permasalahan itu..” kata Michelle
“Solusi apa??” tanya Billy
“kita
tak mungkin bisa menghindar.. tapi kita juga tidak mungkin
melakukannya.. kita harus mencari jalan tengahnya,,” kata Michelle ..
billy pun berpikir keras.
BERSAMBUNG.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar