Senin, 08 September 2014

BilChell LOVE STORY
BAB 33

“sedang apa kalian di Sini..???” Billy menatap mereka berdua tajam, matanya melotot saat melihat Michelle memegang tangan Rangga. Michelle dan Rangga kaget, Reflek Michelle melepaskan pengangan tanggannya dari rangga.

“loe gak Liat.. Kita lagi duduk, melihat pemandangan Indah..” kata Michelle cuek, Billy menahan gejolak dalam hatinya, dengan cepat dia berjalan ke arah mereka, Billy menarik tangan Michelle.

“Ayooo.. Pulang...” kata nya singkat sambil terus menyeret Michelle, Rangga hanya menatap nanar, dia diam seribu bahasa.

“ Mas.. aku pulang duluan yah..”kata Michelle sambil berteriak, karena billy masih menariknya dan memaksanya berjalan, Rangga tersenyum getir. Billy masih memegang tangannya kuat. Michelle heran dengan sikap Billy, dia berusaha melepaskan tangannya tapi billy terlalu kuat memegangnya. Setelah mereka pergi Rangga menarik nafasnya dalam, dia mendongakkan kepalanya melihat langit.

“lepasinn.... “ kata Michelle menghempas tangan Billy..” Sakit tau... lagian gue gak perlu loe seret-seret gini... gue bisa jalan sendiri...” michelle kesal dia memegang pergelangan tangannya yang sakit.  “entah setan apa yang merasuki loe... gue gak ngerti kenapa sikap loe begini..” Kata Michelle heran, dan berjalan meninggalkan billy. Billy mengikuti langkah michelle dari belakang, dia hanya diam, dia pun tak mengerti apa yang merasukinya kenapa dia harus bersikap seperti ini.

Saaat mereka turun, semua tamu telah pamit pulang, tinggal beberapa petugas katering dan cleaning Servis membersihkan ruangan. Eza. Sheilla, Ariel dan Indra sedang berada didepan pintu keluar. Mereka heran melihat Michelle, Billy dan rangga  yang turun dari tangga dengan wajah tegang.

Sebelum sampai dipintu, Michelle berhenti dan berbalik menatap Billy, billy pun berhanti,

“gue pulang sama mas Rangga ajah..” Billy kaget mendengar Perkataan Michelle, Michelle menatap rangga dengan wajah memohon, Rangga mengangguk dan tersenyum menatap Michelle, Billy menatap Rangga dan Michelle bergantian. Dia kesal.

“enggak Bisa.., Loe pergi dari rumah sama gue... pulang juga harus sama gue..” jawab Billy tegas, dan berjalan melalui Michelle, dia benci melihat Michelle dan rangga saling tatap.

“Tapii...” sebelum michelle melanjutkan perkataannya. Ariel menatap Michelle tajam dan dia segera berlari ke arah Billy

“dari mana ajah sih sayang.. aku tungguin dari tadi.. ayoo kita pulang..” kata Ariel mengelayut manja dan sesekali matanya melirik Michelle sambil tersenyum mengejek. “Gilee.. masa iya gue harus satu mobil sama mereka...” Batin Michelle sebel.

“iyaa.. loe pulang ajah sama Ariel.. gue pulang sama mas Rangga aja..” kata Michelle tersenyum, Eza dan Sheilla menatap Kaget. Sebenarnya ada hubungan apa sih Michelle dan rangga?? Batin Sheilla dan Eza

“Rangga dan kak Eza gak boleh pulang dulu.. dia harus ngeberesin yang disini dulu..” kata Sheilla sebel, “ada apa sih dengan Michelle?? kenapa cowok-cowok selalu mengelilinginya....” batin Sheilla sebel. Billy menatap Michelle tajam.

“loe dengar???” kata billy singkat

“enggak pa-pa aku bisa bantuin beres-beres kok...” kata Michelle ngotot. Billy mengepalkan tangannya.

Billy menatap michelle, dimatanya ada kemarahan. Dia melepaskan tangan ariel dari lengannya, Billy memegang lengan Ariel dan menyerahkannya pada indra.

“loe antar Ariel Pulang..” katanya singkat.
“kalau Gue bilang loe balik sama gue.. Loe harus balik sama Gue..” kata Billy keras dan tegas, dia menarik tangan Michelle dan menyeretnya pergi. “gue pulang duluan..” kata billy lagi dengan singkat. Meningalkan mereka dengan penuh kebinggungan. Rangga hanya diam melihatnya. Sedangkan Ariel menatap kepergian mereka dengan marah.

“Gue Bisa jalan sendiri.. gak perlu Loe tarik-tarik begini..” kata Michelle mencoba melepaskan tangan Billy, tapi billy tak mau melepaskannya, dia masih memegang erat tangannya. Michelle kesal, tangannya sudah sakit dan kesemuta, billy begitu erat memegang tangan Michelle, Hingga menghambat peredaran darahnya.

“Awwww...” teriak Billy, Michelle mengigit tangan Billy, dan Billy pun melepaskan pegangannya.

“kenapa Loe gigit Gue..” kata nya memegang tangannya yang digigit Michelle

“Tangan Gue sakit tau...” kata Michelle sebel sambil mengelus-elus pergelangan tanggannya yang sudah memerah. Michelle pun berjalan melewati Billy dengan kesal. Billy mengukutinya dari belakang, dan saat sampai didepan mobil Billy, Michelle berdiri. Billy membukakan pintu mobil,  Michelle masuk. Billy masuk kedalam mobil dia, sebelum menyalakan Mobil, Billy sempat melihat wajah michelle yang cemberut. Mobil Billly menyala dan  melaju meninggalkan Cafe.

“kenapa Billy pulang sama cewek kampung ituuu..” teriak Ariel, Sheilla hanya menghela napas.

“Om bisa marah kalau billy gak pulang bareng dia.. Loe yang sabar yah..!!”  Sheilla memegang bahu ariel dan menenangkannya. Ariel masih marah, dia mau mengejar billy tapi Indra menahannya,

“lepasin gue..” teriak Ariel, indra menarik tangan Ariel, dan mereka pun Pergi. Di jalan menuju mobil Areil masih meronta, tapi indra tetap memegang tangan Ariel, dia mendudukan Ariel di Mobil.

“kenapa Loe cegah Gue.. Gue mau kejar Billy..” katanya Histeris.

“buat apa??” tanya Indra datar “ loe tau billy kan..??? sekalo dia bilang A tidak akan pernah berubah jadi B lagi... Kalau loe kejar dia.. itu hanya mempermalukan diri Loe sendiri..” kata Indra menatap Ariel,

“tapi Gue ini pacar Billy..” kata Ariel terisak. Indra tak menanggapinya lagi, dia melajukan mobilnya meninggalkan Cafe.

Di cafe, Eza, Sheilla dan Rangga tengah Beres-beres, mereka merapikan Cafe kembali agar besok bisa dibuka. Eza menghampiri Rangga

“loe kenal Michelle dimana??” tanyanya. Sheilla manatap tajam. Rangga melirik Sheilla, tapi Sheilla pura-pura acuh.

“Dia pernah kerja sama Gue..” kata Rangga Singkat.

“kerjaan Apa??” kata Eza kepo, Rangga mengernyitkan dahi, “kenapa Eza begitu penasaran sama Michelle???” batin Rangga.

“Cuma bantu-bantu gue ajah.. Gue kan baru balik dari LN, ..” kata Rangga ngambang, dia sengaja tak ingin mengatakan Michelle pernah jadi pembantu d iapartemennya, dia takut nanti Michelle direndahkan. “loe kenapa penasaran banget ama Michelle?” Tanya Rangga akhirnya

“aahh.. enggak kok.. Cuma mau tau ajah.. kalau diliat Michelle itu anaknya Unik..” Jawab Eza, Rangga mengernyitkan dahinya. “kenapa si Eza muji cewek lain didepan Sheilla..??” batin Rangga.

“ eehh .. mas jangan taro disitu... kembaliin ajah ketempat semula..”kata Sheilla memerintahkan pekerjanya. Rangga menatap Sheilla, tumben Sheilla tak bereaksi.  Suara Musik Menunggumu – Pererpan terdengar memecahkan keheningan di ruangan itu, Suara HP eza, Sheilla menghela napas berat saat mendengar lagu itu, Lagu Eza dan First Love nya.

“Haloo.. Pa.. Iyaa.. Sekarang??? Ooohhh... Iya Pa.. Eza pulang Sekarang..” Eza menutup telponya.

“Aku harus pulang sekarang..” kata Eza menatap Rangga, rangga mengangguk

“Pulang ajah.. toh udah selesai kok.. sisanya besok saja..” kata Rangga, Shella sedang membayar Upah para pekerja.

“kalau kamu pulang sendiri,, gak papa kan Sheill..???” Tanya Eza.

“enggak papa kak.. aku bawa Mobil..” kata Sheilla datar. Mereka bertiga beranjak pergi dari cafe menuju mobil masing-masing.

“Aku duluan yah..” kata Eza.. Sheilla tersenyum, Rangga mengangguk. Setelah mobil Eza pergi, wajah Sheilla yang tadinya tersenyum sekarang menatap kosong ke jalan dengan wajah sendu. Rangga memperhatikannya.

“Loe gak cape???” Tanya rangg, Sheilla hanya mengernyitkan dahi

“Loe gak cape berpura-pura terus didepan Eza??” kata Rangga, Sheilla menatap tajam Rangga.

“bukan Urusan Loe..” jawabnya dan dia pun masuk kedalam mobilnya dan berlalu pergi.

Di dalam Mobil Billy

“loe ini kenapa Sih??” tanya Michelle memecahkan keheningan

“kenapa apanya??” jawab Billy singkat

“kenapa Loe tarik gue begitu... dan kenapa Loe gak pulang ajah ama pacar loe??” tanya Michelle binggung dengan Sikap Billy

“Loe gak usah GR.. Gue Cuma gak mau dimarahin Bokap gue, Loe pergi ama Gue.. masa loe pulang sama yang lain..” kata Billy menjelaskan.

“Yah.. Kita bisa janjian,,, nanti gue minta mas rangga turunin gue di halte dekat rumah Loe..” kata Michelle polos “ dari pada begini.. kasian kan SI Ariel.. loe itu pacarnya.. masa loe malah milih pulang sama Gue??” kata Michelle, billy kesal mendengar perkataan michelle.

“loe ini tau apa??” katanya jutek

“Yah ... gue cewek .. gue tau lah dikit gimana perasaanya...” kata Michelle

“Dengar Yah.. Loe itu gak tau apa-apa soal gue sama Areil.. Sekali lagi loe Bicara.. Gue turunin Loe dijalan..” kata Billy kesal.

“Turunin ajah Gue gak takut... Loe kira gue suka duduk didalam mobil Loe..” kata Michellle sengit.

“Loe itu jangan Sok Tau...”  kata Billy kesal “ atau loe sengaja jadiin Ariel alasan padahal loe memang kepengen banget pulang sama rangga??? Iyaaa..” bentak Billy, Michelle mengernyitkan dahi,

“Kita lagi bahas Loe dan Ariel, kenapa Loe bawa-bawa mas Rangga??” kata Michelle kesal

“apa ?? Mas?? Sejau apa sih hubungan kalian sampai-sampai loe begitu lembut sama dia bahkan megang-megang tangannya segala..”  bentak billy sambil menyetir Mobilnya.

 “kenapa loe menyeret-nyeret Mas rangga dalam pembicaraan ini.. Gue cuma mau bilang, loe itu harus nya ngertiin perasan perempuan, bersikaplah sebagai laki-laki..” Michelle bicara setengah berteriak.

“dan hubungan gue sama rangga bukan Urusan Loe... “kata Michelle kesal

Billy kesal mendengar perkataan Michelle, dia mengerem mobilnya mendadak. Hampir saja kepala Michelle terbentur. Michelle memandang Billy kesal.

“Turun Loe..” kata Billy marah, Michelle tidak kalah Marah, kerena kesal Michelle pun turun dan membanting pintu mobil keras-keras. Billy melajukan Mobilnya dengan kencang meninggalkan Michelle sendiri, sebelum meningalkan michelle jauh, billy sempat mengintip dari kaca sepion tapi karena kekesalannya billy pun pergi meninggalkan michelle.

Saat melihat kesekeliling Michelle baru sadar dia berada di Jalan Tol, “uuuhhh... sial .. gimana caranya Gue pulang.. mana ada Taksi yang lewat disini..” kata Michelle gusar, dia pun berjalan kali dengan perasaan yang campur aduk.. 10 menit sudah Michelle berjalan.. kakinya sudah sakit Highheel ini benar-benar membunuh, Michelle berharap dan berdoa semoga ada taksi yang lewat, tapi harapannya sia-sia, tak ada satu pun taksi yang lewat. Sementara pintu tol masih begitu jauh..

“Ahhh... Billy awas loe.. gue balaaas nanti..” teriak Michelle, dia mengelus-elus betisnya yang  sudah sangat sakit. Saat berjalan terpincang-pincang tiba-tiba ada sebuah mobil berhenti disampingnya, Michelle sedikit takut, “jangan-jangan Orang Iseng lagi..” kata Michelle dalam hati, Kaca mobil pun diturunkan.

“loe ngapain Michelle malam-malam begini jalan di Tol???”  michelle menghembuskan napas tanda lega, saat melihat siapa yang ada didalam mobil. “ayoo naik.. aku antar pulang..” kata orang itu.. Michelle pun naik.

Sementara itu Billy menyetir mobilnya pelan, dia memukul-mukul bibirnya dengan jempol tangannya, dia berpikir, ini kan udah malam banget?? Bahaya juga meninggalkan dia sendirian di jalan Tol.” Pikir Billy. Dan tampa aba-aba Billy pun memutar balik mobilnya. Dia mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Saat Billy sampai ke tempat dimana dia tadi meninggalkan michelle, dia tidak menemukan Michelle  ada rasa khawatir menyelimuti hatinya. Dia berlari kesana kemari tak menemukan Michelle, dia masuk lagi dalam Mobil dan mengendarai dengan palan, berharap dia menemukan Michelle dijalan., tapi hasilnya nihil. Michelle tak ada, dia mengambil Hpnya menekan tombol panggil, tapi tak ada sahutan,  Nomor sibuk. Perasan billy kesal bercampur cemas. “kemana sih tu anak?? Apa mungkin dia udah pulang naik Taksi..” batinya.

Michelle kesal dan me-reject panggilan Billy. Wajahnya cemberut,

“siapa??? Billy??’ kata Eza, iyaa orang yang memberi tumpangan adalah Eza

“iyaa.. ngapain Nelpon-nelpon coba??” kata Michelle kesal.

“Billy itu memang cepat marah, tapi sebenarnya dia baik loh.. angkat aja mana tau sekarang dia lagi nyariin kamu..” kata Eza

“oogaahh.. biarin ajah siapa suruh ninggalin gue..” kata Michelle sebel, Eza hanya tersenyum. Sambil menyetir Eza melirik dan melihat Michelle lekat, ada kerinduan dimatanya, Michelle heran dipandangi Eza seperti itu.

“ada apa?? Kok mas Liat aku sepeti itu??’ kata Michelle binggung, Eza tersadar dari lamunannya,

“aahh.. enggak... hanya saja kamu mengingatkan aku pada seseorang...” kata eza lirih

“oohhh..” michelle mengangguk-anggguk, Eza tersenyum melihatnya.

Billy kesal, Hpnya gak diangkat, malah ditolak. “mungkin dia dapat taksi..” kata Billy menghalau kecemasannya. Dia pun mengemudikan mobilnya dengan kencang. Sesampai dirumah, dia pergi ketempat satpam

“Apa Michelle sudah pulang..??” tanyanya pada satpam,

“belum den.. kan tadi peginya dengan Aden???” kata Satpam satu lagi, billy meninggalkan pos satpam, hendak masuk, tapi kemudian langkahnya terhenti, dia melihat ada mobil yang berhenti di depan rumahnya, Mobil Eza. Eza turun dan  membukakan Pintu mobil, ternyata yang turun adalah Michelle. Dia kira Eza mengantar Sheilla. Billly berdiri mematung di teras sambil melipatkan kedua tangan di dadanya. Dia memperhatikan Michelle dan Eza, sebelum berpisah mereka sempat ngobrol

“Makasih yah mas.. udah diantar pulang..” kata michelle

“iyaa sama-sama, “ kata Eza tak lupa tersenyum.

Dirumah itu ternyata bukan Billy saja yang melihat kejadian itu tapi Sheilla juga. Rasa pedih terasa dihatinya. Dia menatap nanar kepergian Eza, dan menatap marah pada Michelle.

Saat michelle akan melangkahkan kakinya masuk, dia kaget melihat billy sudah berdiri didepan pintu

“waahh.. beruntung juga loe bisa kebetulan Ketemu dengn Eza..” kata Billy sinis, Michelle tidak memperdulikannya, dia berjalalan meleweti billy seolah-olah billy tak ada. Billy kesal.

“eehh tunggu... main nyelonong ajah..” kata billy

“eeehh,,, ada loe toh disitu...ngapain?? nungguin gue pulang??’ kata Michellle gak kalah sinis.

“GR banget loe.. gue juga baru nyampe, dan ada yang mau gue omongin ke loe, makanya gak langsung masuk.

“apaa..” kata Michelle menantang Billy

“gue Cuma mau bilang, siapain baju putih gue dengan dasi biru garis-garis buat besok..” kata Billy “besok ada acara pertemuan di perkumpulan para Eksekutif muda...” kata billy menambahkan. Michelle hanya memanyunkan bibirnya ke arah billy.

“awaas loh, harus rapi, dan dasi gue harus udah disimpul... “.Billy berlalu pergi menuju kamarnya, michelle begitu kesal melihat billy tapi dia ke belakang juga untuk memilih pakaian billy..

Saaat akan menuju ruang belakang seseorang berdiri di depannya.

“loe jangan keganjenan..” kata Sheilla muncul dengan marah, Michelle tak mengerti

“Maksud loe apa??” kata Michelle heran

“Loe jangan ke GR-an ama kak Eza, dia baik sama semua orang... jadi loe jangan sok dekat dengan dia..” kata Sheilla ketus, “Oohh masalah eza toh..” batinnya

“iyaaa gue tau dia baik..” jawab Michelle singkat, Sheilla kesal

“Makanya jangan coba-coba manfaatin kebaikanya.. dan gue peringatin loe,, sebaiknya loe menjauh dari dia..kalau enggak loe bakalan terima ganjarannya” kata Sheilla memangancam

“eza itu punya gue... dia baik sama loe karena loe mirip ama cinta pertamanya.. jadi loe gak usah kecakepan...” kata Sheilla sengit. Michelle hanya diam, dia melihat kemarahan, luka dan kekhawatiran dimata Sheilla, Khawatir eza akan pergi darinya. Entah kenapa michelle menangkap perasaan kesepian dari mata Sheilla. Karena itu michelle hanya diam mendengar setiap perkataan Sheilla. Dipandangi Michelle dalam diamnya membuat Sheilla  kesal, dia malah makin marah.

“loe harus ingat kata-kata gue,,” katanya mengancam dan meninggalkan michelle pergi ke kamarnya. Michelle menghela napas dan mengangkat bahu, dia pun pergi meneruskan niatnya semula.

Dikamar billy menatap langit-langit kamarnya, masih terbayang dipikirannya, tangan Michelle memegang tangan Rangga “apa hubungan mereka,, ??? kenapa Michelle kelihatan Akrab dengan Rangga..???” pikiran-pikiran itu merkeliaran dikapalanya tampa bisa dia bendung.

“aaaaagghh.. kenapa gue jadi mikirin cewek galak itu sih..???” katanya berbicara sendiri. Dan billy pun mengambil bantal dan menutupi mukanya.

Diruang belakang saat michelle hendak mengambil pakaian disana sudah ada Mbak Inah sedang menyetrika pakaian.

“mau apa non.. ???’ tanya Inah

“mau ambil baju billy.. “ jawab michelle singkat, untung bajunya udah disetrika. Michelle memilih dasi yang billy maksud, dan akhirnya ketemu. Dia duduk disana untuk menyimpulkan dasinya, ada senyuman jahil saat michelle menyimpulkan dasinya.

“oyaa.. Mbak inah udah lama kerja disini??? “ tanya Michelle

“udah 9 tahun lah Non..” jawabnya

“lama juga yah... pas mbak kerja disini, Sheilla udah tinggal disini??”  tanya Michelle

“oohh udah non.. saya ingat banget.. dulu non sheilla itu pendiam banget.. gak mau ngomong sama sekali, dan hobinya ngamuk lempar-lempar barang..” kata Mbak inah

“ kenapa??” kata Michelle meyelidiki.

“1 tahun sebelum saya masuk.. katanya ayahnya non sheilla pergi meninggalkan mereka demi wanita lain, katanya sih cinta pertama ayahnya, terus Ibunya non Sheilla l bunuh diri...  itu terjadi di hari ulang tahun non Sheilla....“ kata Inah serius

“ooyaaa??” Michelle kaget

“iyaaa.. ada yang bilang non Sheilla melihatnya makanya dia jadi murung seperti itu.. soalnya non Sheilla ada ditempat kejadian, dia pingsan...tapi enggak ada yang tau sih kebenaranya....” kata inah menganggkat bahu

“dan saat-saat murung itu temennya Den Billy itu yang namanya Den Eza suka datang kesini,, ngajak Non Sheilla  main.. sampe akhirnya non Sheilla gak murung lagi,, dan Non Sheilla jadi lengket banget sama den Eza..” kata Inah bercerita, Michelle mendengar seksama.

Ternyata dibalik kejudesannya dan keegoisannya,, Sheilla menyimpan luka yang sangat dalam. Mungkin dia berpikir dengan bersikap judes dan egois dia bisa melupakan lukanya. Setiap orang punya cara sendiri-sendiri untuk menyembuhkan lukanya, walaupun terkadang luka itu tak pernah sembuh. Sama seperti Michelle. Michelle menghela napasnya. Dia bangkit dan mengambil baju billy

“saya kekamar duluan yah Mbak..” kata Michelle beranjak keluar menuju kamarnya. Saat tiba dipintu kamar billy Michelle hendak mengetuk tapi dia urungkan niatnya “Besok ajah gue kasih ini udah malah, si cowok songong itu pasti udah tidur..” batin michelle masuk kekamarnya.

Dikamar terlihat Sheilla sedang duduk didepan meja riasnya, dia tengah memandangi foto keluarga nya, dia, mama, dan papanya. Lembar foto itu begitu usang, entah sudah berapakali dia remas, dan dia luruskan lagi, dan entah berapa kali juga dia sobek dan dia sambung kembali. Tapi berapa kalipun dia berhasil menyatukan lembar foto ini, 3 orang didalam foto ini tidak pernah akan bersatu. Ada butiran air mata jatuh dari pipinya, dia melempar foto itu kembali kedalam laci dan menutupnya. Dipandangi dirinya yang terpantul dikaca.

“apa aku tak pantas untuk dicintai??’ katany lirih sambil menutup mukanya dan dia berjalan ke ranjang memejamkan matanya yang telah basah oleh air mata.

Michelle terbangun dari tidurnya, dia mengelap keringat di keningnya, Mimpi dari masa lalu itu selalu datang lagi. Dia melihat tekonya lagi-lagi kosong, Michelle bangkit dari tempat tidur, keluar menuju dapur, saat dia sedang mengisi Tekonya.. deg.. jantungnya berdetak.. dia kaget, Mas Vino muncul tiba-tiba,

“Kamu Michelle???, kirain Siapa??” kata Vino

“kenapa mas??? Mau minum yah??? Sini saya ambilin..” kata michelle vino mengangguk senang. Vino memutar-mutarkan badannya tandan kalau badannya pegal.

“ini mas..!!” michelle menyerahkan minuman ke Vino

“terima kasih..” kata Vino menyambut minumannya.

“pegel yah mas??” tanyanya..

“iyaa.. tiap malam tidur disofa gimana gak pegel coba..” kata Vino, Michelle hanya tersenyum mendengarkan

“Kenapa enggak tidur didalam ajah mas??” kata Michelle

“kamu kok gak kaget.. kamu sering liat aku tidur disofa yah??” tanya Vino

“hampir tiap malam aku kehausan, dan setiap aku ambil air aku bisa melihat mas..” kata Michelle. Mas Vino menghela napas

“malu sama kamu.. itulah marsya bener-bener keterlaluan, kalau sudah marah gak mau dengar penjelasan orang, main marah-marah terus..” kata Vino curhat

“memangnya ada mas..????” tanya Michelle

“Tadi malam, aku makan malam sama teman aku memang sih dia mantan aku... terus Marsya liat lalu dia marah..” kata Vino

“lah mas ngapain makan malam sama mantan???” kata Michelle

“itu aku mau bilang, kalau aku sudah menikah dan bahagia, jadi jangan suka Telpon, dan BBM aku lagi.. gitu,,, tapi Marsya gak mau dengar penjelasan aku..” kata Vino putus asa. Michelle hanya manggut-manggut saja.

“kan kalau Mbak marsya cemburu tandanya dia cinta ama mas.. ngapain dipusingin sih mas..” kata Michelle

“iyaa kalau dia cemburu.. kalau dia Cuma mau cari-cari alasan biar bisa dekat dengan kakak kelasnya di kampus dulu gimana??” kata Vino

“Kalau yang mas liat mungkin gak Kak Marsya begitu orangnya??” Tanya Michelle

“enggak sih... Marsya itu memang cuek.. tapi dia itu lurus dan idealis.. jadi kalau dia mau dengan cowok itu harusnya dia pasti bilang sama aku..” kata Mas Vino

“nnahh.. berati kan Kak marsya sayang banget sama mas Vino..” kata Michelle, “ Laki-laki selalu berpikir kalau perempuan itu rumit, padahal enggak kok, perempuan itu simple, saat dia marah dan ngambek dia Cuma mau dirayu, saat dia nangis dia Cuma mau dipeluk dan disayang-sayang, saat dia cemburu dia Cuma mau satu kalimat.. Aku cinta kamu,,,” kata michelle menatap mas Vino..”Simple kan mas..”

“iyaa.. tapi marysa itu bukan kayak gadis biasa dia itu beda dengan yang lain..” kata vino.

“kalau mas enggak coba mana mas tau, kak Marsya kan juga perempuan..” kata Michelle tersenyum.. Vino manggut-manggut mendengar perkataan Michelle.

“Ahhh... kok aku  malah jadi curhat sama kamu.. tapi terima kasih atas nasehat kamu..” kata vino tersenyum,

“enggak papa mas.. aku lakuin ini buat paris kok, kasian dia kalau mas ama kak Marsya seperti ini terus..” kata Michelle, Mas Vino tertunduk, “ sekarang coba deh mas masuk kekamar, mungkin gak dikunci lagi loh...” kata Michelle, vino pun melangkah ke arah kamar dan saat dia memutar handle pintu ternyata tidak dikunci betapa senangnya mas Vino. Michelle tertawa melihat tingkah mas Vino yang lucu. Mas vino dan kak Marsya itu orangnya sangat baik sebenarnya. Hanya saja kak marsya terlalu keras, dan mas vino terlalu menurut, jadi sering terjadi miss komunikasi antara mereka.

“kok gue jadi dokter cinta gini sih?? Padahal gue gak pernah jatuh cinta.. parahnya lagi gue malah mencampuri percintaan suami istri..ckckckc..Sok Tua kamu Michelle, “ kata michelle pada dirinya sendiri. Michelle pun berjalan naik ketangga dan kembali ke kamarnya.

Hari sudah pagi, Billy bangun dari tidurnya, dia melirik jam di samping tempat tidurnya, billy pun terperanjat, dia sudah telat, cepat-cepat  dia bersiap  mandi, dan saat dia keluar dari kamar mandi, baju dan dasinya sudah ada diatas ranjangnya, “michelle pasti masuk saat aku mandi” katanya dalam hati.

Suasana pagi ini sangat hening, dan berjalan seperti biasa, Sheillla bangun tidur dengan dandanan acak-acakan “toh kak eza gak kemari” pikirnya, Tante Natasya sibuk di dapur menyiapkan sarapan dibantu oleh Bik Surti dan Inah, Oma sedang merawat Mawarnya, kakak Marsya dan mas Vino sedang ada dikamarnya bersiap untuk pergi kerja, Om surya sedang membaca koran pagi, Michelle dan paris bersiap pergi ketaman, mereka mau piknik. Tapi ketenangan dan keheningan itu tidak berlangsung lama, saat billy sudah rapi dengan bajunya dan dia akan memakai dasinya, seketika itu keheningan pagi dirumah billy lenyap

“MMIIIICCHEEEELLLLLEEEEEE” teriak Billy memecahkan keheningan,


BERSAMBUNG......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar