Senin, 08 September 2014


BilChell LOVE STORY
BAB 43



Hari sudah sore, Micehlle tengah merapikan dokumen-dokumennya, billy merapikan berkasnya. Setelah beres, billy keluar dari ruangannya. Dia menunggu michelle dimejanya, meja michelle begitu berantakan banyak berkas dan dokumen saat michelle akan mengembalikan dokumen ke raknya michelle kepayahan karena dokumen itu begitu berat. Dengan sigap billy meletakkan tasnya dan membantu michelle membawa dan meletakkan dokumen ke raknya, Michelle menatap billy heran. “kesambet setan apa nih cowok kok jadi baik gini..” batin Michelle heran

“lelet amat sih loe.. “ katanya “ ngapain loe malah liatin gue.. cepat beresin itu meja loe..” kata billy sambil menyusun Dokuman, Michelle cemberut “gue tarik lagi kata-kata gue yang bilang billy baik..” kata michelle dalam hati.

“udah??” tanya billy michelle mengangguk, “Ayooo..” katanya lagi dan michelle pun melangkah berjalan disamping billy

“loe mau kemana Bill???” tanya Eza

“”ada kerjaan luar..” kata Billy singkat

“nanti malam Loe enggak pergi ke...” belum selesai Eza bicara billy sudah memotong..

“pergi.... kita ketemu disana yah ???” kata billy sambil berlalu pergi, dia mengendeng tangan michelle. Eza kenal dengan Gio pasti Eza juga diundang Gio. Pikir Billy.

“gue bisa jalan sendiri.. gak perlu di gandeng..” kata Michelle

“Abis loe lelet sih..” kata Billy cuek, masih tetap mengandeng michelle.

Para karyawan menatap heran, sebenarnya dari tadi mereka sudah memandang billy dan michelle saat billy membantu michelle membersihkan mejanya. Selama berapa lama bekerja dengan billy mereka tak pernah melihat billy sebegitu perhatiaan dengan wanita apalagi bawahannya. Billy cendrung cuek dan menjaga wibawa, liat ajah sikapnya dengan Ariel. Mereka jadi binggung katanya si Bos pacarnya si Ariel nenek sihir itu, (Mereka memang suka sebel dengan Ariel, belum jadi nyonya ajah udah sok ngebosi.. hobby nya marah marah.. padahal baru pacar... ) makanya melihat Billy dan michelle mereka jadi malah mendukung, Michelle anak yang baik dan supel, dia pintar dan tidak sombong. Tapi  mereka tetap binggung. Dan akhirnya mereka Jadi teringat berita yang beredar di kantor bahwa pak billy sudah bertunangan. Mereka menatap Eza, penasaran, mau nanya, tapi segan, kalau dengan Pak billy mana berani mereka bertanya, bisa-bisa disuruh lari keliling lahan proyek. Bisa masuk kubur kalau harus lari keliling lahan yang berhektar-hektar itu. karena rasa penasaran yang membuncah, dan setelah aksi senggol-senggol satu sama lain, sambil senggol-senggol mereka memilih utusan siapa yang harus bertanya, akhirnya poling memutuskan Rony lah orangnya. Nasib sial karena Rony duduk paling ujung jadi dia tak tau harus nyenggol siapa.

“kenapa kalian liat aku gitu,,,” kata Eza heran ditatap oleh anak buahnya.

“ehhh..ehemm” kata roni berdehem, padahal tenggorokannya gak gatal. “mas.. Pak Billy dan michelle pacaran yah??” akhirnya keluar juga pertanyaan itu. Eza menatap lekat bawahan-bawahanya satu persatu, mereka menatap Eza dengan penuh rasa penasaran.

“menurut kalian???” Eza malah balik nanya.

“kalau diliat dari tatapan dan sikap pak billy sih kayaknya iyaaa..” kata Hendrik

“memangnya sikap billy gimana??” Eza malah jadi yang banyak nanya

“itu kayak tadi, mana pernah pak billy segitunya ama bawahan... perhatian banget...  memang sih pak billy suka marah-marah dan nyiksa michelle dengan kerjaan yang banyak... tapi kalau diperhatiin pak billy gak pernah lupa dengan jadwal makan Michelle, kalau disuruh kemana-mana malahan disuruh pake mobilnya..” kata Rony semangat, “kalau kita mana dibolehin pake mobilnya... iya kan Jek..” tiba-tiba jeki lewat, dan dia hanya mengangguk, teringat kejadian kemaren saat dia membawa michelle dan dijadiin mata-mata.

“mungkin karena Michelle kan perempuan.. kalian cowok..” kata Eza membantah, sebenarnya Eza juga menyadari perubahan sikap billy, perlakuan billy terhadap michelle itu berbeda dengan cewek lain bukan Cuma Areil bahkan cewek-cewek manapun yang pernah dekat dengan billy. Biasanya billy selalu cuek pada cewek. Tapi dengan  michelle begitu berbeda.

“trus ada rumor yang beredar dikantor... katanya pak billy udah tunangan... “ kata si gembul jono.

“dan tunangannya gak mungkin si nenek sihir Ariel.. buktinya ditangannya gak ada cincin” kata hendrik  kebablasan, yang lain menyenggolnya, dia menutup mulutnya, Eza heran

“nenek Sihir???” kata Eza heran tapi bibirnya tersenyum “kok kalian bilang Ariel nenek sihir???” tanya Eza

“iyaa mas... itu cewek belum jadi nyonya bos ajah udah ngebosi... hobbynya marah marah ama  perintah-perintah..” kata jono  “ dan yang bilang dia nenek sihir bukan kita ajah, tapi seluruh kantor juga bilang...” tambah jono semangat, sekalian curhat. Sebenarnya Eza menyetujui pendapat mereka, Dilihat dari mana pun michelle jauh lebih baik dari Ariel, dia sedikit heran, Ariel kenapa mau dan tak berontak lagi saat dia tau kalau jika billy tak bertunangan dengan michelle dia akan dicoret dari hak waris... dia malah cendrung setuju..pikir Eza, jelas banget apa yang dia kejar. Dan anehnya kelihatannya billy juga gak terlalu suka dengan Ariel, tapi herannya kenapa dia pacaran dengan Ariel?? Dan saat dia bertunangan kenapa dia tidak memutuskan saja si Ariel?? Sama dengan karyawannya sebenarnya dia juga binggung dengan kisah cinta sahabatnya.

“iyaaa... gak mungkin si Ariel itu.. jangan-jangan malahan Michelle???” kata Ronny, mereka malah saling pandang.

“kenapa kalian bisa nyimpulin michelle???” tanya Eza

“Di jari manis michelle ada cincin, dan modelnya hampir sama dengan pak billy...” kata hendrik lagi. Jeki hanya manut manut 

“masuk akal... kalau enggak ngapain coba itu Mbak michelle sampe diawasin segala..” kata Jeki dalam hati, Eza melihat jeki manggut-manggut.

“Bener gak mas..” tanya mereka lagi koor, sadar dari tadi Eza tak menjawab pertanyaan mereka, malahan Eza yang banyak nanya.
“jawab dunk mas.. “ minta mereka cemas, eza heran melihat kecemasan mereka

“katanya kalian lebih dukung michelle, tapi mukanya kok cemas gitu..??” tanya Eza

“ takut juga mas kalau dia itu calon Nyonya bos... aku pernah bentak michelle pas pertama ketemu..” kata Hendrik

“Aku malah pernah nyuruh-nyuruh michelle..” kata Jono

“ahhh kalau gitu aku yang paling aman... aku baik dengan michelle malah sering –bercanda bareng... dia itu Nice sih mana bisa marah-marah sama dia..” kata Rony senang

“aku pernah liat kamu, pernah noel pipinya michelle kan??? Terus michelle itu terkesan dekat ama kamu juga???” tanya  Eza, Rony mengangguk, memang iya diantara yang lain Michellle paling dekat dengan Rony.

“jutru posisi kamu tuh yang gak aman Ron..” kata Jeki nyeletuk, Eza diam, menatap Jeki, sepertinya Jeki tau  sesuatu..

“kok??? Sok tau loe jeki” tanya Rony mencibir tapi agak khawatir juga.

“bener,  kata Jeki.. Billy itu cemburuan loh... kalau dia tau kamu pernah noel pipinya Michelle.. bisa –bisa kamu dikirim ke timika..” kata Eza, Ronny pucat, Eza tersenyum melihat Rony, Jaki manggut-manggut lagi. “itu kalau michelle tunangannya billy.. kalau enggak yah kamu aman..” kata Eza kemudian dan meningglkan mereka

“yaahhh mas Eza ini.... jadi bener gak michelle itu tunangannya pak billy???” tanya mereka koor lagi, eza tersenyum penuh arti, dan menganggkat bahu

“liat ajah nanti,,, tapi kalau kalian penasaran banget kalian bisa tanya ama Billy langsung..” kata Eza tersenyum mengooda mereka.

“yaaahhhh... Mas Ezaa ...”  kata mereka koor,

“nanya ama pak billy sama ajah teken surat kematian atau Surat PHK... “ kata Jono memelas,  Eza tertawa puas. Lucu juga neh anak buahnya, cowok-cowok hobby ngerumpi.

Jeki pun meninggalkan arena rumpian itu, dia tadinya mau kepentri karena rumpian itu dia mampir  sebentar sekarang dia kepentri lagi. Dipetnri sudah ada Eza. Eza menatap Jeki lekat.

“jeki.. kok kamu tau pak billy cemburuan...???” kata Eza menyelidiki

“anu mas... nebak ajah..” kata nya berbohong, Eza tau ada yang ditutupi Jeki. Dia menatapnya lekat, ditatap seperti itu akhirnya Jeki angkat bicara, toh mas Eza pasti gak bakalan ngebocorin, dia kan sahabat baik si Bos.

“kemaren saat saya ngantar Mbak michelle itu, pak billy selalu nelpon saya atau sms saya tiap 2 jam sekali mas..” kata Jeki akhirnya

“untuk apa??” tanya Eza heran.

“untuk ngecek keadaan Mbak michelle, dengan siapa dia ketemu, trus dia lagi dimana..”kata Jeki, Eza membulatkan matanya kaget

“aahh.. yang benar kamu... “ kata Eza tak percaya

“bener mas... saya berani sumpah..” kata Jeki serius, eza takjub, benar Jeki itu anaknya jujur, dia gak mungkin bohong.

“gillaaa... ‘kata Eza akhirnya

“mas jangan bilang sama siapa-siapa... nanti saya dimarahin pak billy...” mohon jeki

“iyaaa.. kamu tenang ajah...” kata Eza menepuk pundak jeki dia pergi keruangannya, ini benar benar gila, Billy bisa obsesif begitu... ngecek tiap dua jam sekali??? , ooh yaaa.. waktu itu aku sempat melihat dia beberapa kali sibuk dengan telponya, dia yang biasanya selalu serius dengan kerjaan tapi saat bertemu rekanan kemaren itu,dia sibuk mengotak atik Hpnya. Jadi yang dia telpon dan SMS itu si Jeki dan itu untuk ngecek Michelle??? Eza shok... tak menyangka billy bisa bersikap seperti itu. tapi kelihatannya dia belum menyadari rasanya terhadap michelle. Sahabatnya yang jenius itu memang suka lambat kalau urusan asmara.

Billy dan michelle sampai di halaman sebuah Spa, michelle memandang heran, “kita ketemu Klien di Spa ini??? Tanya Michelle

“enggak... gue cape, jadi mau ke spa dulu, abis itu baru ketemu rekan gue..” kata Billy cuek.

“kalau gitu gue ngapain disini??” tanya Michelle binggung, soalnya itu spa khusus cowok

“loe bisa ke spa sebelah..itu spa khusus cewek..’ kata Billy, Michelle masih binggung, “udah gak usah binggung.. pergi ajah kesana..” kata Billy mendorong michelle, michelle pun nurut dan masuk ke spa itu, Billy tersenyum, “gimana mau kepesta kalau gak mandi..”batinya.

Sejam kemudian Billy dan michelle keluar dari tempat Spa, saat michelle keluar billy sudah menunggunya didepan Pintu. Mereka berjalan bersama menuju mobil. Bberapa menit kemudian mereka tiba di Mall XXX. Michelle mengeluarkan berkas berkas,

“gak usah dibawa, taro di mobil ajah berkas-berkasnya,” kata Billy

“Loh,,, kita kan mau ketemu Klien,,,,??” tanya michelle heran, dia mengernyitkan keningnya heran

“belumm.. nanti.. “kata Billy singkat dan menarik tangan Michelle dan mengandengnya.

“billy lepasin... gue gak perlu digandeng...” kata michelle mencoba melepaskan gandengan tangan Billy

“loe itu jalannya lelet.. kalau gak digandeng nanti loe ketinggalan dan ilang...” kata Billy, michelle cembertu

“memangnya gue anak-anak apa??? Pake bisa ilang segala..” kata Michelle sebel. Billy hanya tersenyum, tapi dia tetap mengandeng tangan michelle, michelle pun akhirnya pasrah. Billy berjalan menyusuri mall dengan tangan masih mengangdeng tangan Michelle dia berjalan berlahan, masuk toko satu ke toko yang lain. Michelle binggung tak tau apa yang dia cari.

“sebenarnya loe cari apa sih..??” kata michelle akhirnya

“gue cari baju buat ke acara temen gue..” kata billy santai.

“acara apa??” tanya michelle

“acara ulang tahun..” jawab billy, michelle pun ikut mencari baju untuk billy dan tidak berapa lama dia membawa kemeja kotak kecil berwarna hitam garis coklat .

“ini ajah.. acaranya santai kan??” tanya michelle billi mengangguk. Dan billy pun pergi kekamar pas, dan tapi sebelumnya billy mengambil jeans hitam. Beberapa menit kemudian billy keluar, dia kelihatan tampan dengan stelan itu, michelle jarang memang melihat billy memakai pakaian santai, dia selalu melihat billy dengan pakaian kantor dan rumah. Bukan hanya michelle, para pengunjung dan pelayan toko pun takjum melihat ketampanan Billy. Mereka berbisik-bisik,

“ayoo... “ kata billy memegang bahu michelle, michelle menatap billy heran

“kok langsung loe pake..??” tanya michelle heran

“acaranya itu malam ini..” kata Billy singkat “gue udah oke kan... ??” tanya billy lagi, sebelum kekasir michelle meraih jaket kulit coklat tua, Billy menatap heran

“untuk siapa??” tanya nya, bukan malah menjawab, michelle malah merentangkan jaketnya dan menyuruh billy memakainya, melihat isyarat mata michelle yang menyuruhnya memakai jaket itu, Billy pun memakainya, dan michelle tersenyum puas, Billy tambah kelihatan tampan. Michelle merapikan kerah jaket billy. Billy senang melihat michelle berdiri didepannya dan merapikan pakaiannya. Semua orang menatap mereka, billy tak mempedulikan tatapan meraka, dia bahagia. Begitu juga michelle, Reflek dia merapikan kerah kemeja dan jaket yang dikenakan billy, semua orang menatapnya, dia sadar ditatap, tapi dia menikmati tatapan itu. Setidaknya sekarang dia sedang ditatap bersama laki-laki tampan, cewek-cewek yang menatapnya pasti iri padanya.  Setelah selesai merapikan baju billy Michelle menatap billy sambil tersenyum manis, deg... jantung billy berdetak kencang melihat senyuman michelle, billy pun segera menarik michelle kekasir dan setelah membayang mereka pun pergi, billy lagi-lagi masih mengangdeng michelle, sekarang michelle tak lagi menolaknya. Dia jalan dengan tenang disamping billy. Billy mengajaknya masuk di conter baju cewek brand terkenal.

“ngapain sih loe kok masuk sini.. ini kan baju cewek....??” tanya michelle heran, billy tak menjawab dia melepaskan tangan michelle, dan berjalan mengelilingi counter. Billy berjalan diikuti pelayan toko.

“ini... ini.. terus ini.. lalu ini.. dan itu..” billy menunjuk 7 baju dan billy serta pelayan itu berjalan menuju Michelle. “nih,,, loe coba semua baju ini..” kata billy menunjuk tumpukan baju ditangan sang pelayan.

“untuk apa??’ tanya michelle heran

“yah kita pergi ke tempat ultah teman gue dong..” kata billy

“tapi..” kata michelle ragu

“udah jangan bantah..” kata billy tegas, “apa mau gue yang pakein..” kata billy tersenyum nakal, reflek Michelle menyilangkan tangannya kedadanya.

“jangan mesum dong billy..” kata michelle kesal, tapi dia menuruti juga Billy, dia pun memasuki kamar ganti dan menganti pakaiannya.

Baju pertama, billy memandangnya lama, setelah itu dia mengibas-ngibaskan tangannya tanda tidak setuju dan langsung menyuruhnya menganti pakaian.

Baju kedua, ekpresi billy juga sama, ketiga keempat bahkan sampai ketujuh semua sama, tak ada yang berkenan dihati billy.

“bawa koleksi terbaru ..” kata billy pada manajer tokonya. Michelle cemberut dia sudah lelah dan pegel

“ gimana kalau yang ini ajah deh.. “ kata michelle memohon, Billy menggeleng, michelle tambah cemberut. Sang manajer datang bersama anak buah nya membawa beberapa koleksi baju, michelle maju

“biar gue aja yang pilih..” kata michelle tegas,

“pake aja semuanya...” kata Billy,

“tapi gue udah cape .. semuanya gak ada yang loe suka..” kata michelle kesal,

“abis loe jelek banget... masak semua baju bagus ini gak cocok di badan loe..” kata Billy mengejek. Michelle kesal mendengar perkataan billy

“ya udah kalau gue jelek.. loe gak usah ngajak gue..” katanya merajuk dan mau beranjak pergi, tapi billy mencegahnya.

“tunggu.. gitu ajah ngambek..” kata billy menggoda michelle.

“Gue gak mau nyoba semua... biar gue yang pilih bajunya..” kata michelle sebel, billy pun akhirnya mengangguk mengalah, dari pada michelle ngambek pikirnya,sebenarnya semua yang dipakai michelle bagus-bagus dan cocok di badan michelle, billy terkesima menatap michelle. Karena semuanya cocok jadi billy ingin melihat michelle mencoba semua baju yang ada ditoko ini. Michelle sudah menentukan pilihannya dia pun masuk ke kamar pas. Dan beberapa saat dia keluar dari kamar pas, billy menatap michelle tak berkedip. Michelle memelilih dreas hitam terusan lengan pendek, atasnya terbuat dari kain brokat coklat senada dengan jaket billy. Dreas itu terbuat dari kain sifon sutra, bawahnya di bentuk sirkle kembang, panjangnya selutuh sehingga kaki mulus michelle kelihatan. Billy menatap michelle takjub, “billy..” panggil michelle meminta keputusan

“yang ini ajah..” katanya singkat, michelle lega, billy menjentikkan carinya, datang pelayang dengan 3 model highheell,  michelle memilih Highhell warna coklat, tumitnya tidak terlalu tinggi, sangat cocok dengan dreas dan kaki michelle terlihat seksi.

“Nona ini selera fasionnya bagus...” kata sang manajer, Michelle hanya tersenyum. Dan dia membisikkan sesuatu pada si mbak sang manajer. Billy henya menatap binggung

“kenapa?? “ tanyanya heran

“enggak  ada apa-apa hanya soal urusan perempuan..” kata michelle datar. Si Mbak menajer itu pun kembali membawa kotak ukuran kecil, dan michelle pun masuk ke dalam kamar pas lagi, diikuti sang manajer. Billy hanya menatap binggung tidak berapa lama, michelle pun keluar. Michelle kelihatan sempurna dengan dandanan naturalnya, matanya hanya disapu celak dan ayeliner, bibinya dipoles dengan lipstik warna peace, rambut michelle diikat ekor kuda, sehingga memperlihatkan lehernya yang jenjang. Billy tak henti-hentinya menatap dan terkagum-kagum, bukan hanya billy, manajer, pelayan toko dan para pengunjung juga mengagumi kecantikan michelle, meski dengan kacamata tapi tidak bisa menghalangi pesona michelle. Billy tersenyum senang dan bangga, dia memberikan lengannya untuk digandeng michelle. Semua mata memandang mereka takjub, orang-orang berbisik-bisik,

“serasi banget mereka...” terdengan celetukan tak tau siapa yang bicara, mendengar itu, billy dan michelle berjalan dengan bangganya dan bahagia.  Billy menyetir mobilnya, seringkali dia melirik dan manatap michelle.

“udah deh billy.. muka gue bisa berlubang kalau loe liatin terus...”kata michelle “lagian loe itu kalau nyetir liat kedepan dong..bahaya tau” tambah michelle lagi dan dia mengembalikan posisi leher agar billy menatap kedepan, billy hanya tersenyum begitu juga michelle. Setelah billy fokus menyetir, giliran michelle menatap billy.

“gue tau kalau gue memang kece.. tapi loe jangan liatin gue terus, nanti muka gue luntur.,,,” kata billy, dipergok billy michelle pun memalingkan wajahnya yang bersemu merah, deg.. lagi lagi jantung billy berdetak kencang, “aahh begitu manisnya..”batin Billy, “kalau bukan karena sedang nyetir, sekarang ini cewek pasti gue peluk..” kata Billy dalam hatinya.

Dirumah Shilla, indra sedang membujuk Shilla pergi ke pesta ultah temannya. “ayoo dong Shill, temenin gue,,” rengek Indra. “michelle pasti juga datang dibawa billy..” tambah indra, mendengar kata michelle, Shilla mulai bergeming

“Ariel dan Sheilla diundang..” tanya Shilla

“kayaknya diundang.. Gio kan sepupunya  ludya...” kata indra,

“kasian juga michelle...” pikir Shilla, “ya udah gue ganti baju dulu... “ kata Shilla. Indra tersenyum bahagia,  beberapa menit kemudian Shilla muncul dengan dreas, dia kelihatan cantik dan feminin, apalagi rambutnya digerai, dan sedikit polesan celak dan lipstik. Indra tertegun, biasanya Shilla terlihat tomboy tapi malam ini dia begitu manis.

“ayooo..” kata indra semangat dan mengandeng tangan Shilla

“gue gak perlu digandeng kaliii Indraa..” kata Shilla datar

“tapi gue mau..” katanya tak mau melepaskan tangan Shilla. Indra tersenyum bahagia.

Didalam mobil tamara, Ariel duduk dengan wajah cemberut, “kenapa sih loe dari tadi cemberut ajah???” tanya Tamara., Ariel hanya diam, “apa karena Loe gak bisa pegi sama Billy???” tanya tamara lagi, lagi-lagi Ariel Cuma diam

“mungkin Billy sedang sibuk, Loe pasti deh ketemu sama Billy disana... kalau gak salah Ludya bilang Gio itu temennya billy saat di LN..” kata Tamara lagi, wajah Ariel jadi tambah kesal, justru itu yang membuat Ariel marah, Billy tak mengajaknya, dan saat tadi dia menelepon Billy, Billy sedang di Mall,

“haloo...” sapa billy, sebenarnya enggan mengangkat tapi kalau enggak dianggkat Ariel bakal terus meneleponya dan itu sangat mengganggunya.

“Sayang... nanti temenin aku ke pesta Ultahnya sepupu Ludya yah..” kata Areil

“Sorry Gue gak bisa.. Gue ada acara Ultah temen Gue..” kata Billy yang tak tau kalau Gio itu sepupu Ludya,

“Temen kamu Gio kan?? ..” tanya Ariel

“Ya.. loe tau dari mana..???” tanya billy heran

“Dia kan sepupunya Ludya...” kata Ariel, wah gawat juga neh, batin Billy, tapi ahh gak peduli, aku gak mungkin ninggalin michelle, kata billy dalam hatinya, michelle memang sedang berada dikamar pas.

“kita pegi bareng yah sayang..” kata Ariel

“Sorry gue udah dijalan menuju ke tempet Gio, loe pergi sama yang lain ajah..” kata Billy menutup telponnya, Michelle sudah keluar dari kamar pas. Ariel begitu kesal. Dia pun menelepon Indra,

“Loe jemput gue yah jam 8 malam, kita pergi bareng ke acara Ultah sepupu ludya Gio...” kata Ariel memerintah

“Sorry Riel, gue pergi bareng Shilla...” kata Indra menolak, Ariel kaget, indra tak pernah menolak perintah dan keiinginannya

“Kayaknya loe lengket banget udah sama si cupu sahabatnya si udik itu..” kata Ariel Sinis

“bukannya loe yang nyuruh yah supaya gue dekat sama dia, dan biar gue gampang ngorek info tentang Michelle??” kata Indra, Ariel diam “Udah yah.. Shilla datang tuh..” kata Indra memetuskan Telponya, percakapan iu terjadi sebelum Indra membujuk Shilla, entah kenapa indra tidak ingin lagi menuruti segala keinginan Ariel. Dia mau Ariel menghargainya, seperti Shilla menghargainya, sekesal apapun, semarah apapun Shilla, Shilla tak penah mengabaikkannya, walapun bicaranya galak, tapi saat indra datang Shilla selalu mau menemuinya.bahkan dari saat pertama dia dekati dulu,

“kalau loe gak suka ama gue kenapa loe masih mau menemui gue gini..” Tanya Indra dulu

“loe datang kerumah gue, dengan maksud menemui gue, setidaknya gue harus menemui loe dan ngusir loe..” kata Shilla waktu itu.

Ariel begitu kesal, Billy yang mengabaikkannya, sekarang bahkan Indra juga ikut mengabaikan Ariel. Tamara melihat raut kesal diwajah Ariel memilih diam dan tak ingin menggubrisnya.

Di mobil Eza, Sheilla hanya diam memandang keluar jendela, Eza meliriknya binggung dengan keheningan Sheilla

“kamu kenapa Shiella??? Kok dari tadi diam ajah??” tanya Eza

“aahh...gak papa kok kak..” kata Sheilla menoleh menatap Eza dan tersenyum manis padanya.

“oyaa.. tante Amara apa kabar??? Baik??” tanya Eza, ada kilatan kesedihan dimata Sheilla, tapi dia berusaha menahannya agar eza tak akan pernah tau lukanya.

“baik... baik banget malahan..” katanya tersenyum manis, dan kemudian memendang lurus ke jalan, teringat saat-saat ibunya sedang bermain bersama Michelle. Eza menatap Sheilla lekat, mencari dan mencoba menjabarkan pikiran Sheilla tapi Eza tak berhasil. Dan Akhirnya perjelanan mereka pun dihiasi dengan keheningan.

Direstoran hotel Mized sudah disulap jadi tempat pesta anak muda, panggung musik, lilin-lilin dan lampu dansa menghiasi ruangan, ruangan telah dipenuhi olah tamu-tamu undangan si empunya pesta sibuk menyalami tamu tamu, muncul Eza dan Sheilla bersamaan dengan Ariel dan Tamara. Mereka berjalan menghampiri gio dan mengucapkan selamat. Memudian muncul Eza dan Sheilla.Eza dan Sheilla juga mengucapkan selamat dan  Tidak selang berapa lama muncul Indra dan Ashilla or Shilla, Indra menuntun Shilla berjalan  menemui Gio,

“heii.. Bro... selamat Ultah yah...” kata Indra menyalami Gio dan memeluknya,

“Thanks Bro... iniii....???’ kata Gio sambil melihat Shilla, Shilla tersenyum

“ini Shilla..” kata indra mengenalkan, Gio tersenyum dan mengulurkan tangannya, Shilla menyambut tangan Gio dan menyalaminya. Kemudia Gio berbisik di telinga Indra “Waahh,,, Tipe loe udah berubah yah.. ??? biasa yang seksi.. sekarang yang Nice..” Bisik Gio, Indra Cuma tersenyum.

Dan saat mereka sedang asik mengobrol, tiba-tiba muncul Billy dan Michelle, seketika semua orang menatap mereka, Michelle mengandeng tangan Billy, orang-orang berbisik dan menatap billy dan Michelle takjub, tidak terkecuali sahabat-sahabat mereka, Shilla tersenyum bahagia, Eza menatap michelle takjub, michelle begitu manis malam ini, Sheilla menatap tak peduli, dan Ariel pastinya menatap dengan marah.

Michelle dan billly masih berjalan, billy mencari sosok Gio, dan saat menemukannya dia pun berjalan menuju Gio, michelle mengikuti langkah Billy, dan saat dia melihat orang-orang disekitar Gio, Eza,  Sheilla, indra, ada Shilla juga batin Michelle senang, dan ternyata Ariel juga. Reflek Michelle melepaskan tangannya dari lengan billy, billy kaget, dia menatap michelle yang berhenti. Dan tampa aba-aba billy malah mengambil tangan michelle dan mengandengnya. Michelle mencoba melepaskannya

“Billl.. ada Ariel,,, lepasin gue..” kata Michelle sedikit memohon, tapi Billy tak mendengarnya, atau pura-pura tak mendengar, dia terus mengandeng tangan Michelle. Ariel sudah begitu kesal dan marah memandang pemandangan itu, api dia menahannya, indra melirik dan menatap Ariel, tampa indra sadari Shilla melihat indra yang sedang menatap Ariel, tapi dia berbalik menatap sahabatnya lagi yang begitu cantik malam ini, Shilla tersenyum bahagia. Michelle memegang tangan Shilla saat mereka sudah dekat, mereka saling peluk.

“Selamat Ultah Brother..” kata Billy menyalami Gio dan memeluknya,

“makasih Bill...” kata gio senang,  “jadi mana??” tanya Gio , Billy tersenyum, billy mundur dan merangkul pinggang michelle, michelle yang akan bicara dengan Shilla kaget.

“ini.. “ kata billy tersenyum “tunangan gue..” kata Billy lagi

“woooowwww...” kata gio memandang michelle, “gue gio temen Billy di LN...’” kata gio menyulurkan tangan pada michelle

“Michelle...” kata michelle, membalas ururan tangan Gio, Gio menatap michelle lekat

“eitss... jangan lama-lama salamannya..” kata Billy melepaskan tangan Gio

“Aahh.. michelle kamu manis banget...” kata Gio, gio orangnya memang ceplas-ceplos “loe beruntung Bill...” kata gio tertawa dan billy juga tersenyum. Michelle bener-bener gak habis pikir dengan Billy, apa dia gak liat si Ariel??? kenapa dia bereaksi berlebihan begini??? ,pikir michelle, “Oh Tuhan.. apa aku bisa pulang dengan selamat malan ini???” batin michelle cemas, saat melihat mata ariel yang penuh kemarahan, mata itu seakan siap untuk membunuhnya.

“michelle.. loe kenapa ???” bisik Shilla saat melihat michelle cemas

“liat deh si Ariel, kyknya dia mau bunuh gue.. loe jangan jauh-jauh dari gue yah..” kata Michelle, Shilla menatap Ariel, dan Shilla  tersenyum melihat michelle

“pengecut ah loe... lagian si AA billy pasti bakalan jagain loe kok...” kata Shilla menggoda, michelle cemberut mendengar perkataan Shilla

“mana mungkin dia jangain gue..’” kata Michelle mencibir,

“selamat yah Broo..” kata Seseorang cowok dibelakang Billy, semua mata menoleh ternyata, rangga

“Aahhhh Rangga.. apa kabar??” kata Gio memeluk rangga, Rangga tersenyum

“loh.. loe kenal rangga juga??” tanya Billy

“Iyaa.. Rangga ini temen SMA gue..” kata Gio “Loe kenal rangga juga??” tanya Gio pada Eza

“Gue kenal rangga di LN, dan sekarang dia rekan bisnis gue dan Billy..” kata Eza

“ahhh.. ternyata dunia begitu kecil...” kata gio, dan mereka tersenyum senang,

Rangga tersenyum menatap Michelle, seperti biasa dia terlihat anggun dan manis, Michelle juga tersenyum pada rangga, melihat itu billy menghampiri michelle dan memeluk pinggang Michelle, Michelle lagi kaget.

“liat kan..?? gak bisa jauh malahan, loe tenang ajah ada tunangan loe.. loe pasti aman..” kata Shilla berbisik dan tersenyum, Billy mendengar bisikan Shilla dan tersenyum padanya, dia membulatkan tangannya tanda Oke, Shilla tersenyum.

“billy ... lepasin... loe gak liat ada Ariel disana??” bisik michelle, bukan malah melepaskan tangannya Billy malah memeluk erat dan menunduk membisikan sesuatu ditelingan michelle

“Status loe disini adalah Tunangan Gue... jadi loe harus bersikap sebagai tunangan gue.. jangan senyum-senyum dengan cowok lain..” kata billy, michelle diam menatap Billy binggung

“Aduuhh... jangan mesra-mersaan dunk Bill.. bikin gue yang jombo ini sedih ajah..” kata Gio menggoda billy dan michelle, Billy terseyum mendengar Gio.

Billy masih merangkul michelle erat. Dan menatap Rangga tajam, dia tak bisa menahan diri lagi, “rangga harus tau, Michelle tunangan Gue.. She is my mine..” batin billy tak peduli, Ariel begitu marah, tamara dan ludya memegangnya, takut ariel meledak histeris. Tapi Ariel tak bisa menahannya, dikepalanya sudah tersusun rencana.

“cewek kampung itu harus dikasih pelajaran.. dia harus tau kalau ini bukan tempatnya...” batin Ariel, tersenyum jahatnya..


BERSAMBUNG....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar