Senin, 08 September 2014

BilChell LOVE STORY
BAB 26

Hari ini Michelle sedikit lebih santai, tidak ada lagi pekerjaan membersihkan rumah, melayani si Sheilla, Oma selalu mengajaknya kemanapun dia pergi. Seperti sekarang Michelle sedang menemani Oma Terapi lututnya kerumah sakit.  Diruang tunggu  mereka sedang menunggu panggilan,

“Oma... biasanya oma kalau terapi berapa lama sih??” tanya Michelle

“Biasanya 2 jam..” kata Oma,

“hmmm.. terus pas terapi aku boleh masuk ke dalam gak  ..oma..??” tanya Michelle

“biasanya sih klw lagi gak rame boleh, tapi kalau lagi rame gak bisa masuk,, karena ruangannya kecil..” kata Oma..” kamu dari tadi nanya terus kenapa?? Kamu mau pergi??” Tanya Oma sambil memandang Michelle, Michelle tersenyum mengangguk.

“Iyaa Oma, ada kenalan aku dirawat disini. Aku mau jenguk oma??”’... kata Michelle memohon persetujuan.

“Boleh kok,.. ya udah gak pa-pa.. kalau kamu mau jenguk kenalan kamu, oma bisa sendiri kok..” Kata Oma..

“Iyaa makasih Oma... tapi nanti ajah Oma, aku antar oma kedalam dulu nanti baru aku jengguk kenalan aku..” kata Michelle tersenyum oma juga tersenyum padanya. Selang beberapa menit  Nama Oma dipanggil dan Michelle pun mengantar Oma kedalam. Setelah oma terbaring diatas tempat terapi, dan perawat memasang dan menghidupkan alat, baru lah Michelle pergi.

“Oma ...Michelle pergi dulu yah.. nanti kalau udah siap Oma telpon Michelee ajaa..” kata Michelle berpesan sambil pamit mencium tangan oma dan Pergi.

“Cucunya Buk....” tanya seorang perawat..

“iyaa.. cucu menantu” kata Oma sambil tersenyum dan menggangguk

“Wah beruntug sekali, kelihatannya anak baik banget yah, cantik pula..” Kata nenek-nenek yang tidur disebelah Oma..

“iyaa.. “ Oma tertawa gembira

Michelle sedang berjalan keluar menuju ruang perawatan Rendy.. aahhh... Michelle sangat Rindu pada adik-adiknya.. mudah mudahan mereka bertiga ada disini. Disebuah Ruang rawat anak, michelle mengetuk pintu dan berlahan membukanya. Pintu terbuka dan dia mengintip kedalam.

 “Haloo..” kata Michelle sambil tersenyum, Aries berlarian memeluk michelle, Sifa melompat-lompat digendongan ibu panti, dan Rendy melambai-lambaikan tangannya ke arah Michelle, untunglah semua lengkap berkumpul, bahkan Shilla juga ada.

“Ahhh... Aries.. kakak kangen kamu juga..” Michelle jongkok memeluk aries, kemudian berjalan mencium sifa dan memegang tangan Aries dan menciumnya, Aries tampak senang dan kelihatannya Rendy sudah membaik, dia tidak ngemetar lagi. Kakinya juga seudah bisa dia goyang-goyang kan...  Michelle senang melihatnya.

“kak Michelle kemana ajah?? Kok kakak gak jengguk kami dipanti..?? kakak gak suka Aries lagi yah..???” tanya Aries sedih, michelle pun sedih mendengarnya.

“enggak kok,, kakak sayang sama kamu.. Cuma kakak sedang kerja, ditempat kerja kakak gak boleh keluar seenaknya..” Michelle menjelaskan nya dan Aries pun memeluknya lagi. Michelle mengelus-elus kepalanya dan menciumnya.

“gimana keadaan Rendy buk??”

“rendy baik, dia gak rewel, makanya banyak, mau minum obat, dan gak nangis juga pas diterapi.. “ kata Ibu Meila, Michelle senang mendengarkannya. Michelle pun mengambil tangan Rendy dan menciumnya.

“kamu Hebat sayang... kamu anak yang kuat... kamu pasti cepat sembuh... kakak bangga ama kamu..“ Rendy menatap Michelle dan michelle pun mencium keningnya dan mengelus-elus kepalanya.

‘Keadaan Panti gimana buk.. ??”michelle bertanya pada ibu panti

“Asrama sekarang sudah kondusif semua keperluan diantar, kita tidak kekurangan lagi..” Michelle senang mendengar kabar itu.  Mereka mulai terlibat percakapan yang asyik, Michelle senang dan bahagia, memang benar apa kata pepatah (jangan tanya pepatah siapa yah.. lupa..hehehe) “ hal baling menyenangkan adalah berkumpul bersama orang-orang yang menyayangi mu” batin Michelle, Rumah Om surya mamang besar tapi Michelle lebih merasa bahagia dikamar ini, walau kecil tapi penuh kehangatan. Tengah asik bicara telponnya berdering, Oma..

“ Ooo iyaaa.. Oma... udah selesai..” tanya Michelle sambil melihat jam, ternyata telah dua jam Michelle disini. “iyaa Michelle kesana sekarang yah..!!!”  kata Michelle sambil menutup Telponnya. Semua menatapnya

“Michelle harus pergi..” katanya sedih “Michelle balik dulu yah bu, ibu panti..” pamit michelle sambil mencium tangan mereka.

“cepat sekali... rasnya belum habis kangen kami pada mu...” kata ibu panti

“Michelle juga kangen kalian semua.. tapi aku harus pergi..” Michelle jongkok dan memegang tangan Aries.

“aries.. kakak pergi dulu ya...??!! kamu jaga ibu dan Adik baik-baik yah..” Aries memangguk dan michelle pun mencium Aries dan berjalan keluar ditemani Shilla.

“gue senang Loe baik-baik ajah..” kata Shilla “dari telpon Loe kemarin kayaknya Loe ribet banget disana..???” tanya Sheilla

“Ahh... Tinggal di kandang Singa tampa pawang..Loe tau kan gimana susahnya gue bertahan hidup..” Michelle berkata sambil tersenyum

“Ahh.. serem banget terumpamaan Loe..” kata Shilla sambil tertawa

“oyaa.. Makasih yah Shill.. Loe udah mau jagain mereka..” Michelle memeluk Shilla.

“Ahh Loe.. lebay banget sih..gue Cuma nagntarin ibu panti dan Aries Sifa kok, Mereka Kangen dengan ibu mereka..” tambah Shilla.

“pokoknya gue terima kasih ama loe..  nanti kalau ada apa-apa loe harus telpon gue..” kata Michelle , Shilla hanya mengangguk, mereka pun berpelukan sebelum berpisah.  Michelle berjalan menuju ruangan Tarapi, Oma masih terbaring disana,

“udah selesai Oma...  “ tanya michelle, Perawat pun mencabut alatnya dan Michelle membantu oma turun dari tempat terapi.

“makasih Sus..” kata michelle kepada perawat terapi itu dan mereka berdua berjalan keluar rumah sakit dan di depan pintu rumas sakit Pak tarno telah menunggu didalam mobil, mereka pun masuk dan pulang ke rumah.

Di cafe Bean Rangga tengah sibuk mengecek ruangan, hari ini hari terakhir para pekerja bekerja, mereka sedang membersihkan seluruh ruangan.

“treiinng..” bunyi lonceng tanda seseorang membuka pintu Cafe, Rangga menoleh dan melihat kearah pintu ternyata Sheilla yang membuka pintu.

“ngapain loe di sini..??” jawab Sheilla

“loe lupa.. kalau ini cafe gue juga..” jawab Rangga, tampa melihat Sheilla, Rangga sibuk membersihkan bekas cat diatas meja cafe..

“gue kesini karena gue ada janji dengan kak Eza... kita mau bicarain acara pembukaan cafe ini..” kata Sheilla menjelaskan, padahal rangga gak nanya, Rangga hanya melirik Sheilla tampa menanggapi omongannya, Sheilla kesal melihat sikap rangga. Tapi dia melilih diam dan memperhatikan cafe ini...” bagus juga design Cafe ini.. terlihat nyaman” pikir Sheilla

“mana??” tiba-biba Rangga berbicara dan tangannya diulurkan meminnta sesuatu pada Sheilla

“apa??” sheilla binggung

“draf Acaranya??” kata Rangga lagi “ Jangan Lupa, gue juga Owner disini, bukan hanya Eza dan Billy,, loe harus mendapat persetujuan gue juga, baru loe bisa buat acaranya..” kata Rangga tegas.

“ Draf Acara???” Sheilla binggung dia tidak membuatnya dia hanya menulis di agendanya.

“iyaaa... atau sejenis proposal.. jangan bilang Loe gak buat Draf nya??’kata Rangga melihat Sheilla penuh seledik, Sheilla salah tingkah, dia tidak membuatnya, dia kira gak perlu, karena dengan Eza dan Billy dia cukup menunjukkan agendanya saja, dia lupa kalau rangga juga owner.

“ya sudah.. kalau gitu loe buat sekarang juga disini... “ kata Rangga saat dia melihat Sheilla mulai binggung dan Rangga pun mengambil beberapa helai kertas kosong dari Tasnya dan memberikannya pada Sheilla.

“disini.. “ kata sheilla menggigit bibirnya

“iyaa.. Loe harusnya buat Draf / proposal acara, mau seperti apa acaranya, siapa2 saja pengisi acaranya , berapa biayanya dan siapa-siapa saja undanganya....” kata Rangga menjelaskan.. “gue tau loe amatiran, Cuma loe ini mahasiswi bukan anak sekolahan, harusnya loe tau yang seperti itu... “ kata Rangga menatap tajam.

“gue tau kok.. gue udah buat didalam agenda..” kata Sheilla membantah marah dikatain amatiran.

“eza dan billy mungkin gak peduli , tapi kalau soal kerjaan gue mau kita profesional, jadi gue gak peduli, loe sepupu billy dan pacarnya eza.” Rangga  menatap Sheilla tajam, Sheilla sedikit malu sebenarnya, karena dia memang mengambil pekerjaan ini karena ingin menunjukkan pada Eza, kalau dia bisa, tapi tampa dia sadari dia memang sedikit menyepelekan ini.

Sheilla pun mulai menulis nya, untung dia pernah melihat proposal acara saat ada seseorang teman kampusnya menitipkan sebuah proposal padanya untuk minta bantuan dana pada Om surya, “jadi sekarang gue gak kelihatan bodoh-bodoh amat didepan ni cowok..” batin Sheilla. Sheilla menulis dengan serius, Rangga memperhatikannya.

Setelah beberapa menit, Sheilla selesai mengerjakannya, dan dia pun menyerahkannya pada Rangga, dan menunggu dengan cemas apa tanggapan rangga seperti seorang murid menunggu hasil penilaian gurunya,

“jelek amat sih tilisan Loe...” mendengar itu Sheilla kesal dan hampir saja dia sambar kertas ditanggan Rangga, tapi rangga malah memberikannya “Ini..ini... dan ini.. salah.. tulis ulang..” kata Rangga, Sheilla melihat coretan Rangga, dan lucunya Sheilla malah menulis ulang tampa protes dengan rangga.

Sheilla dan rangga begitu serius sampai-sampai mereka tidak menyadari kalau Eza sudah datang, Eza mengangkat alisnya dan mengernyitkan dahinya melihat pemandangan antara Sheilla dan rangga..” sejak kapan mereka Akrab??” batin Eza.

“Eheemmmm..” Eza berdehem, Sheilla dan Rangga serempak menoleh,

“Eh kak Eza..” kata Sheilla malu, dan cepat-cepat memberikan kertas itu pada rangga.

“lagi buat apa kamu Sheilla serius amat..???” tanya Eza..

“eehh.. Itu,.. hmmm ..” Sheilla salah tinggah, binggung kalau dia kasih tau nanti kak eza pikir dia bodoh banget, tapi kalau enggak nanti eza salah paham, saat Sheilla binggung memutuskannya, rangga sudah berbicara

“Gue suruh dia buat proposal, biar bentuk acaranya jelas seperti apa..” kata Rangga santai

“oohh.. maaf itu salah gue.. gue gak bilang sama sheilla kalau dia harus buat itu..” kata Eza, mata Sheilla berbinar-binar menatap Eza, “kak Eza selalu bisa ngelindungi aku,” batinya terharu, Rangga menatap heran pada Sheilla, tapi dia hanya menggaguk saat melihat tatapan Eza padanya.

Dijalan tol Michelle terlihat cemas, keringatnya bercucuran.

“Gimana Pak ... Bisa..???” Michelle bertanya pada pak Tarno. Mobil mereka mogok di jalan tol. Sementara hari sudah siang.

“Belum Non... “ kata Pak tarno,

“coba diperikasa lagi Pak..” tanya Michelle, dia sedikit cemas, binggung, kalau nunggu pasti kelamaan semetara dijalan tol ini jarang lewat taksi dan kalau harus mengajak oma jalan pasti tidak mungkin.  Michelle pun binggung. Lalu dia teringat seseorang, dan michelle pun mengambil Hpnya dan menekan Nomer yang dimaksud.

Billy, Eza, Rangga dan Sheilla sedang ada disebuah restoran, tadi saat Billy datang mereka memutuskan membicarakannya di sebuah renstoran sambil makan.

“Jadi udah Fix kan?? “ Tanya Eza

“iyaa... Kita buat secara sederhana saja.. tampa artis- artis segala..” kata Rangga Melihat Sheilla tajam, Sheilla melotot dan manyun,

“Dan tampa makanan dari hotel bintang 5...” kata billy memelototi Sheilla, Sheilla cemberut.

“oke Fix.. dan Undangannya temen-temen kita saja..” kata Eza kemudian.

Mereka pun kemudian menyantap makanan mereka, dan saat sedang makan eza buka suara.

“Loe kenapa gak bawa tunangan Loe sih kesini, kan dia bisa bantu-bantu kita juga, kasian dia kalau seharian dirumah”.. kata Eza,

“hukk.. hukk..” Sheilla tersedak, “ngapain sih kaka Eza ini, nyuruh ajah-ajak michelle segala..” batin Sheilla, tapi Billy hanya diam

“hari ini dia gak akan bosan,  tadi Oma  mengajaknya  pergi...” kata billy cuek..

“Tunangan???.... Billy udah tunangan??” tanya Rangga kaget,

“gitu lah kira- kira..” kata Billy singkat, Rangga heran Billy terkesan Cuek. Apa ini perjodohan politik yah, Billy kan anak orang kaya,Batin Rangga. Tapi Rangga tidak memaksa bertanya, dan mereka pun melanjutkan makan mereka. Baru selesai makan, HP billy berdering. Dia mengernyitkan Dahi melihat nama yang tertera disana, Billy menganggkat Hpnya.

“haloo..” katanya ragu-ragu, karena sebenarnya setengah tidak percaya kalau orang ini akan meneleponya.

“Jemput Gue ama Oma di jalan Tol XYZ..” kata suara diseberang sana, yah yang menelepon Billy memang Michelle.

“memangnya mobil pak tarno kenapa..??” tanya billy.

“Mobilnya mogok, dan disini juga gak ada taksi.. trus gue juga gak mungkin ngajak oma jalan,,” Michelle sedikit Panik,

“maless ah.. Loe tunggu ajah sampai tukang Bengkel datang..” kata Billy sambil tersenyum

“Oma udah kepanasan tau, dan dia harus minum obat jantungnya.. obat jantungnya gak dibawa..” kata Michelle kesal campur panik..

“Salah Loe.. Loe kan diajak buat nemenin,,, kenapa loe gak ingatin Oma??” Billy mulai ngeselin saat Michelle akan marah Billy berkata lagi “ tapi gue bakalan Lakuin itu.. tapi dengan Syarat loe harus minta dengan penuh kelembutan..” kata billy dengan senyum penuh kemenangan. ,

Sheilla dan Eza saling pandang “siapa yang nelpon kenapa si Billy senyum senyum gitu???” kira-kira begitulah pertanyaan Eza dan Sheilla dalam hati

Michelle menggigit bibir bawahnya, Billy bener-bener nyebelin, tapi dia kasihan melihat oma yang sudah kepanasan, Michelle pun melakukan permintaan Billy

“Billy... jemput aku sama Oma dong di Tol XYZ...” kata Michelle dengan lembut. Billy terseyum puas diseberang sana.

“kurang, Pleass nya mana??”... kata Billy makin nyebelin, Michelle kesal, tapi dia lakuin juga permintaan Billy

“Billy...Jemput aku dan Oma dong di Tol XYZ.. Please... “ kata michelle lebih lembut lagi, kalau Billy masih gak mau juga.. awas ajah dia kalau sampai rumah nanti. Tapi billy disana tersenyum penuh arti. Eza dan Sheilla bener-bener penasaran, Ekspresi billy yang begini jarang banget terlihat, malah gak pernah.

“ ya udah.. gue kesana sekarang Loe tunggu ajah disana..”kata Billy , Michelle lega. Billy pun bangkit dari kursinya, Eza, Rangga dan Sheilla binggung.

“Gue balik dulu yah.. ada yang mesti gue lakuin..” kata billy serius,

“eh siapa yang nelpon loe tadi..” tanya Eza billy tak menjawab malah langsung pergi.

Michelle menunggu dengan sabar, dan  sepuluh menit kemudian Billy sampai, kali ini dia memenuhi janjianya.

“Mobilnya kenapa lagi pak tarno..” tanya Billy dan melirik michelle yang berdiri dipinggir mobil, mukanya merah mungkin kelamaan berdiri dibawah sinar matahari.

“gak tau den.. udah saya periksa tapi saya gak ngerti apa masalahnya..” kata pak tarno menjelaskan.

“ ya udah.. udah telpon bengkel kan???..” kata billy pak tarno mengangguk
kemudian Billy menghampiri Michelle “ngapain loe nunggu diluar, didalam kan ada AC..” kata Billy heran, Michelle gak menjawab hanya cemberut saja menatap billy, billy membuka pintu,

“Ayoo Oma..” kata Billy, Oma  keluar dan terseyum senang melihat billy datang menjemputnya. Billy, oma dan michelle berjalan ke mobil Billy, Oma duduk dibelakang, dan saat michelle mau masuk kebelakang juga Billy mencegah Michelle

“Loe ngapain duduk dbelakang juga..” kata billy mengeryitkan dahinya

“nemenim Oma...” kata Michelle polos.

“oma bukan anak-anak sampe loe temenin duduk segala,, Loe duduk didepan..” kata Billy, Michelle mau protes, tapi billy berkata lagi “loe kira gue supir apa??” kata Billy memelototi Michelle. Dan Michelle duduk didepan, tapi wajahnya setengah hati.

Didalam mobil billy sesekali melirik Michelle, Michelle masih cemberut.
“muka loe itu gak perlu ditekuk juga kali..” kata billy jengkel “kalau loe segitu pengennya duduk sama oma.. ya udah duduk gih...” Billy mencibir Michelle

“udah gak pa-pa.. kamu diddepan ajah.. oma mau duduk dibelakang sendiri.. biar bisa selonjoran kaki..” kata oma. Billy tersenyum, Michelle manyun, dan membalikkan badanya kebelakang melihat oma

“oma gak pa-pa???” kata michelle cemas, oma kelihatan pucat dan berkeringat

“gak pa-pa.. Oma Cuma kepanasan..” kata Oma menusap keringatnya

“Tapi  Oma kelihatan pucat... siniin deh tangan oma..” kata Michelle mengambil tangan Oma dan memeriksa denyut nadinya.

“Gak bisa .. sebelum pulang kita ke apotik dulu beli obat Oma.. perjalannan ke Rumah masih lama, nanti oma kelewatan minum obatnya ...” kata michelle cemas

“Sok tau banget sih Loe..” kata Billy

“obat jantung yang oma  minum itu gak boleh telat...” kata Michelle ngotot.. “kalau Loe gak percaya tanya ajah Oma..??”  Billy melihat kebelakang melalui kaca sepion depan.

“iyaaa.. “ jawab oma sebelum Billy bertanya.

“Gimana sih Loe.. masak loe cucunya gak tau.. gak guna benget” kata Michelle kesal.Billy mau membantah tapi melihat oma yang sudah pucat dia urung protes. Sebenarnya Oma senang melihat sikap Billy, billy tidak pernah seperti itu dengan perempuan-perempuan lain, banyak bicara kecuali kakaknya dan Sheilla, Biasanya juga dia tidak akan mau datang menjemput saat jam kantor jika tidak penting banget, pasti dia akan memerintahkan sopirnya, tapi kali ini billy datang sendiri, Sepertinya Michelle istimewa baginya.

Gak berapa lama mereka pun tiba diapotik, billy turun membelikan Obat Oma dan 2 botol air mineral. Billy menyerahkan obat dan air mineral ke oma, oma pun meminum obatnya. Dan billy menyerahkan 1 botol lagi untuk Michelle.

“nih..” katanya sambil tangannya memberikan air mineral di depan wajah Michelle, Michelle cemberut tapi dia mengambilnya juga, karena dia benar-benar haus. Kemudian billy mampir kantornya dan memanggil supirnya.

“oma pulang sama Supir Billy yah.. billy ada rapat dengan Klien, dan ini sudah terlambat .. gak mungkin ditunda juga.. Oma...” kata billy memohon pada omanya

“iyaa sudah .. gak pa-pa kok” kata omanya dan billy pun mencium tangan oma dan bergegas kembali kekantor.  Sebelum kembali dia menatap Michelle

“loe jagain Oma yah.. awas kalau oma kenapa-napa..!!” kata billy, Miclhelle menyun, Dan masuk ke dalam Mobil dan mereka pun pulang dengan Supir billy.

Michelle dan Oma baru saja sampai dan saat mereka berjalan masuk kedalam, Paris pulang, ketika dia turun dari mobil dan melihat Michelle dan Oma dia berlarian  memeluk Michelle, Michelle balas memeluknya.

“Kok Ombut gak dipeluk??” kata Oma pura-pura cemberut, Paris memang memanggil Oma dengan sebutan Ombut alias Oma Buyut.. :D .. Paris melepaskan pelukannya pada Michelle dan kemudian memeluk Oma dan mencium pipi Oma. Michelle dan Oma tersenyum melihat Tingkah paris yang lucu. Mereka pun masuk kedalam rumah bersama-sama

“tadi kamu belajar apa sama temen-temen??” tanya Michelle pada Paris, tapi paris tidak menjawab, dia malah melepaskan tangannya dari gandengan Michelle dan membuka Tas serta mengeluarkan sebuah kertas. Kertas mewarnainya. Kadang Michelle heran Melihat Paris, untuk anak seumuran Paris dan anak cewek lagi harusnya paris itu cerewet, atau banyak bicara, tapi paris sangat jarang berbicara, kalau pun bicara hanya perkataan-perkataan singkat saja. Dan seperti sekarang ini, harusnya dia cukup bercerita saja, tapi paris tidak bercerita, hanya menunjukkan Gambarnya saja, kalau hari ini dia disuruh mewarnai.  Sepertinya itu terjadi karena komunikasi dirumah ini jarang terjadi, orang-orangnya terlalu sibuk dengan urusan-urusan masing-masing, sehingga memaksa anak sekecil paris menciptakan dunianya sendiri agar dia tidak kesepian. Michelle memandang paris sedih.

“paris .. kamu mau gak sih nonton kartun sama Tante..???” tanya Michelle sambil jongkok

“kartun??? Berbie???” katanya

“iyaaa, berbie juga boleh...” jawab Michelle sambil tersenyum, paris pun menganggung senang. “Nah sekarang kamu ganti baju dulu, makan ... terus bobok siang.. abis itu kita nonton..” tambah Michelle, dan Paris mengangguk tanda setuju dan berlari memanggil Baby sisternya. Oma dan Michelle tersenyum melihat paris, dan Michelle mengantar Oma kekamarnya.


Sore hari Michelle sedang berkebun dengan Oma,  dia ikut membantu Oma memangkas daun-daun kering,

“Mawarnya berbunga banyak ...” kata Oma senang..” Kata bik Surti selama Oma gak ada kamu yang merawatnya yah..???” tanya Oma

“oohh.. iya Oma, habisnya aku bosan dan aku liat mawarnya banyak daun keringnya, jadi aku bersihin deh...” kata Michelle tersenyum

“ Kamu pinter ngerawat mawar...???” tanya Oma

“dulu aku pernah kerja ditoko bunga Oma.. jadi aku tau sedikit tentang cara ngerawat mawar..” kata Michelle

“kamu suka mawar juga..???”tanya Oma lagi

 “ aku suka sih sama Mawar, tapi aku lebih suka dandelion Oma..”

“Dandelion???..” tanya Oma heran “itukan Bukan Bunga taman kan..???”

“iyaa.. tapi suka ajah liatnya, walaupun dia tumbuh disemak belukar tapi gak menutup keindahannya.. dan Dandelion kan juga bisa hidup dimana saja... Gak nyusahin Oma..hehehhe” Kata michelle tersenyum, mendengar Michelle oma juga tersenyum bahagia “Anakku tidak salah memilih menantu..” batin Oma..

“Selain Dandelion, kamu suka apa lagi...???” tanya Oma..

“bunga matahari Oma..” kata Michelle cepat

“kenapa??” tanya Oma

“karena aku suka Kuaci oma...” Oma tertawa mendengar jawaban Michelle, Michelle pun ikut tertawa. Hari sudah hampir gelap michelle dan oma memutuskan bahwa mereka sudah selesai berkebun. Michele mengumpul seluruh peralatan berkebun,

“aku taro dimana ini Oma??? Di Garasi??” tanya Michelle menunjukkan peralatan ke oma

“biar tukang kebun saja yang membereskan..” kata Oma..

“Gak papa.. biar  aku ajah, toh tinggal ditaro doang kok..” kata Michelle ngotot, oma hanya mengeleng-ngeleng kepala.

“ituu disana... taro saja disitu, .” kata Oma sambil menunjukkan tempatnya, Michelle berjalan kesana, tempat itu lumayan dekat dengan Ruangan disudut yang terlihat aneh buat michelle. Michelle berjalan dan menaruh peralatan berkebun itu. Tapi samar-samar terdengar suara aneh..
 “Hikks... Hiksss... “ seperti orang menangis dan asalnya dari ruangan itu...

“Hikss..hiksss..” terdengar lagi, Michelle berjalan berlahan penasaran mencoba mendekat,  baru 5 langkah kakinya berjalan Suara itu berhenti tak terdengar lagi. “Apa Cuma Perasaan Gue ajah yah??” batinnya, tapi dia penasaran, siapa yang nangis mangrib-mangrib gini.. tapi saat dia mau berjalan lagi,

“Michelle.. “ panggil Oma.. dia melampai-lampaikan tangannya pada  Michelle menyuruh Michelle segera datang. Dan Michelle pun mengurungkan niatnya dan Berlari kearah Oma.


BERSAMBUNG........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar