Senin, 08 September 2014

BilChell LOVE STORY
BAB 28

Michelle sedang ada disebuah Butik, tepatnya Butik milik kak Marsya. Tadi pagi kak Marsya mengajaknya kebutik. Dari pada bengong di rumah Michelle pun ikut dengan Kak Marsya. Michelle sedang duduk membaca majalah sedangkan kak Marsya sedang berbicara dengan karyawannya. Saat sedang Asik membaca majalah, tiba-tiba kak Marsya datang diikuti karyawannya dibelakang sambil memegang banyak baju.

“ini Michelle... coba kamu pake baju-baju ini..” kata Marsya

“untuk apa kak..???” tanya Michelle heran,

“coa ajah dulu deh, aku mau liat..” kata marsya memeksa Michelle. Mau gak mau michelle menuruti juga.

Baju pertama, Marsya mengibas2 tangannya tanda tidak setuju, baju ke 2 .. dia geleng-ngeleng, ke 3 dia tersenyum, ke 4 geleng lagi, ke 5 manggut manggut, ke 6, ke 7 manggut2.. dan tiba yang kesepuluh Kak Marsya mengaitkan Jempol dan jari teluncuknya.

“perfect.. “ katanya,  dreas biru soft di atas lutut dengan motif bunga-bunga kecil, lenganya pendek , kerah lebar dan bagian bawahnya kembang, michelle terlihat cantik dan faminin. Sebenarnya Michelle bagus memakai baju apa saja, gaya tomboy, gaya feminin, gaya santai atau pun resmi. Badannya memang kecil tapi profosional, batin Marysa.

“tapi baju itu jangan untuk hari ini deh... kamu cari sendiri  baju buat hari ini,,” Michelle binggung

“saya pake baju saya yang tadi ajah kak..” katanya

“baju kamu yang tadi udah aku suruh buang ama karyawan aku..” kata Masya cuak, Michelle kaget

“makanya kamu pilih deh,.. kamu kan mau makan siang dengan Billy, dan kamu pergi kekantornya dulu kan..” kata Marsya , michelle mengangguk “ makanya kamu harus rapi, kamu itu bakal mempengaruhi Citra billy dimata rekan-rekan bisnisnya, kamu kan tunangannya.. “ Maersya menjelaskan.. “lagian ini papa yang nyuruh loh... kamu gak mungkin nolak kan??” kata Kak Marsya.. dan Akhirnya Michelle pasrah.

 Dia melihat-lihat baju-baju yang ada di butik itu, pilihanya jatuh pada  Dreas cream pendek dengan lengan ¾. Selang berapa menit Michelle keluar dan dia terihat manis dengan jeas dan dreas itu, kemudian dia lingkarkan Syal kecil  dilehernya (pokonya kalian banyangin ajah jadinya si Michelle manis ... aku soalnya kurang ngerti fasion neh.. hehehe..). Kak marsya melihat “hhmmmm.. bagus juga neh selera Fasionnya Michelle..” batin Marsya. Michelle memang terlihat manis Rambutnya dikuncir kuda dan tak lupa kacamata antiknya. (Kaca mata Ajaib Guys.. belum saatnya dilepas.. hehehe..)

“trus kak..???” tanya Michelle bingggung gak tau mau apa, masrya sedang sibuk dengan beberapa bungkusan. Dan dia menyerahkan bungkusan itu kepada Michelle

“ini.. kamu bawa pulang.. sekarang kan udah waktu makan siang.. kamu kekantor billy gih..” kata Marsya cuek, tampa mempedulikan kebingunggannya Michelle

“buat siapa kak bungkusan ini..” Michelle masuh binggung

“buat kamu dong.. itu baju-baju yang kamu pake tadi.. hadiah dari aku.. upass.. sebenarnya dari papa sih..” kata Marsya tertawa. “udah gak usah bingung .. kamu bawa pulang ajah, anggap hadiah atau gaji kamu yang selama seminggu ini udah dibuat repot sama mama..” tambah marsya sambil tersenyum dan menepuk pundaknya.

“Makasih deh kak.. lumayan juga sih udah lama gak beli baju baru.. sekalinya ada yang ngasih malah yang keren2 gini..” kata Michelle senyum. “ya udah deh kaka aku pamit dulu yah..” kata michelle dan mereka pun cipika cipiki trus michelle pun pergi.

Michelle pun berjalan sedikit kepayahan karena kebanyakan membawa bungkusan.  Di parkiran Supir Billy sudah menunggu Michelle, dia berlari saat melihat Michelle kewalahan membawa barang. Sang supir pun mengambil barang dari tangan michelle, Michelle tersenyum dan mengucapkan terima kasih dan kemuadian masuk kedalam mobil untuk berangkat ke Kantor Billy.

Beberapa menit kemudian Michelle sampai di kantor Billy, dia melangkah turun dan masuk ke lobi Kantor. Michelle pun menghampiri  resepsionis.

“selamat siang... pak billynya ada??” tanya Michelle

“Ada... Mbak udah buat janji..????” tanya Sang Resepsionis dengan pandangan menyelidik, Michelle mengangguk. “kalau gitu Mbak naik ajah ke lantai 17..” kata Resepsionis dan Michelle pun pergi memasuki lift menuju ruangan billy, sebenarnya Michelle bisa ajah nyelonong masuk tampa menemui resepsionis, tapi yah demi sebuah kesopanan,kalau nyelonong ajah kan sama ajah gak menghargai resepsionis. :D

Sesampainya diruang billy ,Michelle menemui Mita Sekretarisnya Billy

“Pak Billynya ada..??” tanya Michelle

“Adaa... Mbak ini....” Tanya Mita mengernyitkan dahinya, dan memandang michelle penuh selidik

“ Bilang saja sama pak Billy saya Michelle..” kata Michelle tersenyum dan duduk diruang tunggu,

“iyaaa...” Mita menekan tombol Telpon,  “ aahhh iyaa... ini kan cewek aneh yang dulu pernah kemari???.... Dandanannya sih udah rapi dan gak lusuh lagi, tapi gue gak akan lupa ama kacamatanya..” Batin Mita

Diruang kerjanya billy tengah sibuk, tiba-tiba telpon berdering, Billy mengangkatnya. “iyaa.. ada apa Mita..” katanya tapi tangannya tidak lepas dari berkas-berkas didepannya.

“pak.. ada Mbak Michelle nyariin Bapak..” kata Mita.

“Suruh masuk..” kata Billy singkat

“baik pak..” Mita menganggu dan menutup telponnya.

“Mbak disuruh masuk..” kata Mita pada Michelle yang sedang membaca majalah.

‘”bilang saya tunggu disini saja..” kata Michelle dan melanjutkan membaca majalah. Mita mengangkat telpon lagi

“Pak ...Mbak Michelle bilang dia mau nunggu diluar saja..” Kata Mita dan tanpa menjawab Billy menutup telpon, dia mengambil Hpnya dan menekan sebuah nomer yang tertera. Sementara diluar Telpon Michelle berdering, dan belum sempat dia mengatakan haloo Billy sudah merah-marah.

“Kenapa Loe gak masuk aja sih??” ada nada jengkel

“didalam ama diluar kan sama ajah..” kata Michelle santai

“masih ada yang harus gue kerjain dulu..” kata Billy

“ Loe cepatan deh,,, Ini kan udah jam makan siang.. lagian kasian tuh sekretaris loe dia kan perlu makan siang juga..” kata Michelle cuek, Billy jengkel mendengar michelle

“Ya  udah...Terserah loe deh..” Billy kesal dan mematikan Telpon, “kapan sih ni cewek denger kata-kata gue..??? ngebantah melulu..” batin billy sebel. Michelle malah santai melanjutkan baca majalah nya.

Waktu berjalan, 5 menit berlalu,  Michelle mulai bosan dengan majalahnya dan mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan masih sama dengan saat pertama kali dia datang, Michelle teringat kejadian yang menjengkelkan dulu, saat billy mengerjainya, menyuruhnya mondar-mandir dan menunggu berjam-jam dalam keadaan kalut. Michelle melamun ingatannya kembali pada saat itu.
Sedang asik melamun Eza datang dan tersenyum senang melihat Michelle.

“Hai..” sapa Eza

“Eehh.. hai juga..” Michelle kaget karena tadi dia masih melamun.

“loe ngapain disini.??” Tanya eza ramah

“nungguin Billy mau makan siang..” Jawab Michelle singkat.

“loe masih ingat gue kan..” kata Eza

“iyaa.. mas yang temennya Billy kan..” kata michelle tersenyum

“ooh masih ingat..  gue kirain gak ingat lagi..” kata Eza basa-basi “ gimana tinggal dirumah Billy??? Senang??’ Tanya Eza,

“Lumayan mas...” Michele Cuma tersenyum “Mana ada Domba senang tinggal di kandang macan, tapi senang atau enggak gue mesti Bertahan..” batin Michelle. Eza memang ramah, dia mengajak ngobrol Michelle ini itu, dan mereka pun asik mengobrol

Billy melihat jamnya, udah 10 menit Michelle menunggu diluar, pekerjaannya belum selesai, kalau menunggu kerjaannya selesai bisa habis jam makan siang, billy memutuskan mengemas leptop dan berkas-berkasnya untuk dibawa ke restoran atau cafe, disana dia bisa lanjut mengerjakannya. Dia keluar dengan tasnya.

Di luar dia melihat Eza dan Michelle tengah mengobrol Asik, dia mengernyitkan dahi, “sejak kapan mereka Akrab..” Batinnya. Michelle melihat billy keluar dari ruangan

“ Ayoo Michelle..” kata Billy berdiri didepan Michelle, “Gue pergi  dulu za.. “ kata billy singkat, dia menatap michelle dan michelle pun bangkit. Sebenarnya Eza mau gabung tapi melihat ekspresi billy dia enggan untuk bertanya.

“Kita duluan Mas..” kata Michellle

“Ooh.. Iyaa,, oke... selamat makan siang..” kata Eza tersenyum, Billy hanya melirik dengan wajah Bete.

“Mita kalau ada yang penting hubungi saya ke HP..” kata Billy sebelum meninggalkan ruangannya.

“iyaa pak..” jawab Mita,

“terima kasih atas tehnya..” Michelle tersenyum pada mita, Mita mengangguk. “wahh.. baik banget tuh cewek... Apa hubungannya yah ama si Bos??” batin Mita kepo sambil memandang kepergian mereka.

Michelle berjalan disamping billy, dia merasa sekarang dia menjadi pusat perhatian orang-orang, semua orang melihatnya dan berbisik-bisik, Michelle risih, dan dia melambatkan langkahnya, tapi saat dia tertinggal dibelakang Billy malah berhenti dan menunggunya,

“lama banget sih jalan loe..” kata dia. “Gue kan sengaja mundur, eh ni cowok malah nungguin gue.. gak tau apa punggung gue ampir bolong diliatin orang terus..” batin Michelle manyun. Tapi billy malah gak peduli, mereka berdiri didepan lift, tak berapa lama pintu lift terbuka, orang-orang dari dalam Lift menganggu  hormat pada billy dan tak lupa melihat michelle dengan pandangan heran, Michelle hanya tersenyum membalas pandangan mereka.

Didalam lift mereka hanya berdua, tapi suasana begitu hening, tak ada satupun dari mereka berusaha bicara, Michelle memandangi keatas lift melihat angka angka yang berubah, 17, 16, 15.,14, .... sementara Billy menatap Pintu Lift dengan serius, sebenarnya Billy sedang melihat Michelle dari pintu Lift yang memantulkan gambar Michelle.  Beberapa menit kemudian mereka tiba di lobi, didepan Supir Billy sedang menunggu mereka, dan dia langsung mengambil barang billy dan meletakkannya didalam mobil,

“biar saya saja yang bawa pak..” kata Billy masuk ke mobil duduk didepan kemudi,

“masuk..” perintah billy, Michelle masuk menutup pintu dan memakai sabuk pengaman, kemudian mobil pun beranjak pergi menjauhi kantor.

Di dalam mobil lagi-lagi hanya ada keheningan, tak ada yang bersuara, tiba dilampu merah, billy melihat michelle, hari ini Michelle tampak berbeda dari biasanya, lebih modis dan terlihat fresh dengan Jeans dan Dressnya, walaupun kacamata anehnya itu masih mengangu tapi dia terlihat manis. Billy manatap Michelle lekat, dan tiba-tiba Michelle sadar Billy menatapnya.

“ngapain loe liat gue ???” kata Michelle galak, Billy kaget kepergok tengah menatap michelle.

“siapa yang liatin loe?? loe ajah ke-GR-an... “ Billy kemudian menyetir lagi karena lampu sudah hijau, “untung lampunya hijau..” batin Billy, Michelle  melihat billy manyun.

Di sebuah swalayan Sheilla sedang memilah milih keperluannya, dia begitu asik berbelanja dan dia mendorong keranjangnya tanpa melihat kedepan dan

“adduuhh..” seseorang ditabrak sheilla dengan keranjang bawaanya. Orang itu menunduk memegang kakinya, Sheilla malah nyantai gak minta maaf, dan seseorang yang ditabrak yang ternyata Rangga ini berdiri dengan kesal, dan betapa kagetnya dia saat dia melihat siapa yang menabraknya.

“Loee..” kata Rangga, Sheilla menoleh,

“siapa yah Loee...??? ” Sheilla pura-pura tidak kenal, dia kesal karena kemaren Rangga sudah mempermalukannya didepan kak Eza. Rangga kesal melihat sikap Sheilla tapi dia malas meladeninya dan dia pun pergi meninggalkan Sheilla. Sheilla melihat rangga pergi dengan senyuman “rasain Loe..” ejeknya. Dan kemudian Sheilla melanjutkan kegiatan belanjanya.

Setelah dirasa semua keperluannya telah terbeli Sheilla berjalan ke arah kasir. Kasir menghitung belanjaanya, dan dilihatnya rangga sedang menghitung juga, dia melirik rangga tidak peduli, Sheilla memonyongkan bibirnya  dan saat kasir menghitung dia merogoh tasnya mencari dompetnya dan betapa kaget dan paniknya dia saat melihat kalau dompetnya tidak ada didalam tas.

“aahhh... ada ditas biru kemarin..” pekiknya dalam hati, Sheilla lupa mengambil dompetnya. Kepanikan melanda, kasir sudah siap menghitung dan menunggu Sheilla membayarnya.

“semuanya 400ribu Mbak..” kata sang kasir, Sheilla tambah panik. Rangga yang berdiri di kasir sebelah, Menatap Sheilla yang sedang panik dengan heran, tapi dia memilih tidak ikut campur. Tapi saat dia hendak pergi ada seseorang menarik ranselnya.

“Pinjami gue uang..” pinta Sheilla memelas, Rangga memandang Sheilla tajam

“siapa yah Loee...??? ” Kata Rangga menirukan perkataan Sheilla tadi, Sheilla cemberut

“ayoo dong pinjamin Gue uang..” kata Sheilla lagi,

“Gue gak kenal ama Loe kenapa gue harus minjemin Loe uang..” kata Rangga, ada senyum kepuasan.

“maafin Gue yang tadi itu, dan Pleasse... Tolongin Gue..” kata Sheilla memohon, “kalau enggak karena malu diliain si kasir Gue gak akan mau mohon-mohon “ batin Sheilla marah.

“hmmm..” Rangga pura2 berpikir, Sheilla sudah pasang wajah memelas. Sheilla sudah begitu cemas, dia memandang sekeliling orang-orang tengah melihatnya. “kasian juga neh cewek..” batin Rangga dan dia pun mengambil dompetnya dan memberikan Sheilla sejumlah uang. Sheilla berbinar menatap uang itu dan dia pun langsung menyambar uang ditangan rangga dan berlari ke kasir, Rangga mengelengkan kepala “ckcckk.. Ni cewek lidahnya gak bisa ngomong terima kasih kali yah..” batinnya dan Rangga pun pergi meninggalkan Swalayan. Saat Sheilla selesai membayar dia mencari rangga, tapi rangganya telah pergi dan Sheilla pun angkat bahu dan pergi juga meninggalkan Swalayan.

Di sebuah cafe/restoran billy dan michelle memilih duduk disamping jendela cafe, jendela  kaca besar yang dari situ terlihat pemandangan dari taman yang ada disampingnya, Cafe ini tidak terlalu besar, tidak terlalu ramai, sekarang ajah Cuma 4 meja yang terisi, tapi cafe ini begitu nyaman suasanany. Billy membuka leptopnya dan mengambil berkas berkas. Pesanan mereka datang tidak terlalu lama memang, mereka hanya memesan Steack dan jus, saat pesanan datang, pelayan kebingungan akan meletakkan dimana makanannya, karena meja sudah penuh dengan Berkas Billy. Michelle pun merapikan berkas billy dan mengosongkah sebelah dari meja.

“Kenapa gak makan dulu ajah sih, abis itu baru Loe kerjain..??” tanya Michelle

“Gue harus nyelesain ini, soanya mau dijadiin bahan rapat nanti sore..” kata billy membuka dokumen dan berkas yang dia bawa, Michelle hanya menggeleng kepala, ternyata ni cowok Work Holic juga , batinnya.

Mereka mulai makan dalam keheningan, setelah selesai Michelle langsung  memanggil pelayan untuk membereskan meja. Sementara billy sudah larut dalam dunia 11 incinya serta berkas berkas yang dia bawa. Michelle membuka Tasnya dan mengambil sebuah buku lalu dia membaca buku itu.  Suasana di meja mereka begitu hening dan senyap, mereka masing-masing sibuk dengan pekerjaannya.

Waktu berjalan lambat, tanpa mereka sadari mereka saling melirik satu sama lain, Michelle sudah mulai bosan, dia melirik Billy yang masih sibuk dengan pekerjaannya, dan michelle pun memandang keluar jendela, memperhatikan orang-orang ditaman.

Tampa Michelle sadari Billy juga  sekali kali  melirik Michelle, memeriksa Michelle sedang melakukan apa, seperti sekarang Billy sedang menatap Michelle yang sedang melihat pemandangan diluar, mata Michelle jauh memandang keluar jendela dengan Ekspresi yang sulit billy artikan, tapi billy memandangnya, mengernyitkan dahi dan kembali larut dengan pekerjaannya lagi. Setiap orang yang datang kerestoran itu pasti memandang mereka, mereka memang tak saling bicara, tapi Orang orang yang memandang mereka melihat sebuah harmonisasi diantara mereka. Harmonisasi sepasang kekasih. Walau saling diam tapi seperti ada sesuatu hal yang mengaitkan mereka..  (Jangan nanya deh Harmonisasi sepasang kekasih itu kyk apa... aku juga gak tau.. hehehe.. )

Sejak Perintah Om Surya yang mengharuskan Billy dan Michelle melakukan pendekatan atau pengenalan, hari-hari michelle berjalan seperti sebuah rutinitas, sarapan, mengantar paris kesekolah, menemani oma Terapi, makan siang dengan billy, menemani oma berkebun, menemani paris menonton atau mengerjakan PR, makan malam, meyiapkan baju dan dasi billy buat esok harinya, hari-hari Michelle berputar seperti jadwal ibu rumah tangga aja yeee :D.

Tapi hari ini sedikit berbeda oma tidak ada jadwal terapi jadi Michelle jadwal kosong pagi ini, Michelle pun berencana menemui Ashilla, Michelle kangen Shilla. Michelle mengambil HP nya dan berjalan ke Balkon sambil menekan nomer Shilla.

“Haloo.. Shill..” kata Michelle “Loe ada acara gak Hari ini..”

“Michellee... Kemana Ajah Loe..?? enggak gue gak ada acara..” suara Shilla gembira disebarang telpon

“Kita ketemuan Yuk..??? dikafe bunga jam 10??”  Michelle berkata sambil memandang ke Taman, Michelle mengernyitkan dahi  ada seseorang berjalan ditaman.

“Ayuukkk dong... kita ketemu disana apa Gue jemput Loe??”  Tanya Shilla, tapi michelle tidak mendengarkan Shilla, pikirannya sedang  tertuju ke taman, seorang pria dengan jas putih berjalan ditaman sepertinya keluar dari ruangan misterius itu, dan tidak lama oma juga berjalan ditaman  dan kemudian berbicara dengan pria berjas putih


BERSAMBUNG.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar