Senin, 08 September 2014

BilChell LOVE STORY
BAB 18

Di depan sebuah gedung pencakar langit Michelle sedang bimbang, tadi malam tekatnya memang sudah bulat tapi pagi ini dia ragu, dia cemas memikirkan apa yang harus dia bayar atas permintaanya nanti. Tapi melihat kecemasan ibu panti tadi pagi karena tidak menemukan jalan keluar dari masalah penggusuran itu, Akhirnya Michelle masuk juga. Pergi ke ke lobi gedung dan  Mbak resepsionis menyuruhnya naik ke tingkat paling atas. Di dalam lift hatinya kalut, binggung dan gelisah. Pikiranya melayang entah kemana-mana. Sampai orang-orang keluar masuk lift dan memandangnya dengan heran pun michelle tidak menyadarinya.

  Sebuah pagi yang sama di Rumah Billy, saat billy turun dari tangga, Billy melihat Ariel sedang duduk diruang tamu.  Billy menghela napas panjang, dan memegang kepalanya yang tiba-tiba sakit. Billy turun menuju meja makan, sarapan, dan diliriknya wajah papa dan omanya yang tidak nyaman, malahan papa Billy sudah kelihatan marah. Dia bergegas meninggalkan meja makan saat mama billy menawari ariel sarapan bersama (Terkadang mamanya Billy ini memang kurang Peka..).  Ariel mengangguk dan menyapa Om Surya, tapi Om Surya tidak peduli, dia pergi begitu saja tanpa mempedulikan Ariel. Oma billy bangkit saat Ariel duduk, billy hanya meneruskan sarapan secepatnya supaya ketidak nyamanan di meja makan ini cepat berakhir. Saat Ariel akan duduk Billy pun bangkit.

“aku udah selesai ma... “ kata Billy datar, lalu dia melihat Ariel “loe mau tetap disini apa keluar sekalian ama Gue..???” Billy memandang tajam Ariel. Ariel tidak jadi duduk dia mengikuti Billy dari belakang. Sheilla hanya memandang Billy dan Ariel heran, sebenarnya kenapa sih mereka pacaran tanya nya dalam hati.

Sikap Om surya papanya Billy tadi adalah bentuk protes keras. Jadi mau gak mau Billy harus memberi pengertian kepada Ariel supaya tidak lagi datang pagi-pagi kerumahnya. Billy mengajak Ariel Bicara ditaman.

“loe liat tadi sikap bokap gue..” tanya Billy serius. Ariel hanya mengangguk “Itu adalah bentuk protes kerasnya terhadap kedatangan loe..” kata Billy”jadi gue mohon dengan sangat jangan datang lagi kerumah gue pagi-pagi..” Billy berusaha menahan dirinya supaya tidak terlihat kesal didepan Ariel.

“Okee... aku gak akan datang kerumah kamu lagi pagi-pagi..” kata Areil dan billy senang mendengar itu tak menyangka Ariel cepat menyetujuinya. “Tapi kamu harus kasih pengumuman sama keluarga kamu kalau aku calon istri kamu..” kata Ariel kemudian. Dan Biily pun kaget mendengar  itu, Karena itu berat buatnya.

“Belum saatnya..” jawab billy singkat, Ariel marah mendengar jawaban billy dia histeris..

“Kapan saat yang tepat,??? Kamu hanya mau melepaskan diri dari tanggung jawab... kalau kamu gak mau tanggung jawab lebih baik aku mati.. siapa coba yang mau sama perempuan cacat kayak aku..” Ariel benar-benar histeris dan menangis sejadi-jadinya untung ditaman ini masih sepi. Dan tiba-tiba Ariel mengambil pisau lipat dari dalam tasnya dia meletakkan dipergelangan tangannya. Billy menghela napas panjang.

“Oke.. Oke... akan gue katakan pada orang tua gue dalam waktu dekat ini, Loe harus bersabar, gue perlu waktu menyiapkan diri.. jadi mulai sekarang Loe berhenti lakuin hal bodoh ini lagi... dan berhenti bawa Pisau ini kemanapun kamu perg.....i” kata billy akhirnya, Billy benar-benar lelah menghadapi Ariel tiap kemauannya tidak dituruti billy, dia pasti mengancam untuk bunuh diri. Ariel memeluk billy tapi Billy terlalu lelah untuk membalas pelukanya.

Sesampainya dilantai yang maksud resepsionis tadi, pintu lift terbuka, dan muncul para preman berjas hitam berdiri diseluruh ruangan, dua diantaranya yang pernah mengejar-ngejar Michelle. Nyali Michelle ciut, hatinya berdebar-debar, para preman/pengawal itu hanya berdiri tegak saat melihat Michelle, mereka nyaris seberti patung. Michelle memberanikan diri membuka ruangan didepannya, seorang sekretaris mempersilahkankan dia masuk dan menyuruh dia duduk untuk menunggu sebentar. Tidak lama kemudian seorang bapak datang sepertinya bapak ini adalah kepala sekretaris sang Big Bos. Michelle mengangguk dengan sopan, dan bapak itu juga menganggukkan kepala juga serta mengajak Michelle untuk masuk.

“Dia sudah datang Pak Presdir..” Kata pak sekretaris. Bapak yang dipanggil Presdir itu hanya mangangguk dan menatap keluar jendela membelakangi Michelle.

“apa permohonan dan permintaan kamu..??” tanya sang presdir Pada Michelle tapi masih membelakanginya. Michelle ragu tapi dia sudah sampai disini tidak ada waktu lagi untuk kabur, dia harus menjalankannya.

“Biaya Operasi  Rendy sampai sembuh, Pembatalan penggusuran Panti, dan biaya hidup serta beasiwa untuk Aries, Rendy, Sifa dan anak-anak panti lainya..” akhirnya Michelle mengatakan keinginannya. Banyak  sih tapi memang semua itu yang dia inginkan.

“baik.. “ kata pak Presdir itu dengan cepat dan singkat  ..“ tapi kamu tau kan??? Disini tidak ada yang gratis, harus ada imbalan dari semua keinginan kamu..” kata Pak Presdir penuh dengan misteri.

“apa Syaratnya..” tanya michelle, pak presdir memberikan isyarat pada sekretarisnya untuk memberikan sesuatu pada Michelle. Dan sang sekretaris pun memberikan Foto dan alamat, Michelle hanya melihat  tidak terlalu mengerti apa maksudnya.

“kamu harus tinggal dirumah orang ini dan kamu harus menjalin hubungan dengan keluarganya...” kata sang sekretaris..

“hanya tinggal dan berhubungan baik saja..” tanya Michelle dan Pak sekretaris mengangguk

“kamu akan tau setelah instruksi selanjutnya..” kata sekretaris itu lagi

“Kamu punya waktu hanya 6 bulan,, kalau kamu tidak berhasil dan sebelum 6 bulan kamu nyerah maka kamu akan menerima konsekwensinya,, “ Kata Pak presdir sambil berbalik memandang Michelle, Michelle hanya diam dan tertunduk .

“Kalau kamu gagal, kamu harus tinggal “dipenjara” saya dan menuruti semua keinginan saya,, tidak ada lagi kebebasan buat kamu..” suara itu benar-benar serius dan penuh dengan keyakinan kalau Michelle melanggar perjanjian maka dia pasti akan menerima Konsekwensinya. Michelle ragu untuk sesaat tapi akhirnya dia mengangguk juga walaupun dengan berat hati.

Michelle berjalan keluar gedung, dia mendongakan kepala ke atas, “mudah mudahan ini keputusan yang terbaik buat semuanya..” Michelle berkata dengan pasrah.

Di kantornya Billy tidak bisa konsentrasi bekerja, dia masih memikirkan permintaan Ariel tadi, hati nya sebenarnya belum siap, perasaan yang dia rasakan pada Ariel hanya perasaan kewajiban, enggak lebih, sekeras apapun dia berusaha, tapi hatinya tak mau terbuka.

Kejadiannya terjadi saat Billy duduk dibangku kelas 2 SMU, saat masa remajanya, Billy cukup nakal dan keras kepala. Khas pangeran konglomerat, semua orang berputar disekelilingnya, dan menuruti perintahnya. Karena suatu peristiwa Billy sering main ke SMU lain, dia selalu berdiri di depan gerbang sekolah karena ketampanan Billy sehingga cewek-cewek SMU itu selalu membicarakannya, (khas anak remaja) Cowok-cowok SMU itu merasa tersaingi, apalagi saat melihat gaya sombongnya Billy. beberapa dari mereka pun menantang Billy, Billy pantang ditantang, mereka pun berkelahi dan Billy menang, dan sejak saat itu terjadilah permusuhan abadi SMU Billy dan SMU itu.

 Hingga suatu hari Billy sebagai ketua dari SMUnya dan satu orang dari anak SMU itu yang mengaku sebagai ketua membuat kesepakatan, mereka berkelahi demi mengakhiri permusuhan (Mau mengakhiri permusushan kok  malahan berkelahi yah?? Gak ngerti jalan pikiran anak-anak cowok deh...apalagi yang hobby tauran -_- ).., .

Pertarungan di gedung tua itu pun terjadi, tapi entah darimana mulainya tiba-tiba  ada yang melemparkan botol minyak dengan sumbu api (Bom Molotov), padahal mereka digedung tua, api pun tersulut dan kebakaran tak terelakan. Semua orang berusaha melarikan diri tapi Saat  Billy akan keluar gedung,  ada yang memukul kepalanya, entah siapa dan Billy pun pingsan. Sesaat sebelum pingsan, dia mendengar teriakan seorang cewek. “apasih yang loe lakuin,, udah gila loe... “ suara itu samar samar terdengar.

Dan saat setengah sadar dia merasa dipapah oleh seseorang  dan perasaanya mengatakan kalau yang memapahnya adalah seorang perempuan, matanya masih kabur tapi samar-samar terlihat rambut panjangnya, tercium wangi sampoe yang tak asing dihidungnya “Mungkin ini mimpi..” pikir Billy dan kemudian dia pingsan sebelum pinggsan lagi Billy mendengar suara cewek itu berteriak, “ Awww.. Aduhh... “ sesuatu menimpa bahunya, tapi setelah itu Billy tak sadarkan diri.

Saat terjaga, billy sudah ada dirumah sakit, Ariel berada didekatnya, dia mengaku kalau dia yang menyelamatkan Billy, Billy tidak yakin tapi orang-orang mengatakan kalau saat pemadam kebakaran datang Ariel bereda disamping Billy. Ariel menangis dan mengeluh padanya kalau bahunya cacat, Billy remaja binggung dan dia pun berjanji akan bertanggung jawab demi supaya Ariel tidak menangis lagi, dia males liat orang menangis.  2 minggu dirumah sakit dan karena kekawatiran sang Mama akhirnya Billy pun dikirim ke LN sampai dia menamatkan Kuliah magisternya disana baru setelah itu Billy kembali, tapi siapa sangka janji remajanya di pegang dengan erat oleh Ariel setelah 2 tahun kepulangannya kembali Ariel menagih janjinya dan Sebagai Cowok, billy memenuhinya tapi waktu itu dia berkata pada Ariel. “Loe boleh jadi pacar Gue, tapi Gue bilang dari sekarang, jangan terlalu banyak menuntut sama gue, Loe bisa gue kasih status pacar gue, tp lebih dari itu gue gak bisa jamin, gue gak bisa kasih hati gue buat Loe..” tapi ariel tidak peduli toh lama lama nanti Billy cinta pikirnya. Dan itu sudah berlangsung selama 7 bulan.

Billy menghela napasnya dalam dalam, dan lamunanya pun buyar saat mendengar suara telpon berdering. Billy menekan tombol “Pak.. dipanggil oleh Pak Presdir disuruh keruangannya..” suara  Mita diseberang

“iyaaa ... saya kesana segera...” Kata Billy dan diapun bangkit dari duduknya dan berjalan ke ruangan ayahnya.
Sesampainya disana Billy mengetuk pintu, “masuk “terdengar  suara dari dalam dan Biily pun masuk. Ayah billy menganbil tumpukan kertas dan dokuman

“ sebaikya kamu  pelajari ini.. “ Ayah billy memberikannya  tumpukan kertas itu. Billy menyambut kartas itu

Billy mengambil  Dokumen dan kertas itu dari tangan ayahnya, Marger.. tertulis di atas dokumen.

“Papa mau kamu terlibat pada proyek merger ini.. tapi dengan satu syarat kamu tidak boleh lagi protes soal perjanjian itu..” Om surya berkata sambil menatap Billy tajam

“iyaaa Pa... aku akan mempelajarinya,, dan tidak akan mengotak –atik perjanjian ituu..”kata billy serius, dia ingin mendapat pengakuan dari sang Ayah.

“bagus lah... kamu boleh pergi“ kata Om surya singkat, tapi sebelum Billy pergi, om surya berkata. “Papa harap kamu segera memutuskan gadis itu.. papa tidak suka dia mondar mandir dirumah, kalau kamu tidak memutuskannya, papa akan Jodohkan kamu dengan anak rekan bisnis papa” kata Ayah billy serius. Akhirnya kata-kata itu keluar dari mulut ayahnya. Tapi billy tidak bisa menjawab apapun. Dan Billy pun keluar.

Michelle sedang berada di Apartemen Rangga, dia menunaikan kewajibannya setelah beberapa hari libur. Sedang Asik-asik membersihkan rumah, terdegar suara seperti orang membuka kunci. Rangga kembali, dia senang melihat Michelle lagi. Saatnya meminta maaf kepada Michelle, pikirnya.

“michelle,, Gue minta maaf... waktu itu Gue membentak Loe,,, Gue gak bermaksud” kata Rangga

“oooh.. masalah malam  itu??? udah saya maafkan kok Mas. Lagi pula saya juga yang lancang, masuk-masuk kekamar Mas.. padahal dari awal juga sudah dibilang kalau saya tidak boleh masuk kekamar mas.” Keke menjelaskan dan meminta maaf

“syukur lah kalau Loe mau maafin Gue..” kata rangga sambil tersenyum  dan melihat Michelle

“oyaa mas... saya minta maaf kalau selama saya bekerja saya banyak membuat kesalahan.. saya mau pamit dan berterima kasih sama mas, karena mas udah banyak bantu saya.. mulai besok saya tidak bisa bekerja lagi....” Rangga kaget mendengarnya.

“Loe mau kemana..???.” tanya Rangga

“Ada Hal penting yang harus saya lakukan  mas. Dan Soal gaji bulan ini,  nanti saya akan menganti uang mas..” Kata Michelle dan Rangga hanya terdiam.  Ada rasa kecewa tapi mungkin ini yang terbaik buat Cella. Batin rangga mengatakan.

Hari sudah malam, Michelle pun pulang setelah membereskan apartemen Rangga, karena tadi rangga sudah kembali kekantor dan sepertinya dia belum akan kembali, Michelle membuat sebuah memo untuk rangga, dan Micehlle pun berpamitan dan berterima kasih pada rangga. Setelah selesai akhirnya Michelle pulang ke panti dan kerumah sakit.

Billy baru keluar dari kamar mandi, rambunya masih basah, kemudian dia duduk dimeja kerjanya, Billy teringat dengan permintaan Ariel dan perkataan Ayahnya. Dua hal yang berlawanan, dan keduanya sulit dia lakukan begitu saja, bukan karena ingin dan tidak ingin, tapi kedua hal itu tidak bisa dia lakukan. Billy menarik napas dalam-dalam, dia membuka Laci mejanya, ada kotak penyimpanan disana, dia membuka kotak tersebut, ada 3 benda didalammya, dan 3 benda itu adalah benda yang berharga buat billy.

Panger  bentuk doraemon,.... Ikat rambut......, dan Saputangan
Cinta pertama,,,,, cinta ke dua.... dan cinta ketiganya...


BERSAMBUNG.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar