Senin, 08 September 2014

BilChell LOVE STORY
BAB 37

Malam sudah larut, indra habis mengantar Ariel kemumahnya, dia memakirkan Mobilnya di pingir sebuah sungai, indra berdiri menatap nanar sungai yang tenang itu, tapi tidak dengan hatinya, masih tergiang dikepalanya, saat ariel mengatakan,

“loe harus ngelakuin sesuatu buat gue..” kata Ariel memerintah, giginya bergemerenta, karena beradu dan menahan amarah. Indra mengernyitkan dahi

“Selama itu bisa mengurangi luka Loe.. gue rela lakuin apa pun..” kata Indra

“loe harus dekati sahabat Michelle itu..” kata Ariel menunjuk Shilla.

“maksud loe??” tanya indra Binggung

“deketi dia, korek informasi tentang Michelle dari dia..” kata Ariel

“ caranya gimana??’ kata Indraa, binggung

“gue gak peduli gimana cara loe dekati dia, bila perlu loe bisa pacari dia, yang penting loe bisa korek informasi tentang cewek kampung itu..” Perintah Ariel, indra ragu..

“kata nya loe sayang sama gue.. loe cinta sama gue.. buktiin.” Kata Ariel keras.

Indra memang mencintai Ariel, satu-satunya cewek yang dia cintai sejak SMA adalah Ariel, indra memang playboy, cengengesan, tapi sebenarnya dia laki-laki berhati lembut, selama ini ke playboyan adalah kedok atas rasa cinta tak berbalasnya. Dari SMA dia mengikuti Ariel dibelakangnya, menjadi orang yang selalu ada untuknya, tapi cinta Areil selalu untuk Billy, Indra menyimpan rapat-rapat perasaannya, demi kebahagiaan Ariel dia rela melakukan apapun. Air mata Ariel adalah kelemahan buat dia, walaupun hati kecilnya sakit, dan nuraninya terusik tapi demi ariel dia harus melakukannya. Indra masih menatap sedih. Sang Playboy ternyata juga punya cinta.

Matahari pagi bersinar masuk melalui celah celah jendela yang tidak tertutup Gorden, burung-burung kecil menari, meloncat-loncat di atas balkon teras. Michelle berlahan membuka matanya. Kemarin adalah hari yang panjang dan melelahkan buat Michelle, dia membuka matany dengan enggan, hari sudah terang tapi hari ini adalah hari minggu, jika tidak berada dirumah Om surya mungkin Michelle akan menarik selimut lagi. Tapi karena dia sedang berada ditumah Om surya dia bergegas bangun menuju kamar mandi.

Diruangan makan semua sudah berkumpul, michelle duduk dikursi sebelah billy. Seperti biasa semua orang menikmati sarapannya.

“kamu mau kemana hari ini Billy??? “ tanya Oma

“aku mau main tenis oma..” kata Billy

“Kamu Michelle??” tanya Oma kali ini pada Michelle, yang tengah asik menikmati Rotinya.

“enggak ada Oma... kenapa??? Oma mau minta aku temenin Terapi..” kata Michelle. Oma tersenyum

“bukan.. oma udah trapi kemaren, kamu kenapa enggak ikut billy main tenis ajah..” kata oma “sekalian kamu bisa mengenal teman-teman billy kan..” tambah oma.Billy dan Michelle saling tatap.

“aku gak punya raket tanis oma..”kata Michelle ngeles

“gak papa pake punya ku ajah..” kata kak Marsya bangun dan mengambil raket juga tas olah raga. “didalam tas ada bajunya.. kamu pake ajah aku udah gak muat lagi bajunya..” kata Kak Masya kemudian

“Sheilla mana??” tanya Oma

“sepertinya sudah pamit pagi-pagi gak tau kemana??” kata Tante natasya.

Jam menunjukan pukul 9 pagi, billy dan michelle sudah sampai didepan lapangan tenis, mereka berjalan masuk ke lapangan,

“Billly..” seseorang memanggil billy dari belakang, Billy dan Michelle menoleh, ternyata Indra dan Ariel, Billy melihat Michelle, dia terlihat acuh tak acuh,

“loe main juga??” tanya Billy

“iyaa... tadi eza telpon aku..” kata Indra, Ariel bergegas berdiri disamping Billy, sangking cepatnya dia menabrak bahu Michelle, tapi michelle tau Ariel sengaja melakukannya, dia Cuma diam tak menanggapi. Michelle pun melangkah masuk ke dalam meninglkan Ariel dan Indra. Di dalam ternyata  selain eza dan Sheilla ternyata ada Rangga juga.  Rangga dan eza tersenyum bahagia melihat michelle.  Sheilla menatap datar ke arah Michelle.

“Michelle... kamu datang juga...” kata Eza menyambut kedatangan Michelle

“iyaaa.. disuruh Om surya..” kata Michelle

“Iyaa.. kalau enggak om surya suruh mana mau billy bawa-bawa cewek ini..” kata Sheilla kesal

“ini cewek punya nama.. namanya Michelle..” kata Rangga ketus, Sheilla heran memandang Rangga, tapi dia yakin rangga sedang tidak main-main membela Michelle.

“enggak papa mas... udah ketemu reketnya??? “ tanya Michelle ke rangga

“udah,, ternyata menang disitu..” kata rangga tersenyum, Sheila lagi-lagi heran menatap rangga, gak biasanya rangga selembut itu dengan cewek, pikir Sheilla.

“ngomong-ngomong billy mana?? Tanya eza

“tadi ngobrol dengan Ariel dan Indra..” kata Michelle datar

“kalau gitu gimana kalau kita main dulu, 2 lawan 2 ..” kata Eza

“ayyookk” kata rangga, “gue ama Michelle, loe ama Shilla...” Eza mengangguk, mereka pun Asik bertanding Tenis, Michelle ternyata jago juga. Sesekali dia tertawa senang saat bolla berhasi dia pukul, Billy yang ternyata sudah berada dilapangan panas dan gerah meilhat Michelle dan rangga begitu akrab. Billy menarik Indra ke lapangan disebelah mereka,

“Bill.. aduuhhh.. kenapa sih gue ditarik begini..” protes Indra

“ayoo kita tanding..??” kata Billy, Indra menatap wajah billy, kayaknya mood nya lagi jelek, batin Indra khawatir

“gimana kalau nanti ajah Bill.. atau jangan sama gue.. ama yang lain gitu..” kata Indra memelas

“loe kan liat yang lain udah tanding.. masa gue tanding sama Ariel??... “ kata Billy, “cepetan tanding gak... kalau enggak loe berdiri disini tanggkap bola dari gue..” kata Billy sadis, Indra pasrah, tanggap bola dan bertanding sama-sama nyawa taruhannya, kalau tanding setidaknya gue bisa ngebalas. Pikir indra. Dia pun bersiap untuk tanding bersama billy, Ariel heran kenapa tiba-tiba billy jadi bad mood.??? Batinnya.

Pertandingan pun dimulai, eza, Sheilla, Rangga dan Michelle sedang seru-seru nya bertanding, Michelle begitu senang tertawa lepas, sesekali dia tos dengan Rangga karena keberhasilan mereka.

Billy kesal, dia sedang bermain bersama Indra tapi matanya tertuju ke arah Rangga dan Michelle, dia memukul bola tak tentu arah, bahkan setiap kali men-Smash bola jika melihat Rangg dan Michelle terseyum bahagia, Indra kewalahan menghadapi billy dia berlari kesana-kemari memukul bola, keringatnya sudah bercucuran, napasnya sudah ngos-ngosan.

“Bill.. Bill... gue ngaku nyerah..” kata indra sambil melambai-lambaukan handuk putih

“loe gimana sih... baru juga sebentar..” bentak billy ke indra.

Rangga, Michelle dan Sheilla, eza sudah menyelesaikan pertandingan Mereka, pertandingan dimenangkan Rangga dan Michelle, mereka tengah duduk menikmati air mineral, mendengar keributan dari arah lapangan mereka pun mengernyitkan dahi, Eza hanya tersenyum menatap Billy dan indra.

“Gue cape kejar bola loe.. loe mukulnya gak beraturan, kemana-mana..” kata Indra protes disalahkan

“Loe juga bego... ngapain semua bola billy mesti loe pukul.. kala out buat apa loe kejar..” kata Eza, tertawa, yang lain hanya tersenyum melihat kekonyolan Indra.

“Abisnya nanti kalau gue gak mukul dia malah ngamuk lagi..” kata indra menghampiri mereka, billy pun menyusul indra. Saat Ariel hendak memberikan Air mineral, Billy malah sudah menyambar air mineral Michelle dan meminumnya.

“Loe apa-apaan sih..”kata Michelle cemberut, Billy cuek malah menghabiskan minumannya. Ariel menatap marah, Michelle pura-pura tak melihatnya, Ariel kelihatan Seram.

“buat gue?? Makasih..” kata indra mengambil minuman Ariel dan meminumnya. Mereka pun terlibat pembicaraan hangat dan akrab, disini Michelle jelas terlihat bukan gadis bodoh, dia sangat cerdas, dia bisa mengimbangi semua obrolan Billy, rangga, eza dan indra,bahkan hal-hal yang Sheilla dan Ariel tak tau, tapi Michelle tau. Ariel dan Sheilla kesal karena merasa tersidihkan

Billy menatap Michelle dan tersenyum, michelle memang unik, ada banyak hal misteri yang menyelimuti michelle tapi justru itu menariknya michelle, kadang dia bisa terlihat Smart, kadang dia terlihat polos dan lugu. Michelle benar-benar tau menempatkan diri, pikir billy.

Hari sudah siang mereka pun beranjak akan pergi

“michelle” tiba-tiba indra memanggil, billy menatap indra, ada keraguan dalam hatinya saat ditatap billy, tapi dia bulatkan juga tekatnya.

“Boleh minta nomer hp temen kamu Shilla gak??” tanya indra, Michelle mengeryitkan dahi, Billy juga

“Nomor Shilla?? Untuk apa??” kata Michelle curiga

“Gue Cuma mau ganti rugi mobilnya ajah kok.. beberapa hari yang lalu gue nabrak dia dari belakang... janjinya dia bakal nelepon, tapi sampai sekarang malah gak nelpon..” kata Indra menjelaskan dengan kikuk, soalnya billy terus menatapnya.

“oohh... cowok yang nabrak dia itu loe??.. sempit banget yah dunia ini...” kata Michelle, “ini nomernya,,” kata Michelle menunjukkan nomernya dan dengan cepat Indra mencatat nomor Shilla di hpnya.

“terima kasih .. michelle..” kata Indraa  “kalau hari minggu gini biasa dia ada dimana??” tanya Indra lagi

“Biasa sih ditaman kota.. dia suka ke taman cari inspirasi buat gambar nya..” kata michelle

“dia pelukis..??” kata indra

“bukan Shilla itu kuliah di Arsitek.. “ kata michelle lagi, indra sebenarnya heran apa hubungannya Arsitek dengan orang-orang ditaman, tapi dia urung bertanya, nanti ajah gue tanya sendiri, batinnya.

“sekali lagi makasih Michelle..” kata indra lagi

“Iyaaa.. sama-sama.. tp ntar jangan heran kalau dia lupa sama loe.. soalnya Shilla itu cuek, jd gampang melupakan orang..” kata Michelle akhirnya, Indra tersenyum “memang iyaa.. tiap kali ketemu, tiap kali gue ingatin..” kata Indra dalam hati.

Michelle pun berjalan menghampiri Rangga,

“loe mau kemana??? “ tanya Billy,melihat Michelle menghampiri mobil rangga

“gue mau pulang sama mas Rangga.. ada yang mau gue omongin ama mas Rangga” kata Michelle cuek, langusung masuk mobil rangga, Billy menatap tajam, ditatap Michelle malah melotot. “ayoo .. mas.. “ kata Michelle ke rangga,

“Gue duluan yah Guys...”rangga pun melajukan mobilnya. Billy menatap kesal, dia masuk ke mobilnya, Ariel masuk dan duduk disampingnya. Billy hanya diam, seperti biasa tidak menolak tidak juga senang. Dan billy melajukan Mobilnya mengantar Ariel pulang

“kenapa sih kamu diam ajah..” kata Ariel

“enggak ada apa-apa.. !! dari dulu aku kan memang begini..” kata Billy cuek,

“Inggat... aku akan tetap nungguin kamu... tapi kamu jangan macam-macam dengan michelle” kata Ariel manja, tapi lagi-lagi billy tak menanggapinya, pikirannya sedang menuju michelle, “apasih yang mau diomongin Michelle dengan rangga..??” batinnya kesal.

Didalam Mobil rangga, Michelle duduk dengan tenang,

“kamu mau ngomongin apa Michelle..” tanya Rangga

“Ahh maaf mas.. sebenarnya enggak ada.. Cuma lagi malas ajah bareng Billy...” kata Michelle ngeles. Rangga tau pasti, michelle melakukannya karena Ariel, sepertinya michelle tau hubungan billy dan Ariel, tapi kenapa Michelle tetap mau tunangan dengan Billy??” tanya rangga dalam hatinya. Tapi Rangga merasa belum saatnya dia bertanya, michelle bukan tipikal gadis yang suka dikepoin, jadi rangga akan bener-benar bersabar menunggu michelle siap bercerita.

“Mas.. saya turun di halte itu ajah..” kata Michelle,menunjuk halte didepan

“loh kenapa?? “ tanya rangga binggung

“aku mau nungguin billy disitu, kami pergi bersama jadi pulangnya harus sama juga..” kata Michelle tersenyum dan turun saat Rangga menghentian mobilnya di depan halte,

“Makasih mas..” kata michelle, Rangga mengangguk dan terseyum dia pun meninggalkan michelle di halte, sebelum jauh, Rangga masih sempat melirik Michelle dari kaca spion dan dia pun pergi meningalkan Michelle.

Michelle mengambil Hpnya dan mengSms billy,

----“Gue tunggu loe di Halte dekat rumah,..”----

Billy sudah sampai dirumah Ariel,

“mampir dulu sayang..” kata Ariel, baru akan menjawab HP billy berdering ada SMS masuk, dia buka ternyata Michelle .. ----“Gue tunggu loe di Halte dekat rumah,..”---- .. Biliiy membaca dan mematikan kembali Hpnya

“gue harus pulang segera..” kata billy datar, tampa daya Ariel pun mengangguk. Billy menge-gas mobilnya meninggalkan Ariel sendiri ditepi jalan, Ariel manatap nanar.

----- “loe harus bisa dekatin temen si cewek kampung itu..”---- Ariel mengSMS indra dan indra membacanya dengan ekpresi yang tak dapat dilukiskan, ada kesedihan yang mendalam dimatanya.

Indra sedang ada di taman kota, dia celingak celinguk mencari Shilla, tapi Shilla tak kunjung terlihat, indra pun berjalan mengelilingi Taman, tapi Shilla tak terlihat, dan saat hampir putus asa, tiba-tiba indra melihat sosok Shilla dipojokan taman, sedang duduk santai sambil makan es kriem  disampingnya terdapat  Tabung Gambar yang biasa di bawa Shilla kemana-mana.

Indra duduk disamping Shilla, Shilla hanya mengeserkan badannya saat indra duduk, dia masih asik memperhatikan seorang  anak didepannya.  10 menit sudah indra duduk disamping Shilla tapi Shilla tak menyadarinya. Indra binggung “biasanya cewek-cewek akan langsung menyadari keberadaan gue.. Gue kan ganteng dan Muka gue blasteran gini lagi...” kata indra dalam hatinya, memang benar, dari tadi memang banyak cewek-cewek yang melirik indra dan berbisik-bisik. “tapi kenapa cewek disamping gue ini malah enggak menyadari keberadaan Gue..” batin indra frustasi.

Bukan malah melirik indra, Shilla malah bangkit dan pergi, Indra terbengong memandang kepergian Shilla. Ternyata Shilla datang ketempat anak yang dia perhatikan, disana ada 2 orang anak laki-laki yang satu begitu gempal sepertinya dia big bosnya, mereka sedang menganggu seorang anak perempuan, Anak perempuan itu menanggis dan Shilla menghampiri mereka dan menjewer 2 orang anak laki-laki itu,

“kalian ini nakal banget sih,, ayoo minta maaf..” kata Shilla, dua anak itu meringis

“ampun kak .. ampun.. kak Shilla”  kata 2 anak iu

“ kan udah aku bilang jangan suka menganggu anak lain...minta maaf dulu sama dia.. baru aku lepasin..” kata Shilla galak

“maafin aku..” kata mereka serempak dan barlari kabur. Shilla berjongkok memungut barang-barang si gadis kecil tadi.

“kamu gak boleh cengeng.. anak laki-laki itu memang suka menganggu gadis cengeng... kalau kamu nangis mereka makin suka mengganggu kamu..” kata Shilla, indra tertawa mendengar kata-kata Shilla.

“makasih yah kak..” kata Anak kecil itu menghapus air mata nya

Shilla kembali lagi ke kursi taman dan mengambil tas nya, dan berlalu pergi, indra mengejarnya

“Hei... Shilla.. tunggu..” kata Indra, Shilla mengernyitan dahi, indra tersenyum

“Siapa Loe..??” tanya Shilla berpikir keras “aahh.. iyaa... loe yang nabrak gue tempo hari..” kata Shilla

“dan yang Loe tendang 2 kali dan kemarin hampir jadi yang ketiga kali..” kata indra. Tersenyum

“ngapain Loe kesini..??” kata Shilla heran

“nyariin Loe..!!” kata indra mengembangkan senyuman manisnya

“ngapain nyariin gue??” kata Shilla heran

“gue mau bawa mobil loe kebengkel abis itu juga gue mau loe ngantarin gue ke RS buat periksa kaki gue..” kata Indra senyum-senyum gak jelas. Shilla bukanya tergoda malah heran melihat senyum indra.

“mobil gue udah gue bawa kebengkel dan bahkan udah selesai di reparasi..” kata Shilla datar, “dan gue udah mengikhlaskannya.. jadi loe boleh pergi..” kata Shilla cuek

“tapi gue belum mengikhlaskan kaki gue..” kata indra ngotot, Shilla menatap Indra binggung, tapi namanya juga Shilla, dia malas memperpanjang masalah, dia pun menarik Indra dan menyeretnya ke parkiran

“Kita mau kemana??” tanya indra binggung

“ Loe kan tadi bilang, mau gue bawa kerumah sakit..???!!” kata Shilla cuek dan mengidupkan mobilnya

“Jadi kita mau kerumah sakit??” Tanya indra, Shilla menatap heran

“ ya iyaaa... kan loe sendiri yang minta..” kata Shilla sambil menyetir mobilnya menuju rumah sakit, tiba-tiba wajah indra memucat, dia takut disuntik.

Dihalte michelle tengah duduk dengan sabar menanti billy udah 10 menit dia menunggu, Michelle menunggu billy sambil duduk dihalte, dia sibuk memperhatikan orang yang lalu lalang didepannya. Tidak berapa lama mobil billy terlihat, dan berhenti, michelle pun bangkit dan berjalan menuju mobil, dia duduk disamping Billy. Michelle tak bertanya sepatah kata pun, billy manatap michelle

“kenapa loe gak minta Rangga ngantarin sampe rumah???..” tanya billy jutek

“Loe kan bilang gue pergi ama loe.. jadi harus pulang juga ama loe..” kata Michelle cuek. “lagian begini kan jadi Win-Win Solution, tidak ada yang dirugikan..” kata Michelle. Billy hanya diam tak menanggapi. Hatinya bergejolak, disatu sisi hatinya mengiyakan michelle, setidaknya Ariel tidak akan menerornya terus- terusan, beda jika dia pulang bersama Michelle tadi. Tapi disisi dalam hatinya, ada rasa tidak rela melihat michelle harus pulang dengan rangga.

Sesampainya dirumah mereka melihat mobil eza diparkiran. Michelle turun dan disusul oleh Billy, billy berjalan dibelakang Michelle. Eza tengah duduk di teras belakang dekat taman,

“Lama banget Loe Bill..” kata Eza berdiri saat melihat Billy

“ada apa??” tanya Billy

“enggak ... tadinya gue mau numpang mandi dan ganti baju dikamar loe... “ kata Eza, tersenyum melihat michelle “tapi karena loe lama, nyokap loe nyuruh gue mandi dikamar tamu..” kata Eza

“ Loe mau pergi sama Sheilla??” tanya Billy

“iyaa.. dia minta ditemani beli buku..” kata Eza, billy hanya mengangguk, dan mengikuti langkah michelle menuju kamar untuk mandi.  10 menit kemudian, michelle turun, dia sudah mandi, dan rapi, dia mau mencari Paris dan dilihatnya Kak Marsya kebingungan.

Ada apa kak??” tanya michelle

“kamu liat paris gak??” kata kak marsya

“enggak.. memangnya paris kemana kak??” tanya michelle

“pasti dia ngumpet deh,,, dia tau aku mau bawa dia ke dokter gigi..” kata Marsya

“aku bantu cariin deh kak..” kata michelle, Marsya mengangguk dan tersenyum.

Michelle mencari Paris di dapur dan dibelakang, dia bertanya pada bik surti, bik surti mengangkat bahu, dia juga bertanya dengan inah,

“tadi aku liat non paris lari kebelakang non..” kata inah, michelle pun berjalan kebelakang

“paris... pariss sayang..” panggil Michellle, tapi paris tak menyahut.

Michelle terus melangkahkan kakinya, tiba-tiba dia sadar, sepertinya dia tersesat ini seperti jalan menuju ruang misterius itu, michelle terus melangkahkan kakinya menyusuri koridor hingga akhirnya dia berhenti didepan sebuah pintu, pintu ruang misterius itu.. dengan ragu michelle menekan handle pintu ruangan itu, ternyata tidak dikunci.. dia membuka perlahan pintu itu, berlahan, sangat berlahan...  Akhirnya pintu terbuka. Dia lihat paris berdiri  tepat didepan pintu, dia mematung,

“paris... ngapain kamu disini sayang..” kata Michelle memeluk paris. . Michelle mengitari pandangannya ke seluruh ruangan.

Ruangan itu didominasi warna putih, ada tempat tidur warna putih Sperai dan bantalnya juga putih, ada kursi ada juga meja juga warna putih, ruangan ini seperti kamar-kamar putri raja di film-film kartun. Ruangan itu begitu bersih jauh dari kesan angker

Tiba-tiba pandangan Michelle berhenti di sudut ruangan samping jendela berkaca gelap. Disana duduk seorang wanita berambut panjang dengan gaun tidur putih panjang, dia menatap keluar jendela, umurnya kira- kira 40an tapi dia masih terlihat cantik, matamya kosong. Entah kenapa ada rasa cemas di hati michelle, dia memeluk Paris erat. Saat dia akan melangkah keluar ruangan itu,

Deg.. tiba-tiba jantungnya berdetak kencang, wanita itu menatapnya dan paris, matanya kosong. Dia bangkit dari kursinya, dia menatap mereka lekat dan  dia berjalan kearah Michelle dan paris, michelle memeluk paris erat. Dia mundur pelan-pelan, tapi wanita itu malah menunjuk-nunjuk paris dan dirinya, jantung michelle berdetak kencang. “apapun ceritanya aku harus lindungi paris..” bartinya memeluk paris erat,

“aaahhhh... aaaaa...” teriak wanita itu.. “aaaaaaaaaa...” teriaknya makin kencang.. dia menunjuk-nunjuk paris dan michelle sambil melompat lompat seperti anak kecil.  Michelle mematung, binggung tak mengerti apa yang dia lihat. Seorang Perawat datang menghampiri menyuruhnya tenang, tapi bukan malahan tenang wanita itu malah makin histeris..

“”aaaaaaa...aaaaaaaaahghhhhh..” dia berteriak bahkan dengan marah, dia melempari segala yang ada, michelle memeluk melindungi paris, dan saat dia menenggok ada sebuah batu karang besar melayang menuju Michelle,  Michelle terbelalak, dan dia menutup mata dan membalikkan badan supaya paris tidak kena. Tiba-tiba ada suara datang

“awaaasss Michellee..” ............



BERSAMBUNG.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar