Senin, 08 September 2014

BilChell LOVE STORY
BAB 19

Panger  bentuk doraemon,.... Ikat rambut......, dan Saputangan
Cinta pertama,,,,, cinta ke dua.... dan cinta ketiganya...

Billy memandang lekat ketiga benda itu, memengangi satu per satu ke tiga benda itu, walaupun pertemuan yang singkat, tidak lebih  lama dari satu hari, tapi pemilik – pemilik tiga benda ini telah memberikan pengaruh yang sangat besar dan bahkan merubah dirinya. Karena benda itu Billy kecil yang cengeng berjanji akan menjadi laki-laki kuat untuk melindungi sang pemilik Parger, Billy remaja pertama kali merasakan perasaan berdebar dan merindu saat melihat pemilik ikat rambut ini, dan pemilik saputangan ini membawanya kembali perasaan seperti yang dia rasakan saat remaja dulu. Ketiga benda ini memang memberikannya kesan mendalam dihatinya, tapi sayang pertemuan dengan pemilik-pemilik benda ini begitu singkat hanya sekali.

Perasaan Billy jadi Melow , “apakah terlalu Muluk permintaan ku Tuhan.??? Aku tidak meminta dipertemukan dengan ke 3 pemilik benda-benda ini.. Salah Satu nya saja rasanya sudah cukup untuk ku..” Billy berbicara sendiri, ada getaran disuaranya. Billy  mengelus elus benda-benda itu kemudian meletakkannya kembali kedalam kotak, tampa sengaja dia melihat sebuah logam, Ah iyaa,,, ini kan benda yang ada digenggeman Billy waktu Billy sadar di rumah sakit, tapi Billy lupa dimana dan kenapa benda ini ada ditangannya. Billy berpikir keras, benda ini seperti pecahan sebuah liontin. Dia memandang lekat, tapi karena tidak berhasil mengingatnya Billy meletakkannya kembali kedalam kotak dan menutup lacinya. Billy berjalan menuju ranjang dan merebahkan dirinya dan dia pun memejamkan matanya Tidur.

Dirumah sakit Michelle sedang berada diruang Adminitrasi, dia mengecek segala hal persiapan operasi Rendy besok pagi. Uang operasi sudah lunas terbayarkan, bahkan utang biaya pengobatan ibu pun sudah lunas. Setelah urusannya selesai diruang adm RS Michelle kembali ke ruang NICU Rendy, disana sudah berkumpul Ibu Meila, ibu panti dan Shilla.

“Syukurlah, masalah panti terselesaikan, tadi datang seorang donor yang mau menolong dan bahkan menanggung seluruh biaya hidup dan pendidikan anak-anak, Aries, Rendy dan Sifa pun kebagian..” kata ibu panti senang, Ibu meila juga senang mendengar kabar itu, mereka terlihat bahagia dan bersyukur dengan apa yang telah terjadi. Michelle hanya tersenyum mendengarnya, tampa dia sadari Shilla dari tadi menatapnya curiga, dan saat dia menatap Shilla, alangkah kagetnya, ditatap Shilla seperti itu, dan sebelum bertanya, tangan Michelle dipegang oleh Shilla dan Shilla menariknya keluar.

Di bangku taman, Shilla masih melihatnya dengan seksama, dia mencium sesuatu, “Cerita ama Gue,, pasti ini semua kerjaan Loe...???... dari mana loe dapat duit itu..??” Tatap Shilla penuh selidik, Michelle menganbil kartu nama dari dompetnya

“Ini..” katanya sambil memberikan kartu nama kepada Shilla

“Haa..” Shilla kaget “LOE KESINIII...” katanya Histeris, Michelle menutup mulutnya,

“loe ini bisa pelan dikit gak sih.. diliatin orang tuh..” kata Michelle meletakkan jarinya ke bibir

“Terus apa syaratnya..” Shilla udah gak peduli lagi, dia hanya kaget dan sedikit Shok atas keputusan Michelle.

“Gue harus tinggal di rumah seseorang selama 6 bulan..” Kata michelle sambil melihat para dokter muda dan Perawat yang sedang duduk ditaman, sekali-kali terdengar hembusan nafas mereka, wajah-wajah yang terlihat leleh pikir Michelle.

“Bapak itu tinggal sendiri apa ama keluarga..??” Michelle heran mendengar pertanyaan Shilla, tapi wajah Shilla serius, dan dia menunggu jawaban Michelle

“ada dong...” katanya singkat, Shilla pun menghembuskan napas lega.

“loe kenapa nanya itu.???.” tanya Michelle heran

“Gue takut ajah.. serem banget kalau loe disuruh tinggal ama kakek-kakek berdua disebuah rumah.. bisa-bisa loe dijadiin istri simpanannya” kata Shilla bergidik.

“iihhh.. Loe ini bikin gue takut ajah,,, Amint- amin..” kata Michelle ikut bergidik juga, serem banget kalau ngebayanginya.

“Gue harap ini keputusan yang terbaik Buat Loe... setidaknya loe gak usah cape-cape kerja lagi,,” kata Shilla, Michelle hanya diam mendengar perkataan Shilla.

Waktu menunjukan pukul 10 pagi, Michelle sedang duduk diruang tunggu didepan ruang operasi, sesekali dia mengepal tangangya , menggigit jarinya, Michelle terliahat Cemas, didepannya ada Ibu Meila dan ibu panti, ibu panti memeluk dan memegang tangan buk Meila memberikan kekuatan dan kesabaran. Sheilla mondar –mandir didepannya, membuat kepalanya sedikit pusing melihatnya. Karena itu Michelle menarik Shilla dan menyuruhnya duduk

“jangan mondar-mandir gitu, ntar loe malah buat Buk Meila lebih gugup..” bisik Michelle.

“Sorry, abisnya gue tegang banget..” kata Shilla , dan merekapun berpegangan tangan.  Dan setelah 1 jam berlalu, Lampu ruang operasi mati, dan dokter halim keluar dari ruang operasi, mereka menyerbu dokter Halim.

“Gimana dok keadaan Rendy..” Michelle bertanya.

“Syukur, alhamulillah operasi berjalan dengan lancar.. sekarang tinggal masa pemulihanya..” kata Dokter halim tersenyum, dan mereka berempat pun menyalami dokter halim dan berterima kasih, setelah dokter halim pergi mereka serempak sujud syukur.dan selang 5 menit Rendy pun dibawa keluar dari ruang operasi ke Ruang NICU sampai Rendy sadar dan kalau perkembangannya baik maka dia akan dipindahkan keruang Rawat. Ada kelegaan terukir diwajah mereka. Dan satu jam kemudian, Rendy pun sadar, dia memanggil Ibu dan berusaha mengapai tangan Michelle, Michelle pun memegang tangannya dan menciumnya.

“Kamu memang adik kakak yang paling hebat... Terima kasih kamu sudah kuat meanggung rasa sakit ini..” kata Michelle dan airmatanya pun jatuh. Lega dan bahagia itu yang dia rasakan.  Shilla memegang bahu Michelle dan Michelle memeluknya. Mereka saling berpelukan semua airmata tercurah kan, kelelahan, kekhawatiran selama seminggu ini tumpah ruah. Apalagi saat tadi dokter bilang konsdisi rendy sangat baik.

 Hp Michelle bergetar, dia melepaskan pelukan Shilla dan keluar ruangan untuk mengangkat telpon “Haloo.. iyaa saya sediri.. pertemuan..??? dmana??? Oohhh... yaa.. sore ini... iyaa Bisa pak.. terima kasih..” Michelle menutup Telponnya.

Diruang kerjanya billy sedang sibuk meneliti dan mempelajari berkas dan dokumen yang ayahnya berikan kemaren, Lumayan buat mengusir kegundahannya untuk sementara waktu. Billy begitu sibuk sampai-sampai dia tidak menyadari Eza datang,

“Hei.. Bill..” sapa Eza

“eh,, Loe za... ada apa??” tanya billy sambil menghentikan kegiatannya sejenak.

“Gue mau ajak loe makan siang..” kata eza,

“hmmm.. gimana kalau kita makan siang disini aja... kita pesan sesuatu dari luar, sambil bicaraiin Grand Lounching Cafe Bean..” kata billy menatap Eza

“tadinya sih Gue mau ngomongin itu juga sama Loe.. Boleh deh..” kata Eza

Billy menekan Tombol dan meminta Mita memesan mereka Sushi “loe gak keberatan kan kalau gua pesan  Sushi...????” tanya billy

“enggak kok.. Gue juga mau Sushi..” kata Eza mengiyakan pesanan Billy.

“loe sedang apa?? “ saat eza melihat Billy sedang sibuk dengan berkas Berkas dan dokumen.

“kemarin bokap gue ngasih ini semua buat gue, katanya gue harus mempelajarinya.. dia mau gue terlibat..” kata Billy sambil meletakkan berkas dan bangkit duduk disofa.

“bagus dong, berarti bokap loe udah menaruh kepercayaan lagi sama loe untuk proyek ini..” Billy hanya memangguk mendengar perkataaan Eza

“Iyaa tapi dengan Syarat, tidak boleh protes dengan isi perjanjian...” Billy terlihat tidak terlalu senang.

“sekali-kali loe boleh lah keluar dari prinsip loe.. loe liat ajah dulu perkembangannya... kalau bener rugi kayak yang loe bilang, loe kan bisa langsung mencegahnya..” kata Eza menatap Billy,

“loe benar... tapi tergantung siapa yang akan ditunjuk jadi ketua Tim margernya..” kata Billy .

“gue udah dengar isue itu... tapi feeling gue itu loe..” kata eza tersenyum, Billy hanya mengangguk, tapi siapa yang tau isi hati papanya??? Semua bisa ajah berubah. Pikirnya.

“tok,, tokk..” suara Pintu diketok

“masuk..” jawab Billy. Seorang Office boy masuk dengan 2 piring berisi Sushi dan 2 cangkir Teh dan air putih. Dia meletakkan makanan itu di atas meja dan kemudia pegi keluar. Billy dan Eza mengambil sumpit dan mulai memakan Sushi mereka.

5 menit kemudian...
“Si Sheilla minta biar dia aja yang ngurus Grand Lounchingnya..” kata Eza sambil meletakkan mengelap mulutnya dengan Tisue. Eza telah menyelesaikan makannya dan Billy pun terlihat sudah selesai

“Kalau dia mau,  yah biar ajah dia yang ngurus.. Loe dan Gue sibuk kan..??? dan Si rangga gue denger juga udah mulai masuk kantor..??” kata Billy , “tapi perlu loe dampingi tuh si Sheilla ntar dibuat jadi super heboh lagi..” kata Billy cemas, eza hanya tersenyum mendengarnya. Dan enggak lama Eza bangkit dan kembali ke ruangannya.

Michelle sedang ada disebuah Restoran, dihadapannya duduk seorang bapak yang kira-kira sama usianya dengan Ayah Michelle. Laki-laki ini adalah orang yang ada difoto yang diberikan oleh Pak Presdir kemarin.

“Kamu mau makan apa??? “ tanya sang Bapak lembut

“Enggak usah pak... saya baru makan tadi..” kata Michelle tersenyum habisnya ini bapak dari tadi senyum liat Michelle

“Panggil saya Om saja... Oooo.  Ya sudah.. minum saja... kamu mau minum apa??” tanya Bapak itu lagi.

“hmmm... Greend Tea saja...” kata Michelle, Pelayan mencatat pesanan mereka dan enggak lama minuman mereka pun datang. Kopi dan Greend Tea.

“Bapak ini kelihatannya baik, mungkin aku tidak akan sulit untuk tinggal dirumahnya nanti” pikir michelle.

“kamu mau tinggal dirumah saya..??? “ tanya si Bapak sambil menatap Michelle, Michelle mengangguk.

“Boleh... Tapi......................” Kata Bapak itu serius.

1 jam setelah pertemuan itu.....
Sekarang Michelle sedang berjalan menuju taman, dia berjalan dengan gontai, dia binggung, Gelisah, dan entah yang sudah ke berapa kalinya dia menghembuskan nafas kuat-kuat. Tampa dia sadari ternyata Rangga sudah berjalan di belakangnya, sebenarnya dari tadi rangga sudah melihat Michelle, berkali kali dia panggil, tapi Michelle tidak mendengarkannya. Michelle melihat kedepan dan ternyata dia salah jalan, ketika berbalik ternyata sudah ada Rangga dibelakangnya Michelle kaget, Rangga hanya tersenyum.

“Mas Rangga... “ Kata Michelle kaget, Rangga tersenyum

“Gue udah ngukutin Loe dari tadi, udah manggil juga.. tapi Loe lagi melamun sampai loe gak dengar gue panggil..!!” jelas Rangga

“Ah maaf mas.. “ michelle tersenyum  malu

“Kayaknya Loe lagi banyak pikiran yah..??”  Rangga bertanya, tapi bukannya menjawab michelle Cuma tersenyum saja.

“Ikut Gue deh.. Gue tunjukin loe tempat melamun yang bagus...” kata Rangga dan kemudian berjalan ke dalam taman, Michelle hanya mengikutinya dari belakang. Setelah melewati pepohonan dan jalan berliku akhirnya mereka tiba didipinggir danau Taman, tempat ini bagus terletak disudut yang sulit dijangkau orang sehingga terkesan tak terlihat tapi pemandangannya sangat indah. Michelle melihat rangga, dan rangga tersenyum  “ini tempat Gue merenung dan melamun sedirian, disini loe bisa melamun sepuasnya tampa menjadi pusat perhatian orang lain... “ kata ranggga menjelaskan,

“Bagus.. seperti Danau pribadi..” kata Michelle tersenyum, dia pun duduk di atas rumput dan memandangi danau. Rangga ikut duduk tapi agak jauh dari Michelle. Michelle termenung lagi memikirkan pertemuannya tadi, apa yang harus aku lakukan??, “ ini masalah hidup ku, masa depan ku..” dia berpikir keras, Rangga diam diam melihat Michelle, dia tau kalau pun dia bertanya apa yang sedang Michelle pikirkan, Michelle tidak akan menjawab pertanyannya. Jadi dia memilih duduk diam disana, ada perasaan aneh saat melihat Michelle, “mulai besok aku tidak bisa melihanya lagi, akan sangat sulit pasti untuk bisa bertemu dengannya”, pikir rangga. Dia menatap Michelle dengan tatapan sedih.  Gadis ini memang aneh, dilihat penampilan luarnya dia tidak menarik, tapi entah kenapa saat melihat dia dan berbicara dengannya, ada rasa ketertarikan dalam diri rangga, ada hal – hal yang gak tau apa itu, tapi bisa membuatnya terlihat Menarik.

Michelle tidak menyadari kalau rangga sedang menatapnya, masih berpikir dengan keras, tapi sepertinya tidak ada cara untuk menghindar. Ini jalan yang harus dia lalui. Dia menghembuskan napasnya dengan keras. “Haaahhhh...”

Dan Disuatu hari yang lain, Michelle sedang berdiri mematung diruang tamu sebuah rumah besar, banyak orang orang sedang melihatnya  sama kaget dengan dirinya.

“Kenalkan ini Michelle... Dia akan tinggal disini... Michelle ini adalah TUNANGANNYA BILLY...” Kata Bapak yang dia temui direstoran


BERSAMBUNG..........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar