Senin, 08 September 2014

BilChell LOVE STORY
BAB 36

Di cafe bean Eza,  dan Sheilla tengah menikmati coffe mereka. Mereka berdua asik berbicara dan mengobrol.

“Billy dan Michelle apa kabar??” tanya Eza, Sheilla menahan gejolak dihatinya, selalu ada nama michellle dalam setiap perbincangan mereka sekarang.

“baik.. “kata Sheilla datar, belum sempat Eza bertanya lagi, Indra datang sambil tergopoh-gopoh, mukanya panik. Sheilla dan Eza memandang heran.

“kenapa Loe Ndraa..???” tanya eza, Indra menghampiri mereka dengan napas teregah-egah.

“Loe liat Areil??” tanya indra, Eza dan Sheilla saling tatap, dan mengegeleng kompak.. “billy mana??? Di kantor apa udah pulang??” tanya Indra lagi

“tadi sih masih dikantor.. ada apa sih??” tanya Eza heran, Sheilla teringat sesuatu.

“jangan... jangan..” kata Sheilla

“iyaaa... Areil dikasih tau mamanya kalau besok billy tunangan dengan Michelle..” kata Indra, Sheilla bangkit dari kursinya, Eza juga kaget.

“mungkin dia nyari billy kekantor..” kata Sheilla

“ayooo kita susul sebelum terjadi perang dunia ke 4..” kata indraa. Sheilla dan eza mengikuti indra dari belakang.

Billy sedang berada di Area pakir kantornya, dia baru akan masuk mobil tiba-tiba ada suara memanggilnya

“BIILLYYYY...” panggil Ariel dengan keras. Billy menghentikan langkahnya dia berbalik dilihatnya  Ariel datang dengan tergopoh-gopoh. Billy sudah menyiapkan diri, percuma menghindar, lambat laut Areil pasti tau, pikirnya.

“kamu bener-bener jahat.. kamu anggap aku ini apa hah..” kata Ariel histeri.

“bukanya meresmikan hubungan kita, kamu malah mau bertunangan sama cewek kampung ini.. mau kamu apa?? Kamu mau aku mati haahh..” kata Areil berteriak.. untung di parkiran tidak ada orang, billy pasrah saja menerima cacian dan makian, bahkan pukulan Ariel. Dia tak ingin mencari alasan, toh apapun alasannya Ariel tetap akan Histeris seperti ini.

Ariel mengambil pisau dari dalam tasnya. Dia mengancung –acungkan pisau itu dedepan billy. Billy hanya diam, tak bereaksi. Untung saat itu juga Indra, Sheilla dan Eza datang. Sheilla dan Eza kaget melihat kehisterisan Ariel.

“tenang Rill.. tenang..” kata Sheilla, Indra memegang tangan Ariel dan menghempaskan pisaunya.

“gimana gue bisa tenang.. pacar gue mau tunangan sama cewek lain.. dan cewek itu adalah cewek kampung..” kata Ariel berteriak, Billy tetap diam, walaupun sebenarnya dia marah dan kesal.

“Billy itu tunangan sama Michelle terpaksa.. om surya ngancam Billy.. kalau billy gak nurut billy akan dicoret dari daftar ahli waris..” kata Sheilla, Billy diam menatap Sheilla, iyaa kemaren tampa segaja Sheilla mendengar pembicaraan Om surya dan Billy.

“loe Cuma perlu bersabar selama 5 bulan kok.. setelahnya pertuangan mereka berakhir.. benerkan Bill??” tanya Sheilla, Billy diam tak menjawab, dia memegang tangan Ariel dan menyeretnya duduk didalam mobil, billy tak berkaa apa-apa, dia hanya duduk dimdepan kemudi dan menyalakan mobilnya. Mobil billy pun menyala dan pergi meningglkan Area parkir. Sheilla, Eza dan indra menatap Billy dengan heran. Mereka bisa melihat ada kemarahan diwajah billy. Eza dan Sheilla berpikir, mungkin ini yang buat biily tak bisa mencintai Ariel, kehisterisannya menakutkan..” tapi kenapa dia mau pacaran dengan Ariel??” tanya Sheilla dalam hati. Indra hanya menatap diam kepergian Billy dan Ariel.

“apa Sheilla benar??”  Tanya Ariel didalam Mobil.

“iyaa.. papa memang mengancam gue, kalau gue nolak, gue bakalan di coret dari daftar ahli waris..” kata billy datar

“ Jadi kamu terpaksa???’ tanya Ariel lagi, billy Cuma diam,

“baik kalau Sheilla benar.. aku akan sabar menunggu kamu selama 5 bulan..” kata Ariel, Billy menatap Heran “kenapa dia jadi begitu sabar?? Apa karena kata-kata hak waris??” kata billy dalam hati, tapi dia males mempertanyakannya langsung ke Ariel, dia tak peduli apa yang ariel incar darinya.

“tapi dengan satu Syarat.. kamu harus janji tidak akan jatuh cinta dengan Cewek kampung itu.. janji ya,,” kata Ariel meregek. Billy hanya diam, dan menghentikan mobilnya. Mereka telah sampai dirumah Ariel.

“ Kenapa kamu diam??” kata Ariel

“apa loe akan menerima jawaban tidak..??” tanya billy menatap Ariel serius, Ariel membuang muka, dan membuka pintu mobil.

“tidak aku tidak akan menerima jawaban tidak..” kata Ariel

“jadi buat apa loe bertanya..” kata billy datar. Areil turun dan tampa melihat Ariel billy pun menge-gas mobilnya dengan kencang membalah jalanan yang terlihat menguning karena sudah petang, matahari sedang turun tenggelam di ufuk timur. Billy menyetir dalam diam, pikirannya tak menentu.

Sesampainya dirumah, billy melihat Michelle tengah duduk bersama Oma dan paris,, mereka bercanda –tawa ditaman. Billy memandang michelle lekat. Senyum Michelle, oma dan paris begitu tulus dan bahagia, hatinya begitu hangat melihat mereka tersenyum.

“udah pulang den..” kata Bik surti yang kebetulan melintasi teras. Billy tak menjawab, dia hanya berlalu pergi naik tangga menuju kamarnya.

Sampai dikamar dia membanting pintu keras, dia juga melempar tasnya, Billy merebahkan diri diatas tempat tidur. Biily memijat mijat kepalanya yang tidak sakit, Hatinya kalut, terlintas sikap Histeris Ariel tadi, wajah ayahnya yang mengancamnya keras dan wajah tawa michelle bergantian. “ aku benci perjodohan.. tapi Dari pada terikat dengan Ariel, rasanya jauh lebih baik terikat dengan Michelle...” suara batinnya, dia pun memejamkan mata lelah.

Keesokan harinya kak Marysa Pagi-pagi sedah membangunkan Michelle, dia menyeret Michelle pergi ke suatu tempat.

“kita mau kemana sih kak??” tanya Michelle

“tenang ...kamu ikut ajah..” kata Kak marsya tersenyum. Dan sampailah mereka ditempat yang kak Marsya maksud ternyata sebuah salon dan Spa.

“kamu itu harus luluran dulu sebelum acara nanti malam... biar kinclong..” kata kak marsya tersenym, michelle ikut saja dibelakang Marsya.

“ada yang bisa dibantu Mbak Marsya??” tanya manager salon

“”eehh iren.. ini kasih paket lengkap buat adek gue, perawatan dari atas ujung rambut sampai  bawah ujung kaki.. “perintah kak Marsya, mbak yang disebut irenpun memanggil kariyawannya dan membawa michelle ke dalam.  Kak Marsya memang bener-bener serius dengan perkataannya, pikir Michelle. Michelle dipermak dan dibersihkan dari perawatan kuku jari tangan, kuku jari kaki, rambut, wajah hingga badan juga, hari sudah hampir siang Michelle masih di salon sedang di massage, rambutnya di creambat,  rasanya badan michelle yang pegal-pegal kembali segar, “pantesan orang-orang betah kesalon” batin michelle, sedang asik di creambat   rambutnya, HP michelle berdering, kak marsya yang juga lagi dicreambat menoleh kearah Michelle.

“Loe dimana??’ tanya orang disebrang, tampa menyapa,

“gue lagi sama kak Marsya..” kata michelle singkat, yang meneleponya adalah billy.

“loe bisa nyusul kemari.. papa suruh gue nyari cincin kita..” kata Billy.

“gue gak bisa , soalnya gue ama kak marsya mau pergi lagi..” kata Michelle “loe ajah yang milih..” kata Michelle lagi

“ya udah nanti gue kirim gambarnya dari BBM.” Kata Billy mematikan Telponya.

“Siapa??” tanya kak Marysa

“billy kak.. katanya mau nyari cincin..” jawab michelle

“gak papa selesai ini kamu pergi ajah, kalau memang kamu mau pergi.. “ kata kak Marsya

“enggak papa kak aku suruh billy ajah yang pilih..” kata Michelle, Marsya angkat bahu.

10 menit kemudian billy mengirim gambar cincin dengan berliat besar ditengahnya, Michelle membalas BBM

------ “aku mau yang lebih sederhana..” ----

Billy mengirim lagi 3 gambar, 1 berwarna kuning, dengan berlian lumayan besar, walau lebih kecil dari yang pertama, gambar kedua putih dengan ukuran berlian yang sama, dan Gambar ke tiga cincin watna putih dengan empat berlian kecil-kecil tersusun didalamnya.

**** yang mana”---- balas billy

------“ yang nomor tiga,”---- pilih michelle mantap.

Billy yang sedang di Toko perhiasan pun menunjuk cincin yang dipilih michelle.

“ukuran jari manis tunangannya semana Mas??” tanya si pelayan, Billy binggung, aduh semana yah?? Tanya nya dalam hati. Melihat kebingungannya Billy pelayan mengatakan

“Mas... biasanya kalau jodoh itu jari kelingkik mas sama dengan jari manis tunangan Masnya..” kata palayan “ Mas yang tadi juga mengukur dengan jari kelingkingnya..” kata si pelayan menyakin kan. Billy pun memakai cincin Michelle ke jari kelingkingnya. Pas

“waaahh.. pas mas..” kata sang pelayan,,, “tapi nanti kalau enggak pas mas bisa datang lagi untuk mengepas cincinnya..” kata pelayan membungkus cincin Billy dan michelle. Billy memegang erat bungkusan itu dan dia pun pergi dari toko perhiasan kembali ke kantor.

Hari sudah hampir sore, Michelle dan Mbak Marsya sudah siap di salon. Didalam mobil Marsya, michelle masih duduk manis tak tau hendak dibawa kemana,

“kita kemana lagi kak??” tanya Michelle

“pilih baju buat nanti malam..” kata kak Marsya santai.

Satu jam kemudian mereka sudah ada di sebuah butik desinger terkenal..

“apa kabar Marysa??? Lama gak ketemu.. ada yang bisa aku bantu..” kata sang designer.

“baik. ..Mbak.. “ kata kak Marsya cipika- cipiki dengan sang Designer. “ini aku mau cari baju buat acara pertunangan adik aku ini..” kata Kak Marsya sambil menyuruh michelle mendekat. Setelah michelle mendekat kak marsya pun mengenalkan Michelle pada sang designer.

“ini Michelle..” kata kak Marsya

“saya Michelle.. “ kata michelle mengulang perkataan marsya.

“ooh aku Tike... “ kata Mbak tike menyambut uluran tangan Michelle “badanya bagus dan ramping, pasti gak susah melilihnya. “

 Udah 10 baju yang michelle coba, tapi tak berkenan di hati  kak Marsya, dan ini baju yang ke 11,  Michelle keluar,  kak Marsya dan Mbak tike melihat, mereka saling pandang. Mbek Tike mengangguk

“ yang ini saja..” kata Kak Marsya mantap, mereka pun pulang ke rumah, hari sudah menjelang sore, Rumah sudah ramai, dengan persiapan acara nanti malam, Kak Marysa memaksa michelle tidur.

“kamu jangan keluar yah,, didalam ajah..” kata kak Marsya. “satu jam lagi kamu mandi, setelah kamu mandi aku akan naik lagi kemari..” kata Marsya sambil menutup pintu.

Michelle berjalan ke balkon kamar, dia melihat orang-orang lalu lalang, mereka semua terlihat sibuk, terutama Tante natasya, walaupun dia tidak menyetujui michelle jadi menantunya, tapi dia tetap sibuk mempersiapkan acara,.

Hari sudah malam, tamu tamu sudah berdatangan, tak terkecuali Eza, Ariel, Indra bahkan rangga, Billy memang mengundang rangga. Saat mendapat kabar, Rangga lagi-lagi kaget, tapi dia tetap menghadiri acara pertunangan ini. Michell masih didandani Marsya dikamarnya, tadi agak sediki lama karena, kak Marsya binggung, rambut michelle akan digerai atau enggak.. akhirnya dia memutuskan untuk tidak mengerai sempurna tapi rambut michelle ditarik kebelakang semua seperti dikepang. Dan yang terakhir kacamata,

“upss.. aduh michelle maaf.. kacamata kamu patah..” kata Marsya akting, padahal dia sengaja mematahkannya.

“yaahh... gimana dong kak..” kata Michelle cemas.

“tenang.. aku ada gantinya kok.. ini..” kata kak marysa menyerahkan kacamata yang lebih modis. “gak papa deh dari pada enggak..” kata Michelle dalam hati memakai kaca matanya.

Shilla datang bersama ibu panti, dia celingak – celinguk mencari michelle, Rangga menghampirinya.

“Shilla..” panggil rangga

“ehha... mas Rangga..” kata Shilla tersenyum “belum mulai kan mas acaranya??” tanya Shilla

“belumm.. mungkin sebentar lagi..” kata rangga.

“kenali Mas.. ini ibu panti..” kata Shilla mengenalkan ibu panti, Buk panti tersenyum menyambut uluran tanggan Rangga.

“hmmm.. hmmm..” Sang MC berdehem.. meminta perhatian tamu

“sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas kedatangan saudara, dan handai tolan di acara pertunangannya anak kita billy dan Michelle..  “ kata MC yang juga merupakan keluarga Om surya, “tidak perlu lama lama lagi... mari kita panggilkan billy dan michelle... “  kata MC dengan meriahnya.

Billy melangkah menuju tengah ruangan, Billy memakai stelan jas abu-abu, dengan dasi senada, rambutnya disirir rapi, dia kelihatan tampan dengan stelan jas itu, dia melangkah berlahan dan berhenti tepat disebelah MC.

Michelle berjalan keluar didampingi Marysa, semua mata memandang Michelle. Michelle memakain baju putih kembang selutut, dengan Aksen renda, dan brokat. Di leher dan bahunya, bajunya sederhana tapi terkesan mewah dan anggun,  Michelle  terlihat anggun dan sangat cantik. (Guys.. kalau susah bayanginya, bayangi ajah Michelle pake baju pas SCTV Award tapi ini bayangi warnanya putih bukan merah.. :D ).

Eza memandang Michelle tak berkedip, Sheilla memandang gusar ke arah Eza, Rangga menatap takjub. Shilla dan ibu panti tersenyum bahagia, Ariel melihat dengan marah, Indra memandang Michelle kagum “Cantik juga ternyata tunangan Billy” batinnya. Om surya dan oma kelihatan bahagia, Oma memeluk Marysa.

“waahh.. pinter kamu sayang... Michelle jadi cantik dan manis banget malam ini..” kata Mas vino menghampiri Kak Marsya.

“dasarnya dia udah cantik..  ini sih belum 100%... tunggu ajah kalau udah 100%.. semua orang pasti berdecak kagumm” kata Marsya yakin, Oma dan Vino memandang tak mengerti, Marsya hanya tersenyum menanggapi ketidak mengertian mereka.

Billy berdiri diam mematung, Michelle benar-benar cantik dan anggun malam ini. Michelle datang mendekatinya, Billy menatapnya terus tak berkedip. Berlahan Michelle berjalan menuju kearah Billy, billy tidak melepaskan pandangannya sedetik pun dari michelle. Setelah michelle berdiri disamping MC pun Billy masih memandangnya.

“nah sekarang saatnya pasang cincin..” kata MC memecahkan lamunan Billy,

Billy mengambil kotak cincinnya, dia berjalan mendekati Michelle, billy mengambil tangan Michelle, entah kenapa dia jadi begitu gugup saat memegang tangan Michelle. Ternyata Michelle punya tangan yang halus dan jari-jarinya begitu lentik, sangking gugupnya billy malah memperhatikan tangan michelle dan mengelus-elus jarinya. Michelle melotot heran melihat tingkah billy,

“nak Billy .. tangan Michelle jangan dielus-elus terus... ayooo.. cincinya dipakaikan..” kata sang MC, orang-orang yang ada disana tersenyum geli, kecuali Ariel tentunya. Billy kaget dan tersadar, Michelle cemberut melihatnya, dengan kikuk Billy menganbil cincinnya dari kotak dan berlahan... sangan berlahan, seolah-olah dia takut mematahkan jari Michelle, berlahan... terus berlahan tapi pasti dia sematkan cincin itu dijari manis Michelle, “aahh.. Pas ..banget..” batin billy senang,

Michelle mengambil cincin yang satunya lagi, dengan ragu dia melihat Billy, Billy menatapnya serius. Ada kecemasan diwajah Michelle, billy jadi ikut cemas, tapi saat dia melihat om surya dan oma yang sudah tersenyum bahagia, Michelle pun menyematkan cincin ke jari manis billy berlahan tapi pasti, cincin itu tersematkan dengan indah dijari manis billy. tanpa sadar Billy tersenyum bahagia. Ariel menatap marah, “kenapa billy malah tersenyum” batinnya, dan  Rangga menatap dengan tatapan sedih.

“aku akan bahagia.. jika kamu bahagia Michelle..” kata rangga dalam hatinya.

“plokkkk.. plokkkk..” suara gemuruh tepuk tangan memenuhi ruangan, semua tersenyum bahagia.

“Kita ucapkan selamat untuk kedua ananda kita.. kedua cincin ini adalah simbol bahwa hati kalian telah terikat...” kata sang MC memandang Billy dan Michelle, Billy menatap michelle lekat  “dan silahkan bapak ibu menikmati hidangan yang telah tersedia..” kata MC lagi menutup acara.

Banyak tamu menyalami mereka dan mengucapkan selamat, Michelle dan billy hanya terseyum dan mengucapkan terima kasih.

“aduuh billy loe beruntung ...  Tunangan loe manis banget..” kata sepupu jauhnya berbisik ditelinga billy, billy tersenyum bahagia. Selain michelle dan billy, om Surya dan tante natasya kebagian mendapatkan selamat.

“Aduh natasya.. beruntung banget kamu dapat menantu semanis itu..” kata sepupu tante natasya, Tante natasya hanya tersenyum saja, dia menatap michelle “anak itu memang manis.. kalau saja dia dari kalangan berada pasti tidak akan masalah..” batin tante natasya.

Shilla sibuk dengan hidangannya, hari ini Shilla kelihatan Feminin, dia terlihat manis dengan dreasnya. Indra melihat Shilla yang tengah Asik dengan makanannya.

“masih ingat aku???” tanya indra. Shilla mengerutkan keningnya, dia berpikir keras,

“ Mobil, tendangan..” kata Indra memberikan clue, dalam hati dia binggung dengan Shilla, “masa iya dia gak ingat sama cowok sekece Gue sih..” batinya narsis.

“oooohh iyaaa.. loe ngapain disini..??” tanya shilla santai

“Billy itu temen gue..” kata Indra

“ooyaaa... dunia ini sempit banget yah??” kata Shilla cuek. Saat indra ingin bertanya lagi, Shilla malah pergi, karena dia mau menghampiri ibu panti yang sedang mengobrol dengan Rangga. Indra hanya melongo heran ditinggal begitu saja oleh Shilla.

Setelah lelah salam-salaman Michelle pergi, billy mencegahnya,

“mau kemana Loe..” tanya billy

“mau nemuin shilla dan ibu panti..” kata Michelle, Biily mengernyitkan dahi.

“Michelle...” kata Sheilla memegang tangan michelle dan membawanya berputar-putar  “loe cantik banget malam ini..” tambahnya begitu senang

“iyaaa... kamu cantik michelle.. selamat yah.. ibu ikut senang..” kata ibu panti dengan mata berkaca-kaca

“loh ibu kok nangis sih..” kata Michelle,

“enggak,, ini tangis bahagia..” kata ibu panti mengusap air matanya

Billy datang menghampiri Michelle, Shilla dan ibu panti melihatnya, Billy tersenyum ramah pada Shilla dan ibu panti.

“selamat yah Billy .. Michelle..” kata rangga menyalami billy

“terima kasih Rangga..” kata Billy datar

“kamu cantik banget malam ini Michelle...” kata rangga menyalami michelle dan menatap Michelle lekat,

“terima kasih mas rangga..” Michelle tersenyum dengan manisnya. Billy sebel melihat mereka saling tatap dan saling senyum.

“Apa kabar Shilla..” tanya billy ramah sambil menyalami Shilla yang berdiri di samping Rangga, sehingga tangan billy melewati michelle dan rangga, dan karena itu pegangan tangan Michelle dan rangga pun terlepas.

“baik Bill.. selamat yah atas pertunangan kalian..” kata Shilla, Michelle melihat billy cemberut, Shilla tertawa melihat Michelle.

“terima kasih Shilla...” kata billy merangkul Michelle dan memegang pinggang Michelle, Michelle melotot, tapi billy tak peduli.

“oohhh iya billy... ini ibu panti...” kata Shilla memperkenalkan, billy menunjukan isyarat dia ingin memperkenalkan diri.

“ibu panti... ??” tanya Billy

“iyaa.. mereka memang memanggil saya dengan sebutan ibu panti.. saya ketua yayasan panti yatim piatu..” kata Buk panti menjelaskan. Billy sedikit kaget, tapi untung dia cepat menguasain diri.

“oohh iya Bu.. saya Billy..” kata Billy mengulurkan tangan dengan sopan, ibu panti menyambut uluran tangan billy dan mereka pun bersalaman.

“saya berharap kamu bisa menjaganya, melindungi dan membahagiakan Michelle..” kata ibu panti berkaca-kaca, billy mengangguk mantap. Rumah yatim piatu?? Apa Michelle tinggal disana waktu kecil??? Apa dia tumbuh disana??’ pikir billy, sekarang michelle sudah jadi tunangannya, harusnya dia lebih tau tentang dia. Tapi billy menyimpan rasa penasarannya, bukan sekarang waktunya mencari tahu.

Ariel  adalah orang yang paling tidak bahagia diruangan itu, napasnya memburu karena menahan marah, indra masih setia mendampingi Ariel, dia takut Ariel histeris disini.

“loe harus ngelakuin sesuatu buat gue..” kata Ariel memerintah, giginya bergemerenta, karena beradu dan menahan amarah.

Eza dan Sheilla menghampiri Billy dan michelle yang masih asik ngobrol dengan Rangga, Shilla dan ibu panti.

“selamat Billy Michelle..” kata Eza ramah “ kamu cantik banget michelle..” kata  Eza tulus

“oohh.. terima kasih Mas..” dia tersenyum sambil menatap Sheilla, Sheilla hanya diam tak bergeming.

Malam sudah hampir larut, orang-orang satu persatu pamit dan pulang kerumah masing-masing. Ibu panti, rangga dan Shilla pun ikut pamit , sebelum terpisah dengan Sahabatnya itu Michelle memeluk Shilla dengan kuat begitu juga dengan Shilla.

“gue harap Ini yang terbaik buat Loe.. si billy itu lumayan juga.. loe beruntung..”bisik Shilla, michelle cemberut, melihat michelle shilla malah tertawa dengan senangnya.

 Setelah pertunangan selesai Billy dan Michelle kembali ke kamar masing-masing, mereka berjalan beriringan, “loe harus kuat Michelle.. kuat..” kata michelle dalam hati, mulai hari ini pasti akan banyak peristiwa-peristiwa tidak menyenangkan, batin michelle, dia tadi sempat melihat Ariel ada kemaran dimata Ariel. Billy memegang Handle pintu, sebelum dia menekannya dia melihat Michelle, mereka saling tatap dalam diam, tidak beberapa lama Michelle memalingkan wajahnya dan masuk kekamarnya meningglkan Billy yang masih menekan handle.

Dikamar Michelle merebahkan tubuhnya, Michelle menatap langit, sesekali melihat cincin yang disemaikan billy dijari manisnya. “Gue udah Tunangan..” kata Michelle lirih sambil menatap cincinya. “apa yang terjadi besok terjadilah... ini pilihan ku, aku harus kuat..” batin michelle Dan dia pun memejamkan matanya. Tidur..

Sementara itu dikamarnya , billy berjalan berlahan keranjang, Billy  merebahkan tubunya ke ranjang, dia menatap langit-langit kamarnya sambil merentang kan tangannya, billy tenang menikmati dan  memandangi cincin dijari manisnya., dengan lembut dia mengelus elus cincin itu, “Gue udah punya tunangan..” katanya lihir dan dia memejamkan matanya, tertidur dengan Pulas.


BERSAMBUNG......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar