Senin, 08 September 2014

BilChell LOVE STORY
BAB 13

Di Ruang UGD, michelle termenung sedirian.  Rangga telah kembali kekantor, Michelle menyuruhnya kembali karena hari ini adalah hari pertama rangga bekerja. Walaupun enggan tapi rangga kembali juga. Hati Michelle  sedih dan kalut. Teringat kata-kata dokter tadi

“Tidak ada penyakit apapun dari hasil pemeriksaan darah semuanya normal-normal saja, tapi saya mencurugai sesuatu, mungkin demam adalah reaksi sakitnya....” kata dokter Halim. “Kita perlu melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahuinya.. saya khawatir ini berhubungan dengan Syaraf..” masih tergiang jelas ditelinga Michelle. Hatinya hancur, syaraf??? Guillain Barre Syndrome???. Ah bagaimana kalau nanti bisa menyebabkan kelumpuhan. ( Guillain Barre Syndrome* ....Abis Main-main kerumah Mbah Google, nemuin kata2 ini, dimasukin deh dalam cerita.. Biar gaya dikit... hehehe..)

Michelle mengelus kepala Rendy, dan menciumnya dengan penuh kasih sayang. “Maafkan kakak..!!! harusnya kakak lebih peka,  bukan hanya uang yang kamu butuhkan, tapi juga perhatian. .” Tampa terasa air mata michelle jatuh.

Sementara itu Billy telah kembali kekantornya, dia menunggu lebih dari 3 jam, tapi  cewek itu tidak datang, bahkan menelepon pun tidak untuk membatalkan pertemuan. Dia kesal dan marah. “Berani sekali cewek itu ngerjain Gue... Liat ajah tunggu pembalasan Gue..” kata Billy meleparkan dompet itu ke tong sampah, tapi enggak lama kemudia, billy memungutnya kembali, “kasian juga sih kan dia perlu KTPnya”batinnya, Akhirnya Dompet itu diletakkan diatas mejanya.

Sekarang Michelle harus mengambil Ktp dan kartu berobat Randy, jika diagnosa terburuk terjadi Randy harus dapat penanganan intensif.  Dia sekarang sedang menunggu ibu Asrama, Randy tidak mungkin ditinggal sendiri, Shilla sedang ada acara diluar kota dengan Kampusnya. Dan dengan terpaksa dia harus merepotkan ibu panti yang sebenarnya sedang kebinggungan soal penggusuran.

“Michelle..” suara Lembut memanggilnya, Michelle menoleh.
“Ibu.... Maaf saya merepotkan ibu lagi..” Kata Michelle menyesal, ibu panti hanya membelainya dan memeluknya. Ibu panti tau betapa hancurnya hati gadis disampingnya ini.

“Ini juga kewajiban saya... kamu gak perlu sungkan..” Ibu Panti tersenyum

Michelle pun pergi dan mengambil Hpnya sambil berjalan. Dipilihnya sebuah nomer dan dipencet nomer itu. Billy melihat nomer yang tertera, awalnya dia tidak ingin mengangkatnya, tapi hatinya tidak berjalan sesuai dengan pikirannya, dan tampa menunggu telpon yang ke 3, billy pun mengangkatnya. “Haloo..” Kata Billy datar

“Haloo.. Mas.. Maaf tadi saya mendadak harus pegi jadi saya tidak bisa menemui mas tadi.” Michelle menjelaskan “Bisa kah saya mengambil dompet saya sekarang Mas.. dimana pun mas, saya akan menemui mas..” Michelle setengah memohon.

Billy masih kesal, dia nyakin kalau Michelle memang sengaja ingin membuatnya menunggu. “Ya udah kalau begitu kamu datang ajah ke alamat Jl bla..Bla.. No xx..”. michelle pun mengiyakan dan langsung pergi.

Setelah tiba dialamat yang dikatakan Billy ditelpon tadi, Michelle pun menelepon Billy lagi. “Mas.. saya udah nyampe..”Kata Michelle polos.

“Aduh maaf.. aku udah pergi dari tempat itu ada keperluan mendadak bertemu dengam Klein di Cafe Bintang..” Kata billy, padahal dari tadi billy Cuma ada dikantornya, dan alamat yang dia kasih adalah alamat kantor distribusinya.

“Kalau gitu Mas.. saya susul mas ke cafe bintang..” Michelle tidak protes dan marah. Billy sedikit heran, “kenapa ni cewek enggak galak lagi sih..?? Atau Cuma sama gue dia galak..” Billy malah jadi kesal.

“Iyaa.. susul aja.. nanti kalau udah sampe telpon aku..” Billy mematikan Hpnya. Sementara Michelle pun pergi menyetop taksi, biar cepat pikirnya.  20 menit perjalanan, karena hujan jalan pun sedang lengang gak terlalu padat.

Sesampainya di cafe bintang Michelle mengedarkan pedangannya “Aduuhh.. yang mana yah orangnya... ??? aku lupa nanya namanya..” Batin michelle, kemudian dia pun menelepon Billy.
“halooo mas.. saya udah sampe di cafe Bintang...”Michelle berkata sambil celingak celinggu kedalam.

“Aduuhh... Kamu itu lama banget sih,,, aku udah pergi 10 menit yang lalu,, ada sesuatu yang mendesak dikantor. “ Bolly berbohong.

“Haahhh.. jadi sekarang gimana Mas..” ada nada pasrah dan kesal disana, Michelle mulai kesal memang. “kalau mau pergi kenapa gak kasih tau dia terus sih..”batinya.

“ Lo...Kamu kekantor aku ajah alamatnya.. Jl.. .... No. ... dan cari ruangannya Billy“ Billy hampir keceplosan manggil Michelle loe.

“Saya kesana yah Mas... “ Kata Michelle pergi meninggalkan cafe.

Sesampainya dikantor Billy, Michelle sempat mendongak Heran, “Lumayan besar juga ini kantor.. si mas siapa yah?? Pegawainya kali yah...” gumam Michelle. Tiba dipintu masuk Michelle mendekati ruang resepsionis.

“Mbak Ruangannya pak Billy dimana yah??” kata Michelle, tp dia heran kenapa pas saat disebut nama Billy ini Mbak resepsionis kok yang ngeliat dari ujung kaki ke ujung rambut gini.

“ada perlu apa?? Udah ada janji..” tanya Mbak resepsionis penuh selidik.

“udah Mbak..”michelle menjawab singkat meskipun Risih dipandangi seperti itu Michelle tetap mencoba tersenyum. Si Mbak resepsionis menganngkat telepon.

“Mbak Mita.. ada cewek yang nyariin Pak Billy... “ Kata Resepsionis, “Suruh naik ajah..”Kata yang disebut Mbak mita tadi.

“naik ajah Mbak.. ke lantai 17.. “ Michelle pun mengucapkan terimakasih dan pergi ke lift. Dalam lift michelle mengambil telponnya dan menelepon ibu panti
“Bagaiman keadaan Rendy buk..”

“Rendy masih sama.. tapi sepertinya kamu harus segera kembali Michelle.. Dokter bilang dia akan mengatakan sesuatu pada kamu..” terdengar suara cemas ibu asrama, michelle pun ikut cemas.

“saya akan kembali secepatnya bu..” kata Michelle. Tapi sesampainya diruang Billy, dia malah disuruh menunggu, katanya Billy sedang Rapat. Dengan pikiran tak menentu Michelle menurut juga. 1jam berlalu.. 2 jam.. 3 jam.. Michelle makin cemas. apalagi Ibu Panti baru meneleponya mengatakan kalau Rendy perlu ditangani segera, Michelle harus memberikan persetujuan. Pikul 09.00 malam, Michelle resah, sudah berkali-kali dia menanyakan keberadaan Billy kepada Mita. Tp kali ini billy memang benar-benar sedang rapat.

Waktu telah menunjukan pukul 10 malam, Billy tak kunjung muncul, Michelle sudah benar-benar tak sabaran, tiba-tiba telponya berdering.

“Michelle kamu harus datang sekarang, Rendy kejang-kejang... “Kata bu panti cemas. Saat mendengar itu HP digenggamannya hampir terlepas, michelle berusaha kuat. “RS tidak akan melanggar prosedur, apa yang harus aku lakukan..” pikir michelle keras. Kemudian dia mencari nomer seseorang, Dokter Chan, Dokter Chan tengah diluar kota menghadiri seminar.. “Dokter chan maaf saya mengganggu.... tolong saya.. Bisa kah Doker menelepon dokter Halim..untu melakukan tindakan pada adik saya,,” michelle memelas. Ada senyum sedikit lega di wajah michelle sepertinya dr. Chan mau membantu.

Michelle masih terus menunggu,dan akhirnya dia pun putus asa, “Mbak.. masih lama gak???, bisa kah Mbak menyuruhnya keluar sebentar saja..” Michelle memandang Mbak itu dengan wajah memelas.

“aduhh saya tidak berani Mbak.. ini rapat penting hari ini.. dari tadi pukul 4 sore pak Billy sudah tidak kemana-mana untuk menyiapkan materi rapat ini.. jadi gak mungkin dia mau menyia-yiakan rapat ini..” kata Mbak Mita tadi.

“Mbak bilang dari tadi pak billy tidak kemana-mana???..”Michelle kaget.

“Iyaa..” Mita memandang Michelle heran. Michelle memegagang kepalanya karena dia begitu marah. “apa Maksud orang itu mempermainkan aku..”pikir Michelle.

“Pak Billy..” Mita berkata sambil berdiri.

Michelle menoleh dan betapa terkejutnya dia siapa yang dia lihat. “LOEE....” Pandang Michelle tak percaya. Billy hanya tersenyum dan masuk keruangannya, Michelle mengukuti billy dari belakang

“Jadi Billy itu Loee..??” Michelle memandang Billy dengan Marah.

“Iyaa.. Gue Billy...” Billy menantang

“Ngapain Loe nganbil dompet Gue??” Michelle berusaha menahan diri dari kemerahannya yang sebenarnya udah hampir mencapai punjak, dipermainkan oleh cowok sombong ini benar=benar mengesalkan.

“Gue udah berbaik hati mungut dan nyimpan dompet lusuh loe itu..” kata billy

“Loe kan bisa menitipkannya disawalayan?? Loe bukanya mau berbaik hati tapi loe mau mempermainkan Gue..” Michelle sudah tidak sabaran lagi,

“Loe itu gak tau bererima kasih yah..” Billy emosi mendengar perkataan Michelle.

“Okee... okee.. Waktu di Swalayan tadi malam, Gue memang salah..” Billy tersenyum mendangar perkataan Michelle “Tapi gue udah membayarnya saat gue nungguin Loe dihalte sampai jam 12.., Gue rasa kita sudah impas.. “Michelle memandang Billy Tajam

 “Tapi kenapa Loe mainin gue sekarang Haahh??? Menyuruh gue ketempat yang sebenarnya gak loe datangin hari ini..” Michelle sudah meninggikan suaranya. Billy kaget “Haah tau dari mana neh cewek..?? pasti Mita” batinya

“Karena Loe udah merusak Scedul gue hari ini, Loe membuat Gue menunggu..” Kata Billy malah gak kalah marahnya “ Belum pernah ada yang membuat gue menunggu,.. Gue ini orang sibuk...Waktu adalah Uang buat gue dan  Loe udah membuang-buang waktu Gue..” Billy Kesal teringat tadi dia menunggu lebih dari 3 jam di Halte mana hujan.  Michelle dia tidak berakata apa-apa, tapi bukan karena dia udah gak marah lagi, tapi dia sedamg menahan amarahnya.

“Kerana Orang kayak Loe gak mungkin menganti kerugian Gue dengan uang, makanya Loe harus dikasih pelajaran.. “Kata Billy lagi. Dan habislah kesabaran Michelle, Michelle maju mendekati Billy dan

“Hyaaaaa.. “ Michelle berteriak dan “Duukk.. Plaakkk.. “ Michelle menedang Billy. Kemarahannya sudah tak bisa terbendung lagi.

“Heeyy.. Kenapa Loe mukul Gue..” Kata Billy berang

“Loe orang yang paling sombong yang pernah Gue temui, Mungkin selama ini semua orang disekitar loe berputar buat loe, tapi asal loe tau dunia ini tidak hanya berputar buat loe doang..” kata Michelle dengan suara yang keras. “Semua orang juga punya saat-saat mendesak dan genting, dan loe udah merusak hari gue disaat keadaan genting dalam hidup gue..” Michelle menatap billy tajam, dia teringat Randy  dan “Tess..” Satu butir air mata Michelle jatuh.. walaupun dibalik kacamata, tapi Billy bisa melihatnya “Deg..” ada pukulan dihati Billy, dan dia membisu melihat air mata itu.

“Loe tau.. gara-gara kesombongan loe.. ada sebuah nyawa sedang terancam..” Michelle melangkah mendekati Billy dan mengambil dompetnya dengan kasar dari tangan Billy dan dia pun memalingkan muka dan pergi, dia tidak mau terlihat menangis didepan cowok sombong ini, tapi baru bebera langkah michelle pergi kemudian dia berbalik berjalan ke arah billy, Reflek mundur kebelakang.

“Gue harap ini pertemuan kita yang terakhir, Gue akan selalu berdoa dan berdoa pada Tuhan semoga Gue gak akan pernah dipertemukan dengan Loe lagi..” Kata michelle tajam dan akhirnya dia pun keluar dari ruangan billy. “Duarrra..” suara geledek menyambar... (biar lebih dramatis... kan saat itu memang sedang hujan.. :D)

Billy memandang kepergian Michelle, dia diam seperti patung..

BERSAMBUNG.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar