Senin, 08 September 2014

BilChell LOVE STORY
BAB 29

“Ayuukkk dong... kita ketemu disana apa Gue jemput Loe??”  Tanya Shilla, tapi michelle tidak mendengarkan Shilla, pikirannya sedang  tertuju ke taman, seorang pria dengan jas putih berjalan ditaman sepertinya keluar dari ruangan misterius itu, dan tidak lama oma juga berjalan ditaman  dan kemudian berbicara dengan pria berjas putih,. bukan sekali ini saja michelle melihat oma keluar dari ruangan misterius itu, sudah beberapa kali, bahkan Bik Surti juga,  Michelle makin penasaran dengan Ruang Misterius itu, ada apa didalamnya,

“Michelle...” teriak Shille, Michelle kaget dan menjauhkan Hpnya dari kuping

“ngagetin ajah Loe... loe nanya apa tadi...” kata Michelle sambil mengelus-elus kupingnya.

“ Gue tanya Loe mau gue jemput apa kita ketemu disana.. Mikirin apa sih Loe??? “kata Shilla “lagi milih baju buat ketemu Tunangan???” Shilla ngeledek Michelle

“apaan sih loe.. Ogah gue mikirin dia,... kita ketemu disana ajah deh..” kata Michelle, Shilla terkekeh.

“oke..” Shilla dan Michelle menutup Hp mereka masing-masing. Michelle memandang keluar jendela, Oma sudah tidak terlihat, dan pria berjas putih itu pun sudah pulang. Pria berjas putih itu seperti seorang dokter, tapi siapa yang sakit rasnya tidak ada yang sakit dirumah ini. Michelle berpikir dengan penuh rasa penasaran, pernah dia menanyakannya pada Bik surti

“Bik... Ruangan di Pojokan itu ruangan apa sih??” bik surti kaget, dia melanjutkan pekerjaanya

“oohh.. bukan ruang apa-apa kok... “kata bik surti tapi dia tidak menatap Michelle, Michelle tau ada sesuatu, sesuatu yang tidak boleh diungkapkan. Sebenarnya ingin bertanya atau mengintip tapi michelle hanya tamu dirumah ini, rasanya terlalu lancang mencampuri segala urusan dirumah ini, jadi dia memilih diam. Michelle hanya memandang Ruangan itu dari jendela kamarnya. Lalu dia berlalu pergi ke kamar mandi untuk siap- siap menemui Shilla

Jam menunjukkan pukul 9.40 WIB, Shilla berjalan tergesa-gesa dan masuk kedalam mobil dia melirik arlojinya “ahh semoga gak telat,.” Katanya dalam hati. Dan Shilla pun menyetir mobilnya menuju cafe bunga. Dia menyetir dengan kecepatan sedang, dan saat lampu merah dia berhenti dan tiba-tiba ‘’Duukkk..” suara tabrakan, hampir saja kepala Shilla kejedot Stir mobil.

“aaiissss... “ ngeramnya sambil meringis “buta kali yah.. nambrak orang pas dilampu merah..” katanya kesal sambil

“aduuhh.. nabrak deh..” kata cowok didalam mobil yang menabrak mobil Shilla

“loe sih  .. nyetir bukanya liat kedepan.. sakit neh kepala gue” kata cewek disebelah Cowok itu.

“loe gak pa-pa?? Gak ada yang luka..” kata cowok itu khawatir dan cemas.

“enggak..  Gue gak pa-pa.. “ kata si cewek itu menepis tangan si cowok “ lebih baik loe selesaiin deh.. tuh yang punya mobil turun..” kata Si cewek sambil melihat Shilla turun dari Mobil, dan cowok itu pun turun. Shilla memegang lehernya yang sakit, dan melihat bagian belakang mobilnya yang penyok.

“loe punya mata gak sih... itu lampu merah??” kata Shilla masih memegang lehernya, dan mengangkat wajahnya dan melihat si Cowok

“Loee..” kata si cowok kaget, ternyata cowok itu adalah Indra dan cewek yang bersama indra adala Ariel. Shilla hanya mengernyitkan dahinya tanda heran

“loe kenal gue???’ katanya heran, Shilla memang gampang melupakan orang, apalagi kalau hanya satu atau 2 kali dia lihat.

“ Loe dua kali nendang kaki gue..??? dan Loe gak ingat itu..” kata Indra marah, Shilla malah menunjukkan wajah tidak mengerti, tapi dia jengkel pada indra “ini orang yang nabrak dia kenapa marah-marahnya ke gue..” batin Shilla

“Eehh... Loe mau mengalihkan kesalahan... yang nabrak loe kanapa loe yang marah-marah  ke gue..” kata Shilla sengit “sekarang gimana??? Mobil gue penyok??” kata Shilla menuntut pertanggung jawaban.

“trus gimana dengan kaki gue yang sakit setelah loe tendang dua kali..” kata indra malah memperpanjang masalah.

“Loe ini.. seingat gue, gue belum pernah ketemu ama loe deh.. apa lagi gue nendang kaki loe 2 kali,,” kata Shilla polos, Indra menatap Shilla , Indra diam, “sepertinya ini cewek memang gak ingat. “ pikir Indra .. Shilla melihat jamnya jam 10.20 WIB, kebetulan daerah ini memang sepi tidak banyak dilalui kendaraan jadi pertengkaran mereka tidak menganggu lalu lintas. “Gue gak punya wakru berdebat ama ni Cowok, nanti gue telat” batin Shilla,

“Gini aja deh, karena Loe ngotot soal kaki loe itu , gue bakalan tanggung jawab, nanti loe gue bawa kerumah sakit biar di Ronsen atau di CT-scan tuh kaki loe ,dan Loe harus tanggung jawab soal mobil gue, bawa mobil gue ke bengkel.. Adil kan..” kata Shilla menatap Indra serius, dan belum sempat indra bicara shilla sudah mulai bicara lagi “ Nah karena gue buru-buru, sekarang loe tulis nomer telepon loe disini..”kata Shilla menyerahkan Hpnya ke Indra, indra mengambilnya tapi saat itu Indra binggung, ternyata HP Shilla mati.

“matii..” kata Indra menatap binggung,

“haaahh...” Shilla mengambil Hnya dari tangan Indra “Ahhh.. Gue lupa ngecas... ya udah loe tilis disini ajah..” kata Shilla  sambil mengaduk-aduk tasnya mencari kertas, tapi ternyata Cuma ada kertas struk pembelian, dan Shilla pun memberikannya pada Indra beserta pulpen. Indra menerima kertas dan pulpen dengan binggung dan heran, tapi Indra tetap menulis nomernya. Setelah selesai Shilla langsung menyambarnya.

“Okee.. Sekarang kita Deal yah...” Shilla  mengambil tangan Indra dan menyalaminya. ” nanti gue hubungi Loe.. “ kata Shilla lagi sambil berlalu masuk kedalam mobil dan pergi meninggalkan indra yang terbengong-bengong heran. “ Aneh tu cewek...biasanya orang bakalan ngotot tapi dia malah menggampangkan gitu ajah..” batinnya

 Ariel melihat kejadian itu dari dalam mobil dan dia mengernyitkan dahi “kayaknya gue pernah liat cewek itu..” katanya berpikir keras. Dan Saat Ariel sedang megingat-ingat dimana dia bertemu Shilla, indra masuk kedalam mobil.

“Gilaaa..tu cewek aneh banget..” kata indra, dia menatap Ariel yang sedang melamun

“Loe kenapa???” tanya Indra Heran

“Enggak.. kayaknya gue pernah liat tu cewek??? “ katanya masih berpikir

“Masaa..??” tanya Indra,  “mungkin Loe ketemu dijalan kali..” tambah indra ngasal. Ariel  diam, masih berpikir, indra menghidupkan mobilnya dan mobilnya pun melaju menyusuri jalan.

Michelle sudah ada dicafe bunga, dia menatap pintu, dan sesekali melihat jam, sekarang pukul 10.45 WIB  tapi Shilla belum sampai. “kemana sih Shilla.. gak biasa-biasanya dia telat..” kata Michelle. Dia pun mengambil  Hpnya dan menekan Nomer Shilla, lagi-lagi gak aktif. “kemana sih ne anak..” katanya mulai kesal campur khawatir,. Michelle me-deal lagi nomer Shilla, sambil menatap ke pintu, dan saat itu juga Michelle melihat Shilla sedang berjalan tergesa- gesa, Michelle melambaikan tangan dan Shilla pun setengah berlari menghampiri Michelle. Shilla duduk dengan napas memburu..

“dari mana ajah sih Loe???? HP loe gak aktif lagi???” tanya Michelle

“Sorry.. Sorry.. HP gue mati, lupa gue isi semalam, ..” Kata Shilla setelah berhasil menenangkan dirinya. “tadi gue ditabrak Orang..”tambah Shilla sambil menyedot minuman Michelle, Dia kehausan.

“ Haahh.. Loe gak pa-pa???” Michelle kaget

“enggak, soalnya Gue tuh ditabrak pas lampu merah..” Shilla bersandar santai  dan mengibas-ngipaskan tangannya mengipasi dirinya yang berkeringat karena berlari tadi.

“kok Bisa ditabrak pas lampu merah, ngelamun kali tu orang..” kata Michelle,

“iyaaa...  Saraf kali dia,  masa pas gue minta pertanggung jawaban dia, katanya dia, gue pernah nendang dia dua kali..  jadi dia minta pertanggung jawaban gue juga..” Michelle mengernyitkan dahi mendengar Shilla, Shilla memanggil Pelayan dia kehausan dan kelaparan. Saat pelayan datang dia memesan Spaghetti dan jus mangga.

“Loe beneran nendang dia??” tanya Michelle

“kayaknya sih  enggak ..” kata Shilla ragu

“Ganteng enggak tu cowok..???” tanya michelle, Shilla heran dengan pertanyaannya tapi dia jawab juga

“Biasa  ajah..Ngapain loe tanya dia ganteng apa enggak???” kata Shilla Cuek sambil menyedot jus mangganya yang telah datang.

“Loe itu kan suka lupa ama Orang.. apalagi ama cowok gak ganteng... kali ajah loe memang nendang dia .. tapi loe lupa..” kata Michelle curiga

“sialan Loe..” katanya manyun menyedokan Spageti kemulutnya, “makanya itu gue bilang ajah ke dia, gue bawa dia ke rumah sakit, dia bawa mobil gue ke bengkel.. Inpaskan???” tambah Shilla. Michelle tersenyum melihat sahabatnya, Shilla memang cuek, dia tidak suka memperumit masalah, kalau ada jalan pintas ngapain muter-muter coba, itu kata-kata shilla. Tapi jalan pintas yang positive loh.. bukan yang negative.

“trus loe ini habis dari bengkel apa Rumah sakit..??” tanya Michelle

“Enggak dua-duanya tadi karena gue liat udah jam 10 lewat jadi gue minta aja nomer Hpnya nanti gue hubungi..” kata Shilla sambil merogoh tasnya ingin memperlihatkan Nomor HP cowok tadi, dan lelah Shilla merogoh tasnya ternyata dia tidak menemukan kertas itu, Michelle memandang Heran..

“kenapa??” tanyanya heran

“ahh.. kyknya kertasnya gue buang pas dijalan tadi, gue kira kertas struk gak penting...” Shilla memandang Michelle, dan Michelle pun tertawa.

“hahaha... loe ini kebiasaan, gak pernah diliat dulu.. apa-apa main buang... “ kata michelle tertawa.

“habis deh tabungan gue... “ kata Shilla tertunduk lemas, Michelle hanya tertawa melihat tingkah sahabatnya. setelah beberapa lama manyun Shilla melihat Michelle, sekarang michelle lebih rapi, dan modis. dia tersenyum.

“Trus loe hari ini kenapa bisa ngajak gue ketemu... Biasanya jadwal loe padat banget.. udah ngalahi wanita karier” kata Shilla menggoda michelle

“kan Gue memang wanita Karier alias wanita pekerja dari dulu, jadwal gue kan memang padat,..” kata Michelle nyengir

“Itu duluu.. jadwal loe sekarang itu bukan jadwal wanita karier tapi jadwal Ibu rumah tangga, alias jadwal Nyonya pengusaha..hahahhaaa..” Shilla tertawa puas,

“nyebelin Ah Loe..” kata Michelle manyun mendengar godaan sahabanya.

“Trus giman perkembangan Loe sama calon suami, kan udah makan siang tiap hari,,” kata Shilla sambil senyum mengoda Michelle

“biasa ajah gak ada perkembangan apap pun ... “ kata Michelle datar

“masa... udah tiap hari ketemu..??” kata Shilla tak percaya,

“ ya biasa ajah.. tiap makan siang dia sibuk ama kerjaannya... “ Michelle menjawab dengan cuek sambil menyedot minumannya yang tinggal sedikit.

“Masa sih.. dia kerja ???” Shilla gak percaya

“iyaaa.. masa loe gak percaya ama gue sih... “ kata Michelle serius..

“Loe tau gak sih.. menurut gue ada dua kemungkinan kalau seorang cowok malah sibuk kerja saat bersama cewek..” kata Shilla kelihatan Serius “ Pertama dia memang tidak tertarik saat bersama cewek itu, atau yang kedua dia merasa nyaman didekat cewek itu.. “ Shilla wajahnya benar-benar serius

“Ngaco loe.. teori dari mana coba yang kedua itu..” kata Michelle tersenyum

“iyaa.. ah loe gak percaya.. dulu kak bima gitu ama istrinya.. katanya kalau kerja disamping orang yang kita cinta itu rasanya nyaman dan tenang..” Shilla  menatap michelle serius..

“ hahaha.. mana bisa disamain dong Shill.. Gue ama bily kan bukan tunangan betulan..” kata Michelle tertawa..

“kita liat ajah nanti..” Shilla yakin, michelle Cuma menggeleng-gelengkan kepala.

Dipintu masuk Cafe, terlihat Indra dan Ariel tengah memasuki Cafe, Michelle dan shila tidak melihat mereka, karena sedang Asik mengobrol, Indra dan Ariel memilih kursi di pojokan, mata indra mengitari cafe mencari pelayan, saat dia melambaikan tangan pada pelayan dia melihat Shilla.

“loh itu kan Cewek tadi..??” kata indra. Ariel menengok kebelakang tepat ke arah mata indra melihat, dan betapa kagetnya dia saat melihat siapa yang sedang duduk bersama cewek itu, Michelle.

“yaa.. aku ingat sekarang.. dia temennya si cewek kampung itu..” kata Ariel. Indra mengangkat alisnya heran.

“Cewek kampung..???” tanya Indra

“itu cewek yang duduk didepan  cewek tadi, cewek kampungan itu tunangan Billy..” kata Ariel dengan nada marah.

“tunangannya billy.. itu..” kata Indra kaget,

Michelle dan Shilla tidak tahu kalau mereka menjadi pusat perhatian dua orang itu, mereka  asik mengobrol.

“Shill.. Ke sekolahnya Aries Yuk..??? aku kangen Aries..” kata Michelle

“Boleh sih, Tapi apa loe gak pergi makan Siang ama tunangan Loe???” tanya Shilla

“Billy namanya, males gue loe selalu nyebut2 tunangan.. “ kata Michelle manyun..”ini kan masih jam 12 siang, sebentar ajah.. Gue Cuma mau say Hallo dan meluk dia..” kata Michelle menatap Shilla dengan wajah memohon.

“okee.. Boleh deh... ayo..” kata Shilla dan setelah mereka memanggil Pelayan dan membayar mereka pun pergi meninggalkan Cafe. Dan diikuti tatapannya Indra.

“Menang Loe kemana- mana dong Riel..!!! Apa sih yang loe pusingin..” kata Indra pada Ariel

“iyaa.. tapi sejak ayahnya pulang Billy jarang banget menghubungi gua, malah telpon gue ajah gak diangkat..” kata Ariel gundah.

“Mungkin dia sibuk... loe kan tau Billy.. Work holic gitu..” kata Indra menenangkan Ariel.

“ Iyaa.. tapi kan gue ceweknya perlu perhatian juga.. jangan kerjaan terus yang diurusin..” kata Ariel kesal

“Kan dari dulu Si billy gitu..” Indra berkata Ariel malah jadi sedih mendengar Indra

“iyaa.. memang dari dulu Cuma gue yang ngasih dia perhatian, tiap hari nelpon dia, nyamperin ke kantornya, Gue Cuma pacaran sepihak..” kata Ariel sedih. “ dan Sekarang gue gak bisa datang kerumah or kekantornya lagi, bahkan telpon gue juga gak diangkat.. apa gue ini masih bisa dibilang pacarnya..” kata Ariel menitikkan air mata, Indra pun gundah, dia paling tidak bisa melihat Ariel manangis.

“Tapi Loe sendiri yang milih billy.. “ kata Indra

“iyaaa ,, tapi gue gak mau Cuma mencintai, gue butuh dicintai..” kata Ariel terisak. Indra hanya menghela napas dan memeleuk Ariel.

Di ruangannya Billy sedang rapat dengan Eza soal merger , mereka sedang melilih Tim

“menurut Gue, Andi, Rei kompeteble dilapangan..” kata Eza

“tapi Andi terlalu lembek.. Dia kurang tegas..” baantah billy

“Roni gimana??? kayaknya bisa diandalkan???” tanya Eza

“Roni...Hmmmm... Boleh juga..” kata billy,  mereka pun sibuk menbicarakan materi-materi marger.

Di sekolahan Aries, Michelle dan Shiella menunggu Aries keluar didepan gerbang Sekolah Aries, dan saat Michelle melihat Aries, Michelle berteriak..

“Aries..” panggilnya senang, Aries melihat Michelle dan berlari memeluk michelle, michelle balas memeluk Aries.

“kakak kangen sama kamu.. “ katanya michelle sambil mengoyangkan badan Aries yang sedang dia peluk. Aries hanya tertawa gembira

“Gimana tadi disekolahnya.. seru??” tanya michelle sambil mengandeng tangan Aries, Shilla hanya tersenyum melihat mereka.

“Seru kak.. hari ini aku dapat nilai 9..” kata Aries gembira

“benarkah??” kata michelle, Aries tertawa mengangguk, “kalau gitu kamu mau hadiah apa??” kata Michelle pada Aries. Dia menatap Michelle ragu, Michelle tau keraguannya, Aries pasti berpikir karena keuangan kami, dia tidak boleh merepotkannya. Michelle Mengelus-elus rambutnya, Aries menatapnya dan Michelle mengangguk, tanda bahwa michelle serius.

“Es kriem..” kata Aries.. “ Cuma es kriem??” tanya  Michelle , Aries mengangguk, Michelle tersenyum padanya “Keinginan anak-anak memang sederhana..” katanya tersenyum. Mereka ber3 pun pergi membeli es kriem diseberang jalan di depan sekolah Aries.

Di ruangan Billy, Billy dan Eza masih sibuk membahas tentang pekerjaan mereka, “tok..tok..” pintu diketuk, Billy dan Eza memandang Pintu dengan lekat.  Dan Muncul Sheilla disana sambil tersenyum. Billy dan Eza memalingkan mukanya, sepertinya mereka sama-sama mengira Michelle yang datang.

“ngapain loe ketuk-ketuk segala.. biasanya main langsung masuk saja..”kata billy ketus masih sambil tetap melihat berkasnya, Eza tersenyum pada Sheilla,  Sheilla pun langsung duduk disamping Eza.

“loe ini, ketus banget sih..” kata Sheilla sebel.

“iyaa.. loe ini gangguin rapat kami tau.. jadi kalau gak penting loe tunggu diluar ajah..” kata Billy galak

“Huh.. gue kemari penting tau.. Gue mau nunjukin undangan pembukaan cafe bean yang udah jadi..” kata Sheilla ketus juga ngeliat billy, tapi saat melihat eza dia tersenyum,

“Mana??” tanya Eza tidak lupa tersenyum juga.

“inii..” kata Sheilla antusias

“bagus..” kata Eza, Sheilla tersenyum gembira. “kita juga harus kasih liat rangga..” kata Eza, Sheilla tersenyum kecut teringat kejadian di Swalayan “aduuh.. gimana yah kalau dia Cerita sama kak Eza..” pikir Sheilla cemas “tapi kan dia yang nyelonog pegi gitu ajah.. bukan salah aku dong..” batin Sheilla.

“sheill...” panggil Eza, hera melihat Sheilla melamun

“Ehh ... “katanya kaget “ ada apa kak??” kata Sheilla,

“kamu belum kasih liat rangga kan??’ tanya Eza

“belum kak.” Jawab Sheilla singkat, sambil tersenyum setengah hati

“ya udah.. nanti biar kita ketemu dia... Gimana menurut Loe Bill” tanya Eza ke Billy

“lumayan..” kata Billy singkat, Sheilla manyun

“ Gimana kalau kita ketemu rangga pas jam makan siang.. udah setengah satu siang ini..” kata Eza. Billy melihat jamnya “Michelle belum datang, kemana sih tu cewek ??” batin Billy. Billy mengambil Hpnya dan menelepon seseorang,

Michelle, Sheilla dan Aries sedang menyantap Es Kriem mereka tertawa gembira, kemudian HP Michelle berdering, Michelle menganggkatnya.

“haloo..” kata Michelle

“Loe dimana??” kata billy , Sheilla dan Eza saling tatap, heran

“Di taman..” jawab Michelle polos

“ini udah jam setengah Satu..” kata Billy “kenapa loe belum nyampe juga..???” Billy berkata dengan nada sedikit kesal. Sheilla dan Eza masih menatap Billy

“Gue lagi ama temen gue ditaman..” Kata Michelle gak peduli dengan kekesalan Billy, Sheilla menatap Binggung, “billy” kata michelle pada Shilla tanpa suara, Shilla Cuma mengangguk.

“Siapa..??” tanya billy entah sadar, entah tidak dengan pertanyaannya. Michelle hanya mengeryitkan dahi tanda heran. Begitu juga dengan eza dan Shiella tak kalah herannya. “siapa sih yang ditelpon Billy..???’” tanya mereka dalam hati.

“untuk apa Loe tau gue dengan Siapa??” tanya Michelle heran, awalnya Billy kesal tapi kemudian sadar dan kaget dengan pertanyaannya sendiri.

“loe itu , datang enggak sih ke kantor Gue??” kata Billy mengalihkan pembicaraan “kalau loe gak datang Gue gak tanggung jawab kalau papa marah..” kata billy serius, dan akhirnya Eza dan Sheilla pun tau siapa yang ditelpon Billy, dan ada rasa heran yang menyergap mereka. Rasanya billy aneh.

“Gue ada di taman dekat La maison.. jadi gue tunggu Loe di La Maison ajah..” kata Michelle sebel, baru punya waktu sebentar senang-senang ama Shilla dan Aries udah direcokin.

“eehh..L...” belum sempat billy bicara Michelle menutup teleponya, Billy kesal setengah mati. Tapi dia tahan kekesalannya di depan Eza dan Sheilla, Gengsi kalau mereka tau.

“Perhatian juga itu si Billy.. nanyain loe kemana?? Kawatir kenapa loe belum nyampe??” tanya Shilla sambil mengoda Michelle. Michelle hanya manyun mendengar Shilla

“Tu cowok gangguin ajah, padahal gue masih kangen sama Aries..” kata Michelle mengelus kepala Aries.

“ya udah.. loe pergi deh ke La Maison.. ntar tunangan loe ngamuk lagi, si Areis biar gue yang antar..” kata Shilla tersenyum

“Nitip  aries Shill..” kata Michelle memandang Aries “ Kamu pulang sama  kak Shilla ajah yah..” kata Michelle, Aries mengangguk, Michelle mencium rambut aries ,kemudian cipika –cipiki dengan Shilla dan dia pun pergi ke la Maison.. cafe tempat mereka biasa bertemu.

Billy membereskan berkas dan leptopnya. Eza dan Sheilla menatap Binggung

“mau kemana sih Loe..???” tanya Sheilla
“makan  siang..” jawab billy singkat

“Kenapa loe gak ajak Michelle ajah gabung ama kita..” kata Eza, Sheilla kaget

“ kata si Om mereka harus makan ber dua, gak boleh sama yang lain..” kata Sheilla berbohong,

“kalian makan ajah bertiga sambil bahas acara itu, Gue udah setuju dengan konsepnya masalah eksekusinya gue serahin sama kalian bertiga..” kata Billy merapikan tasnya, dan mengambil jasnya. “gue pergi..”kata billy pergi meninggalkan mereka yang terbengong.

“Kok kelihatannya si Billy kayak gak terpaksa sih, malah senang,..” batin Sheilla “apa Cuma persaan gue ajah??.” Sheilla menatap Binggung, kemudian dia melihat Eza dan ada raut kekecewaan diwajahnya.  Sheilla memilih pura-pura tidak melihat kekecewaan Eza.

“ayoo.. kak.. kita pergi..” kata Shiella berusaha tersenyum walaupun hatinya sakit. Eza menuruti Sheilla dan pergi meninggalkan kantor Billy.

Di La Maison Billy melihat michelle telah duduk ditempat biasa mereka duduk, dia sedang membaca bukunya. Billy menghampirinya, michelle hanya mengangkat wajahnya  dari buku yang dia baca, dia melihat billy mengambil laptopnya dan saat billy akan menghidupkan laptopnya billy pun melihat michelle, dan michelle tengah menatapnya.

“kenapa Loe liat gue begitu??” kata Billy heran, karena saat billy melihatnya michelle tidak mengalihkan pandangannya.

“loe yakin mau kerja langsung.. enggak makan dulu..???’ tanya Michelle

“ya udah makan dulu deh...” kata billy menutup Leptopnya. Dan Billy pun memanggil pelayan dan memesan makanan mereka. Dan saat makanan mereka datang, mereka pun makan dengan khitmat. Setelah pelayan membersihkan meja mereka, billy langsung membuka laptopnya dan mengambil berkas-berkas, dia memulai pekerjaannya. Michelle pun menatap billy.

“kenapa lagi..” tanya billy saat menyadari michelle melihatnya.

“kalau kerjaan loe segitu banyaknya kenapa loe gak ngebatalin makan siang ini ajah sih...” Michelle menatap billy heran.

“Kalau papa tau gue dikantor saat jam makan siang dia bisa marah besar” jawab billy sambil mengambil berkas.

“yah.. atau enggak loe makan siang ajah ama pacar loe,???? gue tinggal pergi kemana gitu.. toh Om Surya gak tau juga kan kalau kita gak makan siang..” tanya michelle panjang lebar, karena menurut Michelle, billy terlalu patuh. Ntah kenapa Billy kesal mendengar perkataan Michelle, dia menatap michelle

“Papa itu punya mata-mata dimana-mana...sekarang dia pasti ngemata-matain kita.. kalau enggak gue juga males makan siang sama loe..” kata Billy kesal

“atau loe keberatan gue kerja saat makan siang, loe mau kita kayak orang pacaran gitu, ngomong mesra saat kita makan..” kata Billy...  tampa sadar billy menyebutkan kata kita bukan loe dan gue..

“enggak juga sih... hanya saja gue heran, tiap hari loe kemari bawa kerjaan loe, terus setelah makan loe malah kerja disini bahkan sampe melebihi jam makan siang.. kalau Mita gak telpon, loe malah gak balik,, padahal gue ama loe kan Cuma disuruh makan siang, abis makan siang loe bisa balik kekantor loe.. gue gak masalah kok..” kata Michelle menjelaskan keherannannya.

“Loe pikir karena gue nyaman gitu dekat loe.. makanya gue lama-lamain... jangan GR deh loe.. gue Cuma gak bisa kerja setengah-setengah setiap gue mulai gue harus menyelesaikannya “ jawab billy dengan sengit. Sebenarnya michelle benar, dia tidak harus berlama-lama disini tapi entah kenapa rasanya begitu nyaman saat bekerja disini. Billy gak mengerti entah karena cafenya atau karena ada michelle didekatnya. Michelle hanya mengerutkan dahi sambil manyun dan dia mengangkat bahu lalu membenamkan matanya di buku yang ada didepannya, dia melanjutkan membaca, billy pun melanjutkan pekerjaannya.

Waktu berjalan, michelle lagi-lagi mulai bosan dengan bukunya, dia lihat billy dia masih sibuk dengan pekerjaannya. Michelle pun mengedarkan pandangannya ke Taman disamping Cafe, ada kelucuan saat melihat anak-anak bermain, Michelle tersenyum melihat mereka, dan disudut bangku taman terlihat seorang kakek-kakek menangis sedih menatap selembar kertas ditangannya mungkin sebuah foto, Michelle menatap sedih mungkin dia sedang memandangi foto keluarganya. Seberapa keras pun seorang ayah, ayah tetaplah ayah, dia akan bersedih dan menangis sedirian saat mengingat anaknya, , michelle jadi teringat dengan ayah nya.

Tanpa michelle sadari saat ini Billy sedang menatapnya lekat, sebenarnya billy sudah dari tadi menatapnya, saat itu dia melirik Michelle dan dia melihat michelle menatap keluar jendela. Entah kenapa jika michelle menatap jauh keluar jendela seperti saat ini, Ekspresi wajahnya sulit diartikan, begitu Misterius bagi Billy, kadang dia tersenyum, kadang ekspresinya sedih, entah apa yang dia lihat diluar sana, dan sekarang billy melihat michelle menatapan kosong ke luar jendela, Billy tidak bisa melepaskan pandanganya dari michelle, dia seperti terhisap kedalam kekosangan mata michelle, tanpa billy sadari dia jadi bertanya-tanya dan menerka-nerka apa yang sedang Michelle pikirkan dan rasakan. Billy sadar kalau selama ini dia tidak tau apa-apa tentang Michelle, dia Cuma tau michelle punya adik, tapi tak tau berapa jumlahnya,  dia tidak tau tentang kehidupan michelle sebelum dibawa papa kerumahnya. Dan saat melihat tatapan Michelle yang seperti ini rasa penasaran billy begitu besar, tapi dia terlalu gengsi untuk bertanya, dan dia yakin michelle tidak akan menjawabnya. Billy masih memandangi michelle dengan lekat.

Saat memandang Michelle billy pun Larut dalam pikirannya sendiri, Michelle berbeda dari gadis kebanyakan yang billy pernah temui. Michelle tidak manja, dia mandiri, Michelle apa adanya walaupun terkadang sulit ditebak tindakannya, keras kepala dan kuat seperti saat dibentak mama, dimarahin Sheilla, michelle tidak pernah terlihat sedih, dia begitu santai menghadapinya, Michelle tidak pernah mengeluhkan apapun, seperti saat ini, kalau cewek-cewek lain bakalan marah-marah jika setiap kali bertemu seorang laki-laki membawa pekerjaannya. Tapi michelle begitu santai, Billy  tahu pasti kalau Michelle terkadang bosan  tapi bukannya marah-marah, atau ngambek Michelle malah mencari kesibukannya sendiri. Membaca, mendengar musik dan seperti sekarang menatap keluar jendela, membiarkan waktu berjalan dalam diamnya. Dan billy pun seperti larut dalam waktu itu, saat kepalanya pusing dengan pekerjaannya, Billy akan menatap michelle, melihat ekspresi nya yang berubah-ubah kadang senang, kadang sedih, dan kadang hanya menatap kosong, dan billy menikmatinya sebagai pengalihan dari keruwetan pekerjaannya.  Tanpa billy sadari billy setiap hari Billy selalu antusias menanti saat-saat makan siang, Billy begitu nyaman dengan saat makan siang yang seperti ini, walapun dia belum menyadari kenyamanan itu bersalah dari apa dan siapa.

Rangga, Eza dan Sheilla tengah duduk disebuah restoran, Eza memperlihatkan undangan kepada Rangga

“enggak jelek..” katanya singkat, Sheilla menatap Rangga manyun. “trus gue boleh liat list undangannya??’ kata Rangga, dan Eza pun menyerahkannya. Rangga melihat dengan seksama, anak-anak pengusaha , dan eksekutif muda semuanya. Mereka pasti teman-teman Eza dan billy, pikir Rangga, cewek-cewek dalam list pasti cewek-cewek manja anak orang kaya temennya Sheilla, batinnya.

“loe boleh kok ngundang temen-temen loe...” kata eza

“loe kan tau gue baru balik dari LN, belum banyak temen yang gue kenal..” kata rangga, Sheilla tersenyum sinis kearah Rangga “cowok tengil gini mana ada yang mau jadi temennya..”pikirnya Sheilla. Rangga tiba-tiba teringat Michelle, “yah kenapa gue gak undang michelle ama temannya Shilla “ pikir Rangga. “ kan gue jadi punya alasan buat ketemu Michelle” batin Rangga.

“kalau gitu gue minta 2 dong... ada 2 orang yang mau gue undang..” kata Rangga,

“boleh sih, lebih juga boleh..” kata Eza.  Rangga menerima undangan Eza dengan senyuman manis. Dan saat mereka sedang berbincang-bincang, Ariel dan Indra datang.

“hai rangga..” sapa indra ramah

“ooh Hai draa.. “ jawab rangga sambil tersenyum

“kalian lagi Ngomongin apa sih, Billy mana??” tanya Ariel, Eza dan Sheilla saling pandang

“ada urusan,,” jawab Eza bohong

“dia lagi sibuk yah??... kok telpon gue gak diangkat-angkat...” tanya Ariel, Eza menggaruk-garukkan kepalanya yang tidak gatal

“Iyaa... loe kan tau Billy kayak apa..” kata Eza sambil tersenyum kecut, dan rangga heran melihatnya, “Oo yaaa.. Loe belum kenal rangga kan???” Kata Eza mengalihkan pembicaraan “Ini rangga temen gue, salah satu owner di cafe bean kita..” Eza tersenyum, Ariel mengulurkan tanggan

“ Ariel... Pacarnya Billy..” kata Ariel tanpa ditanya, Rangga hanya tersenyum

“rangga..” kata rangga menyambut uluran tangan Ariel,

“kalian lagi apa sih..?? kok banyak undangan..???”  tanya indra,

“ini undangan pembukaan Cafe bean.” Jawab Eza..

“ooh perlu gue bawa model-model gue yang cantik..” kata Indra sambil mengembangkan senyum playboy nya.

“Terserah loe.. asal loe sanggup urusin ajah... gue ogah ngurusin model-model loe itu..” kata Sheilla.

“sheilll... Gue ke Toilet dulu yah, bulu mata gue lepas neh..” kata Ariel, Sheilla hanya mengangguk,

“segala bulu mata tebal gitu pake dipake??.. apa gak berat??” tanya Eza, Sheilla hanya tersenyum

“namanya ajah cewek, loe ajah gak tau..” kata indra

“Di bandingkan Loe gue mana tau soal cewek,kan Loe ahlinya..” kata Eza ngeledek

“sangking ahlinya, paling lama pacaran 1 bulan..” kata Sheilla mencibir, indra hanya terkekeh-kekeh.

“itu tunangannya Billy..” tanya Rangga binggung, Eza, Sheilla dan Indra saling tatap.

“bukan.. Tunangannya orang lain..” kata Sheilla, Rangga terlihat binggung

“Kehidupan Billy memang sedikit rumit..” kata Eza sambil tersenyum, Rangga hanya diam, mungkin memang benar pernikahan politik atau bisnis yah...!!” batin rangga.

Setelah ariel kembali mereka pun terlibat perbincangan tentang acara besok, mereka sesekali tertawa-tawa. Setelah selesai berbincang mereka pun bubar,  Eza dan Sheilla  kembali kekantor Billy, Ariel dan indra pergi, Rangga mengambil Hpnya dan menekan nomer Michelle, dia mendengar nada sambung dengan wajah tersenyum senang.

Michelle masih larut dalam pikirannya yang melayang kemana-mana, billy melanjutkan pekerjaannya, dia sudah disibukkan lagi dengan berkas-berkas. Tiba-tiba HP michelle berdering, Michelle kaget dan mengangkat telponnya

“haloo.. ya Mas...” kata Michelle, Billy  menganggat wajahnya dari laptop, matanya menatap tajam ke arah Michelle.

“Kamu ada acara enggak ntar Sore.??” Kata rangga,

“soree.. enggak ada kayaknya mas.. ada apa??” kata Michelle dia tidak menyadari tatapan tajam Billy. Soalnya Michelle masih melihat keluar jendela.

“ ada yang aku mau omongin ke kamu.. kita ketemu yah di Mall xxx..” kata Rangga,

“oooo.. Bisa Mas, iyaa.. kebetulan saya juga mau kasih sesuatu ama mas...kita ketemu disana ..” kata michele, Billy makin tajam menatap Michelle

“oke kita ketemu disana..” kata Rangga dengn senyum bahagia, nanti dia akan bertemu Michelle. Batinnya senang

“Bye..” michelle menutup telponya.

“siapa..??” tanya Billy, Michelle kaget dan melihat billy, keningnya berkerut aneh dengan tatapan billy

“kayaknya kamu enggak harus tau deh..” kata Michelle ringan,

“pacar loe yang waktu itu..” billy menatap michelle lekat

“Gue gak pernah mencampuri urusan pribadi loe.. kyknya loe juga gak perlu campuri urusan peribadi gue..” kata Michelle tegas, Billy kesal, ada kemarahan, tapi dia tahan karena dia tidak tau kenapa harus marah.


BERSAMBUNG...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar