Senin, 08 September 2014

BilChell LOVE STORY
BAB 32

Billy menatap takjud dengan pemandangan didepan matanya. Michelle bediri didepannya dengan dreass biru bawahan kembang yang panjangnya diatas  lutut, warna biru dan corak bunga-bunga kecil memancarkan kemulusan kulit Michelle. Rambutnya di tarik kebelakang didikat ekor kuda, Make up minimalis dengan hanya polesan bedak tipis dan lispstik warna pink menghiasi bibir mungilnya. Michelle benar-benar kelihatan cantik dan manis. Billy menatapnya tak berkedip, Michelle heran melihat billy menatapnya, dia melihat dirinya sendiri pada kaca yang ada dilemari diruang tamu.

“apa sebegitu aneh yah??? Kok Billy ngeliatin gue aneh begitu..” pikir michelle sambil melihat kaca didepannya. Marsya melihat mereka dari jauh, dia tersenyum puas, Michelle memang terlihat manis dengan gaun itu, gaun itu memancarkan kecantikannya, “kalau ajah rambutnya digerai, dan kacamata itu dibuang... waaaoooww... Pasti akan terlihat menakjubkan.” Batin Marsya, Tapi keputusan Michelle benar, terlalu cepat untuk menunjukkan wajah aslinya, marsya tersenyum, kisah mereka akan jadi kisah yang menarik nih, Pikir Marsya.

“Billy..” teriak Michelle sambil mengibas-ngibaskan tangannya di muka billy, billy kaget dan salah tingkah.

“loe lamunin apa sih..??” tanya Michelle dengan kening berkerut..”jadi pegi gak??’ Tanya dia dengan tatapan mata heran, Billy membalikkan badannya dan pergi  meninggalkan Michelle. Michelle kaget dan berlari mengejarnya. Billy benar-benar salah tingkah. Dia melangkahkan kakinya cepat-cepat tidak ingin Michelle malihat wajahnya yang sudah memerah.

“tunggu gue dong...” kata Michelle mengejarnya dibelakang

“Loe lama amat sih,..” kata billy sambil membuka pintu mobil.

“Loe gak liat gue pake highhell...??? susah tau???” kata Michelle manyun, dan billy cepat-cepat memalingkan wajahnya. “kenapa ni cewek jadi cantik walau manyun...?? oohh.. ada yang salah ama Otak gue malam ini..” kata Billy dalam hati.

Michelle membuka pintu mobil dan masuk kedalam. Didalam mobil michelle duduk dengan manis, tak ada suara, yang ada hanya suara musik Make you beutiful nya one direction. Michelle menikmati pemandangan yang mereka lalui, sementara billy menyetir dengan pelan, sesekali dia melirik Michelle. Michelle yang begitu cantik malam ini.

“Billy..” panggil Michelle, sueranya terdengar lembut ditelinganya, Michelle memang jarang memanggil namanya.

“hmmm... apa..” jawab Billy, dia pun menjawab michelle lembut, Michelle memandang billy heran

“loe gak jemput pacar loe???kalau loe mau jemput gue gak masalah kok...” kata Michelle, tiba-tiba Michelle teringat Ariel, “itu Cewek bisa kebakaran jenggot kalau liat gue datang sama billy..” kata Michelle males memikirkannya, karena michelle tidak ingin ada keributan.

“ Gue udah suruh Temen gue udah jemput si Arieil..” kata billy singkat, Michelle memandangnya dengan heran, “ini cowok kok seenaknya ajah yah???? Masa ceweknya sendiri di acuhin gitu??’ batin michelle heran. Billy tetap menyetir dengan santai, tak peduli dengan keheranan Michelle.

Ariel sedang dandan, dia memakai gaun merah yang seksi, dengan kerah lebar ke dada tapi bahu nya tertutup kain brokat. Ariel terlihat Seksi dengan lipstik merah dan bulu mata badai.. dia memutar-mutar dirinya didepan cermin,

“Sempurna..” katanya senang pada diri sendiri.

“Ariel udah dijemput tuh.. “ kata Mamanya dari luar

Ariel tersenyum senang, billy sudah datang, “ariel pergi dulu ya mah..” katanya setengah berteriak meninggalkan rumah. Tapi kesenangannya tiba-tiba memudar, saat dia lihat siapa yang datang, Indra

“Billy mana?? “ tanya Ariel menahan amarah

“dia suruh gue jemput loe.. katanya dia gak bisa jemput..” kata Indra, Ariel menahan amarahnya, dia kesal, tapi dia masuk juga ke mobil indra. dia tahu Ariel sedang marah, makanya dia lebih memilih diam.

Sesampainya dipakiran, Michelle segera turun dari mobil, dia mengambil HP dari tas mungilnya, Michelle menelepon Shilla, Billy menutup pintu mobil

“Loe dimana, gue udah nyampe neh..?? “ tanya Michelle

“udah Loe masuk ajah.. gue didalam neh..” kata Shilla ringan

“ngapain loe didalam, ??? “ kata Michelle heran

“udah jangan banyak nanya.. loe masuk ajah terus..” kata Shilla

“yah ngapain??? Kita kan mau pergi ke acaranya Mas Rangga..” kata Michelle, Mendengar nama Rangga, Billy menghentikan langkahnya, jadi yang ngasih undangan ke Michelle itu rangga, dan yang ketemu michelle di mall itu rangga juga??.. Pikir billy kaget. Dia berhenti menunggu michelle dan menatap michelle tajam.

“Acara pembukaan cefe rangga ama cafenya billy itu sama tempatnya.. jadi sekarang loe masuk deh... jangan nanya-nanya lagi .. ntar didalam ajah loe nanyanya..” kata Shilla. Saat akan bertanya lagi Shilla malah menutup Telponnya, Michelle memandang dengan heran. Dia sibuk mengutak-atik Hpnya, berjalan tampa melihat kedepan, sehingga michelle pun menabrak billy didepannya.

“ngapain sih berhenti ditengah jalan..” kata Michelle kesal,

“loe yang jalan yang gak liat- liat.. udah deh simpan HP loe.. kita masuk, kata billy menarik tangan michelle dan masuk kedalam. Semua mata menatap billy dan michelle saat mereka memasuki ruangan, Eza melihat Michelle sambil tersenyum, Sheilla mencibir malas, Ariel menatap dengan mata penuh kemarahan, dan rangga menatap dengan rasa Heran dan Binggung “kenapa Michelle bisa datang dengan Billy” batinya bertanya. Michelle risih dan melepaskan tangan billy, dia berhenti, billy berhenti dan menatapnya

“ngapain loe berhenti..” kata billy, “ayoo ..” billy menepuk halus punggung michelle menyuruhnya jalan.michelle jalan, sambil matanya tak henti mencari-cari sosok Shilla. Dan akhirnya dia menemukan Shilla sedang mengobrol Asik dengan 2 orang cowok dipojokan. Michelle akan berjalan menghampirinya, tapi Shilla keburu melihatnya dan dia pun meninggalkan 2 orang temen ngobrolnya dan menghampiri Michelle. Eza dan  Sheilla duluan menghampiri mereka.

“haloo ... Michelle.. kamu nampak cantik malam ini???” kata Eza tersenyum, Michelle balas tersenyum dan menyambut tangan Eza, mereka bersalaman

“terima kasih..” kata Michelle tersenyum, dan cepat-cepat menarik tangannya soalnya Sheilla menatapnya dengan pandangan menyeramkan.

“Cantikk..??? kambing kalua dibedaki juga cantik..” kata Billy, sebel melihat Michelle senyum-senyum dengan Eza, Michelle kesal mendengar Billy, tapi dia berusaha sabar.

“Michelle.. Cella” panggil Shilla dan Rangga bersamaan.. rangga menatap heran kearah mereka, Michelle juga heran menatap rangga dan Shilla

“ Kenalin rangga.. ini Michelle tunangan Gue..” kata Billy mantap, Rangga kaget mendengarnnya. Michelle menatap billy dengan kesal, ngapain diumumin sih, apa dia gak nyadar itu si Ariel dari tadi udah liat kesini dengan mata tukang jangal yang lagi ngasah pisau..” batin Michelle.

“ini rangga... rekan bisnis gue.. dan dia juga salah satu owner cafe ini bareng Gue dan Eza... “ kata Billy, menatap tajam Rangga.

“udah kenal.. gak perlu dikenalin lagi..” kata Michelle ketus, Sheilla dan Eza menatap heran.

“Iya kita udah kenal...” Rangga menimpali setelah dia sudah bisa menguasai hatinya lagi.

“Dan ini sahabat Gue Ashilla, ..” kata Michelle mengenalkan Shilla

“panggil ajah Shilla” billy menjulurkan tangan dan Mereka bersalaman

“gue Billy..”billy tersenyum ramah, Michelle mendegus kesal kearah billy. Di kejauhan Indra menatap Heran, dengan situasi yang dia lihat, kikuk dan kaku. Areil berjalan menghampiri mereka, Indra mengikutinya dari belakang.

“hai sayang..” sapanya sambil mengandeng lengan billy dan mengelayut manja. Michelle hanya menatapnya sekilas tapi dia lebih memilih cuek. Shilla melonggo melihat kejadian didepannya, bukan karena kejadiannya sih tapi karena siapa yang dia liat mengelayut manja ke Billy. Sheilla, Ludya dan tamara tertawa mengejek michelle, tapi dia lebih memilih tak peduli, dia menarik tangan Shilla untuk pergi ke tempat makanan.

“gue lapar neh..”kata Michelle, menganbil makanannya, dipikiran shilla sudah timbul banyak pertanyannya, tapi dia telan kembali, “nanti gue nanya.. sekarang waktunya makan..” kata Shilla dalam hati.

Billy menatap Michelle dari kejauhan. Dia hanya memberikan Ekspresi datar ke arah Ariel, tapi dia juga tidak melepaskan Gandengan Ariel, dia tidak mau Ariel histeris disini dan menyakiti Michelle.

Shilla dan Michelle berdiri dipojok ruangan, tak tahan dengan rasa penasaranyan, akhirnya Shilla buka suara.

“jadi pacarnya tunangann loe itu si nenek sihir ituu..???” kata Shilla setengah tak percaya

“billy dan pacarnya yang loe sebut nenek sihir itu namanya Areil..” kata Michelle, Shilla memang paling kesal dengan Ariel saat kejadian di Mall waktu itu. dia mengeleng-gelengkan kepalanya, Michelle menatap heran

“kenapa Loe..”  tanya Michelle

“oohh... Michelle.. kenapa nasib loe apes banget sih.. dikelilingi cewek-cewek bar-bar itu..” kata Shilla prihatin. Michelle tersenyum menatap sahabatnya. “tapi tunangan Loe itu ganteng banget... cool abiss..” kata Shilla Tersenyum centil

“ Ganteng apa nya??? Menyebalkan iya..!!” kata Michelle cemberut, Shila tersenyum.

“tapi dunia ini begitu sempit yah??? Siapa kira kalau ternyata Rangga juga temennya tunangan Loe si Billy itu..” kata Shille

“iyaa.. gue juga gak nyangka... “kata Michelle melihat rangga dan Billy yang sedang berbincang dengan Tamu.

“tapi mungkin ini memang jalan takdir Loe... bertemu dengan mereka berdua dan orang orang itu..” kata Shilla sambil menatap ke arah mereka sedang berada.

“iyaa.. entah apa yang akan gue lalui nanti... “ kata Michelle, Shilla memandang Michelle

“Gue harap yang loe lalui nanti membawa kebahagiaan buat Loe..” kata Shilla tulus, Michelle terseyum memandang sahabatnya.

“tapi ngomong-ngomong tadi loe ngomong ama siapa??’ tanya Michelle

“ohhh.. kakak kelas gue di kampus.. untung ada mereka kalau enggak gue bisa mati kutu disini gak ada yang gue kenal..” kata Shilla ringan

Lagi Asik mengobrol Rangga menghampiri mereka “ Asik banget sih kalian ngobrolnya..” kata  Rangga

“ehh mas rangga..” Bersamaan mereka menyebut rangga, rangga mengangkat alisnya lucu, Shilla dan Michelle saling tatap dan mereka pun tertawa.

“Gak nyangka kalau kamu itu tunangannya Billy..” kata rangga, Michelle tersenyum

“ Aku juga gak nyangka kok Mas..hehehe..” Michelle tersenyum, rangga ikut tersenyum, shilla tertawa mendengarnya

“iya mas.. mana nyangka dia.. dari pembokat naik pangkat jadi calon nyonya Pengusaha kaya.. “ kata Shilla menggoda michelle, Michelle cemberut

“iyaa.. hidup gue kayak roller Coaster ajah.. “ kata michelle menganggkat bahu, Shilla dan rangga tersenyum. Mereka mengobrol dengan akrab dan Asik. Billy lagi-lagi menatap dari kejauhan, menatap dengan tajam, “kelihatannya rangga begitu akrab dengan Michelle..dimana dan bagaimana mereka bertemu??” biily bertanya dalam hatinya. Ternyata Bukan billy saja yang penasaran, Eza dan Sheilla juga penasaran melihat keakraban mereka.

Tapi karena begitu banyak tamu-tamu yang datang mereka harus menemani tamu-tamu, sehingga rasa penasaran itu pun mereka simpan.

“wwaahh za.. bagus banget Cafe loe.. Designnya menarik banget... boleh dunk kenalin dengan design interiornya..??” tanya temen Eza

“aahh,, kebetulan orangnya ada disini.. dia Owner cafe kita juga..” kata Eza, dia melambaikan tangannya ke arah Rangga

“mas.. dipanggil tuh kayaknya..” kata Michelle, Rangga menoleh,

“ ooh.. iyaa.. Aku kesana dulu yah.. kalian nikmati ajah acara nya..” kata Rangga pergi meninggalkan mereka. Mereka berdua mengangguk dan tersenyum pada Rangga.

“ini ada yang mau kenalan ama Loe.. “ kata Eza..” ini design interiornya..” kata Eza

“ooohh.. salam kenal.. Design cafenya bagus banget..” kata Temen eza

“terima kasih, tapi ini bukan murni ide gue, gue dibantu oleh temen gue....” Rangga tersenyum, temen Eza hanya manggut manggut.

“Dari kemarin loe selalu bilang kalau ide ini bukan dari loe.!!” Eza heran. “ sebenarnya ide siapa sih??” tanya Eza

“Ide Michelle..” kata rangga yakin, semua menatap heran, tak  percaya bahwa Michelle mempunyai selera sebagus ini, eza, shella, Ariel, Ludya, tamara dan Indra bahkan billy juga menatap penuh keheran.  Tapi tatapan Billy sedikit berbeda, dia heran dan tak percaya bukan karena selera michelle tapi sebegitu akrabkan Michelle dan rangga sampai mereka bisa berbagi ide..??? hatinya bertanya, sekarang hati dan pikirannya dipenuhi dengan pertanyaan-pertanyaan.

Sementara Michelle masih mengobrol dengan Shilla, dia tidak menyadari kalau dia dibicarakan dan diperhatikan oleh mereka. Saat dengan mengobrol tiba-tiba HP Shilla berdering.

“haloo... Iyaa kak.. apaa... oohh ya udah deh.. aku balik sekarang...” kata Shilla segera menutup telponya. Wajahnya sedikit khawatir

“Gue harus balik sekarang... mertuanya kak Bima masuk rumah sakit,” kata Shilla

“gue ikut.. jangan tinggalin gue sendiri..” kata Michelle memohon, Shilla tertawa melihatnya

“ada tunangan loe dsini, Gebetan loe juga ada.. dan Loe malam ini cantik banget.. jadi loe gak perlu takut..” kata Shilla tersenyum dan Michelle pun tersenyum mendengar perkataan sahabatnya, mereka pun cipika-cipiki terus Shilla pun berlalu pergi. Tinggal michelle sendirian di pojokan.

Shilla berjalan dengan buru-buru, lalu tiba-tiba langkahnya terhenti, indra mencegahnya pergi

“ada apa??’ tanya Shilla tenang, Indra heran, ini anak otaknya semana sih?? Masa udah ketemu berkali-kali tapi enggak ingat?? Batin indra.

“kenapa Loe gak nelpon Gue??” tanya indra, Shilla memandang Indra heran “bukannya loe bilang gue harus bawa mobil loe kebengkel??’ tanya Indra, Shilla masih berpikir keras, dan akhirnya dia ingat cowok yang nabrak dia kemarin

“Ooh iyaa.. maaf, nomor telpon kamu kebuang..” kata Shilla ringan, dia pun pergi meninggalkan Indra, sekarang dia lagi buru-buru, jadi malas menanggapi indra. Indra malah menghalanginya. Shilla kesal, dia hampir saja menendang kaki indra lagi. Indra sudah menutup matanya siap menghindar, tapi akhirnya Shilla tak jadi menendangnya.

“ ooo iyaa.. gue ingat sekarang loe orang yang dua kali gue tendang.. “ kata Shilla polos, Indra melonggo “  tapi maaf Gue lagi buru-buru... Jadi masalah utang piutang kapan-kapan kita selesaikan..” Shilla berlalu meninggalkan  Indra yang terbebgong-bengong dibuat Shilla.

Michelle memandang keseliling ruangan, Billy dan rangga sedang sibuk mengobrol dengan teman-teman mereka, makan yang berlebihan, temu-tamu orang kaya yang memakai baju dan segala Atribut kemewahan, Michelle marasa asing ditempat ini, dia pun melihat ada tangga di sampingnya, dia menenggok keatas, Penasaran tangga ini akan membawanya kemana, dia pun menaiki tangga itu, dan ternyata tangga itu membanwanya ke Atap yang sudah disulap jadi taman, indah. Michelle pun duduk dibangku taman dan menatap pemandangan indah disekelilingnya, Malam sudah larut suara musik makin keras terdengar dari bawah, buat mereka mungkin pasta baru dimulai. Michelle tidak terbiasa dengan pesta seperti itu “bersyukur aku menumukan tempat ini..”  pikirnya sambil menatap bintang.

“Ngapain kamu sendirian disini..” Michelle menolah ternyata Rangga

“ehh mas,,,” gak papa mas.. Cuma sumpek  ajah di bawah..”katanya tersenyum

“kamu gak suka pesta yah??” tanya Rangga, Michelle mangangguk.

“Bukan dunia saya mas..” kata Michelle sambil menatap langit .

“trus sekarang saya harus panggil apa ini??? Michelle?? Atau Cella??” kata Rangga, Michelle kaget, dia lupa kalau saat dirumah rangga dia memakai nama Cella.

“maaf mas.. nama asli saya Michelle.. tapi kalau mas mau panggil Cella boleh juga kok..” kata Michelle tersenyum malu.

“mulai sekarang saya panggil Michelle ajah yah..” kata Rangga tersenyum, michelle hanya mengangguk malu.

“Taman ini bagus Mas.. “ kata Michelle menatap sekelilingnya.

“iyaa.. aku sengaja membuat taman ini.. untuk melepaskan penat saat lelah..” kata rangga, Michelle mengangguk dan menatap pohon-pohon cemara yang berjejer  didepan gedung ini, cemara itu bergoyang ditiup angin, michelle memandangi pemandangan itu lekat. Rangga menatap Michelle di sampingnya, tadi betapa kagetnya dia saat mendengar kalau tunangan billy adalah Michelle, dia berusaha menahan kegolak dihatinya, ada sendu menghiasai mata Rangga. Rangga merusaha menahan gejolak dihatinya, Saat ini dia tak ingin minta lebih, yang dia mau hanya bisa berada didekat michelle seperti ini, dia ingin michelle merasa nyaman di dekatnya. Dia sebenarnya ingin bertanya kenapa dia melilih jalan ini, tapi dia menelan rasa penasarannya, tak ingin  membuat michelle tak nyaman Dan dia berharap Billy tak akan membuat Michelle terluka nantinya.

“oooh iya mas..  Ini..” Michelle teringat akan Amplop yang harus dia berikan pada rangga.

“apa ini..” tanya rangga

“ini utang uang gaji itu mas... aku kan gak kerja dirumah mas lagi,, jadi ini uangnya aku kembalikan..” kata michelle menyerahkan uang itu, tapi rangga menolaknya.

“Engga usah kamu kembalikan, aku udah ikhlas kok anggap ajah bonus.. selama ini kamu udah bantuin aku..” kata rangga menolak amplop itu

“enggak bisa mas... aku gak mau..” kata Michelle memaksa rangga menerimanya,

“tapi Michelle..” kata Rangga, belum sempat dia melanjutkan bicaranya michelle memegang tangan rangga dengan kedua tanggannya, supaya rangga tidak menolak lagi amplopnya.

“aku akan merasa tidak nyaman mas.. kalau mas tidak menerima ini..” kata Michelle menatap rangga Serius, rangga tak berdaya. dia menatap Michelle lekat, dia bahagia bisa sedekat ini dengan Michelle. Untuk beberapa saat mereka saling tatap, dan tangan michelle masih memengang tangan Rangga.

“sedang apa kalian di Sini..???” .......


BERSAMBUNG.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar