Senin, 08 September 2014

BilChell LOVE STORY
BAB 15

Billy, Eza, Indra, Ariel, Tamara dan Lutya sedang duduk santai disebuah cafe, Sheila belum sampai, mereka berbincang-bincang akrab, dan  Ariel masih mengelayut manja didekat Billy tapi seperti biasa Billy tetap menanggapinya dengan wajah tanpa ekspresi.

“Loe... Udah gak Bete lagi Billy...” Indra bertanya pada Billy.

“Berkat Loe... Tapi kayaknya masih ada sisa deh dikit Bete Gue..” Jawab Billy, dia tersenyum pada indra, indra melihat heran “Tapi bete gue pasti bakalan langsung ilang kalau loe jadi lawan tanding Gue nanti di latihan Tekwando..”

Indra langsung lemas mendengar perkataan Billy “Tapi Bill.. Gue gak bisa, nanti gue ada jadwal pemotretan.. hmm...trus harus ketemu klien... trus,,” Indra Gugup.

“Ehh... jadi Loe gak mau..??? apa Loe mau gue narik sahan gue di Studio loe..??” Billy melihat dengan tatapan serius, dan Indra lagi-lagi melihat Eza memelas, meminta pertolongan. Indra memang punya studio, dia seorang Fotografer terkenal.

“Iyaa Bill... Tarik ajah, lagian ngapain sih invest di Studionya si Indra... jarang dapat Job gitu..” Eza malah memperkeruh suasana, indra Kesal. Indra sudah kelihatan kebingungan, “kalau gue iyain bisa-bisa gue tinggal nama, semalam itu ajah gue udah bersyukur banget masih hidup... tapi kalau nanti latihan Tekwando??? Apa mungkin gue seberuntung tadi malam.. Tapi kalau gue tolak bisa-bisa studio gue gulung tikar..” Indra kelihatan bingung, tapi Eza dan Billy malah  tersenyum saling memandang melihat kebingungan indra.

“Iyaa deh.. gue bersedia..” dengan lemah Indra menyetujuinya. Dia terlihat putus asa.

“Huahahahhaaaaa...” Tawa Billy dan Eza meledak bersamaan.

“Loe itu pengecut banget sih Draa..” Kata Eza disela tawanya

“Jadi loe bedua ngerjain Gue...??” Indra kesal dan ngambek. Billy masih tertawa dengan puasnya.

“memangnya kamu kenapa Bete sayang...” Ariel bertanya pada billy,

“Bukan apa-apa..” kata billy kemudian. Ariel kesal, Billy selalu seperti ini selama mereka pacaran billy begitu tertutup dia gak pernah membahas atau menceritakan hal apapun dengan Ariel, jangan kan masalah pribadi masalah kerjaanpun tidak pernah hanya ariel saja yang Aktif cerita ini itu, sedangkan billy gak pernah bercerita, kalau pun ada hanya jika ditanya dan jawabannyapun sesingkat mungkin.

Itu Sheilla” Tamara  berkata sambil melambaikan tangan. Eza dan yang lainya menoleh, Sheilla berjalan mendekati mereka. Dan dia pun duduk mengehmpaskan tubuhnya kekursi disamping eza. Sheilla terlihat cemberut.

“Kamu kenapa Sheilla..” Tanya Eza yang melihat Sheilla manyun.

“tadi pas dalam perjalannan kesini aku tuh hampir kecelakaan nabrak orang sedang bersepeda..” Katanya, Eza kaget. “Tapi untungnya hampir.. dan gak terjadi apa-apa..” katanya lagi.

“trus kenapa Loe kesal..??” Billy bertanya

“Kesal Gue... itu cowok malah nyelonong pergi gitu ajah..” sheiila manyun

“Kan bagus.... jadi dia gak mempermasalahkannya..” kata Eza

“Iya sih.. tapi sopan dikit dunk.. masa dia pergi gitu ajah padahal aku lagi ngomong..” Sheilla tidak terima dicuekin. Eza binggung menatap Sheilla.

“ Loe itu Cuma gak terima ada cowok yang  nyuekin Loe aja ... makanya loe Kesal..“ kata Billy mencibir Billy

“Iyaa dunk Gue kesal.. Masa cewek secantik Gue dicuekin gak dianggap lagi.. gak sopan banget tuh cowok... Rabun kali yah dia..” Sheilla malah ngomel gak karuan. Yang lain malah bengong liat Sheilla ngomel, Billy hanya mencibir Sheilla.

“Simple ajah... bagi dia loe itu gak cantik.. jelek malahan.. makanya dia mau pergi cepat-cepat dari loe..” Kata Billy mengejek Sheilla. Sheilla malah melemparkan kotak Tisue kearah Billy, untuk billy cepat mengelak dan kotak Tisue pun mendarat di kepala Indra.

“Awwww...” teriak Indra “Kenapa selalu gue sih yang kena..”indra kesal. Yang lain malah tertawa.

Michelle sedang berada di ruang NICU, dia mengenggem tangan Rendy dan mengelus-elusnya. Rendy sudah sedikit membaik, napasnya sudah lumayan lancar malaupun masih terdengar terengah-engah. Sesekali dia mengeliat ingin memindahkan selang oksigen dari hidungnya.

“jangan dicabut yah sayang... ini biar kamu cepat sembuh...” Michelle mencegahnya dan mengelus-elus tangannya. Randy hanya diam dan menatap michelle, Michelle mengelus-elus pipinya sambil tersenyum, walaupun hatinya sedih. Michelle terus mengelus-elus kepala rendy sampai akhirnya dia tertidur.

“Michelle..” Shilla memanggilnya, Michelle pun bangkit dan keluar ruangan NICU. Dan dilihatnya ibu panti berdiri disamping Shilla

“Ini ibu bawakan makanan.. sepertinya dari semalam kamu belum makan..” kata Ibu panti menyerahkan kotak makanan untuk Michelle, dan Michelle pun mengambilnya.

“terima kasih buk..” kata Michelle, ibu panti hanya mengangguk “loe udah makan Shill??” tanya Michelle ke Shilla,

“Belum ,, makanya ini jatah gue juga dibawa kok ama ibu..” shilla menunjukkan kotak makanannya sambil nyengir.
“Bagaimana Soal biaya Operasi Rendy???” ibu panti bertanya sambil menatap michelle,

“Belum ada buk, sedang saya usahakan.. pasti nanti ada jalan keluarnya..” kata Michelle meski pun binggung, tapi dia harus kelihatan yakin didepan ibu panti.

“Yayasan tidak bisa membantu soal ini,.. dan yayasan pun sedang sibuk dengan penggusuran itu..” kata ibu panti sedih

“trus bagaimana buk..??? soal pengusuran itu” kata Shilla
“Kita memang punya rumah kedua buat berjaga-jaga... tapi rumah itu terlalu sempit buat anak-anak, mgkn kalau kita tidak menemukan jalan keluarnya kita akan membagi mereka untuk diserahkan kebeberapa panti lain..” Ibu panti kelihatan begitu sedih, memisahkan mereka adalah cara paling sedih dan berat  yang harus diambil. Shilla dan michelle sedih mendengarnya, mereka menyesal tidak bisa berbuat apa-apa.

“maafkan saya buk. Dalam keadaan panti yang begini pun saya malah menyusahkan ibu..” ada rasa penyesalan Michelle karena sudah menambah beban ibu panti.

“Enggak apa-apa.. ini juga kewajiban saya.. Tapi Michelle lebih baik kamu kabarkan ini pada ibu meila.. kamu harus mengatakannya sebelum Rendy dioperasi..” Ibu panti menatap Michelle seriuas, ini juga salah satu yang menjadi beban pikirannya. “bagaimana cara mengatakannya tampa membuat kesehatan ibu menurun,,” batinnya

“Kalau kamu tidak mengatakannya dia pasti akan sangat sedih..” kata ibu panti lagi saat melihat michelle hanya diam.

“iyaa bu... sebelum Rendy dioperasi pasti Michelle bilang ke ibu..” katanya dan ibu panti mengangguk. Dan setelah percakapan itu Michelle dan Shilla kekantin menyantap makanan mereka.

Hari sudah hampir sore, Rangga keluar dari kamarnya. Dia melihat sekeliling, sudah bersih. Ada makanan di meja makan, dan ada sebuah catatan “Mas.. ini ada sedikit makanan.. dan maaf atas kelancangan saya tadi.. dan terima kasih atas gaji dimukanya, saya memang membutuhkannya...Cella...”. Rangga teringat kejadian tadi lagi, Ah.. tidak seharusnya dia membentak Cella, ini adalah Cerita masa lalu nya dan cella gak salah apa-apa. Rangga pun membuka tutup saji dan memakan makannanya.

Michelle sedang berjalan keluar rumah sakit menuju ke Cafe tempatnya bekerja. Saat sedang berada di halaman rumah sakit tiba-tiba Michelle melihat seorang nenek sedang kepayahan menaiki tangga, banyak orang yang lewat dan melihat tapi tidak ada yang menolong, kebanyakan orang-orang sekarang bersikap individualis, sibuk dengan dunia mereka sendiri, mereka yang melihat dalam hati pasti mengatakan “kasihan nenek itu..” tapi terkadang terlalu enggan untuk bergerak dan menolong.

Nenek itu sedang menepaki anak tangga satu demi satu dan saat tangga berikutnya tiba-tiba tubuhnya oleng dan dia akan jatuh tapi untunglah Michelle segera menangkapnya. Nenek itu kaget dan melihat Michelle lalu michelle hanya tersenyum.

“Nenek gak papa..??’ Tanya Michelle, nenek itu hanya mengangguk “Mari nek saya papah..” Michelle tersenyum

“Terima kasih..” nenek itu membalas senyuman Michelle, mereka pun berjalan menaiki tangga
Dan saat akan tiba didalam rumah sakit michelle bertanya “nenek mau kemana???”
“ooohh,,, saya mau ke bagian Ortopedi..” kata sang nenek masih memegang tangan Michelle.

“ OOO... kalau begitu mari saya antarin nenek kesana..” kata Michelle menawarkan diri
“Ohh.. nenek berterima kasih kalau kamu mau ngentarin..” kata nenek itu senang.

Sambil berjalan mereka mengobrol ringan, “ nenek udah lama lututnya sakit???” tanya michelle

“udah lumayan lama... namanya ajah orang tua.. jadi apa lagi sakitnya kalau bukan sakit tulang begini..” kata sang nenek

Michelle tersenyum mendengarnya “ tapi nenek gak kelihatan tua kok... masih cantik..” katanya lagi, tapi memang benar nenek ini cantik pasti mudanya cantik banget deh, pikir michelle.

“ ah kamu ini bisa ajah... yang cantik itu kamu.. masih muda lagi ..” kata nenek itu mengelus elus tangan Michelle.

“yang bilang aku cantik baru nenek loh.. biasanya orang selalu bilang aku ini lusuh.. munngkin mata  mereka pada rabun kali yah nek??? “ Michelle berkata sambil nyengir, dan mereka pun terawa bersama.

Sesampainya di ruang dokter ortopedi michelle mendudukkan sang nenek di kursi tunggu yang terdekat denga ruang dokter “Biar nenek gak terlalu jauh jalannya” pikir Michelle.

“Nek.. mana kartunya.. biar saya daftarin nenek..” kata Michelle, dan sang nenek pun mengeluarkan kartunya. Michelle mengambil kartu itu dan berjalan menuju tempat pendaftaran dan enggak lama kemudia Michelle kembali dan memeberikan kartu serta nomer antrian ke tangan sang nenek.

“Ini nek.. kartu dan Nomor antriannya.. nanti nenek tinggal tunggu dipanggil aja..” kata Michelle

“Terima kasih..”kata sang nenek mengambil kartu dan nomer itu.
“Maaf Nek saya gak bisa nemanin nenek....Nenek Bisa kan kalau sendiri..???” Tanya Michelle serius dan agak khawatir, tapi dia harus buru-buru kalau tidak bisa terlambat kerja.

“Bisa kok.. “jawab nenek  “Terima kasih kamu sudah membantu nenek, senang sekali  kita bisa bertemu ...” kata sambil tersenyum

“ saya juga senang bisa ketemu nenek..” Kata Michelle sambil tersenyum dengan manisnya, kemudian dia pamit mencium tangan sang nenek dan melambai tangan  lalu pergi.

Sang nenek hanya memandang kepergian Michelle sambil tersenyum “Senyum yang manis, anak yang cantik dan hatinya juga baik dan begitu hangat.. mudah-mudahan bisa bertemu dia lagi..” doa sang nenek dalam hati.


BERSAMBUNG........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar